7. Ngaku

903 127 11
                                    

"Ren, ren!"

"Hm?"

Wendy menghela nafas. "Malming keluar kuy?"

"Ikut!!" Sahut Seulgi yang mendengar ajakan Wendy.

"Kemana?" Malas Irene.

"Ya kemana kek, yang bisa jernihin pikiran lu," Jawab Wendy.

Seulgi mengangguk. "Bener-bener. Jangan mikirin cowo itu."

"Kayanya lebih enak sendiri deh, gua lagi pengen sendiri." Tolak Irene.

"Ya bagus malahan. Pokonya lu harus bersihin pikiran lu!" Wendy dan Seulgi tidak tahu kalau lelaki penguntit itu sudah memberi tahu namanya. Namun melihat Irene yang menjadi diam mereka berdua jadi khawatir.

Irene berpikir, sebenarnya dia sama sekali tidak peduli. Tapi karena kemarin lelaki penguntit itu memberi tahukan namanya.

"Kim Taehyung," Gumam Irene tidak sadar.

Nama itu yang dari kemarin memenuhi pikirannya.

"Siapa lu sebenernya?"

ㅡㅅㅡ

"KAU GILA?!" Pekik hermes berbadan bantet.

"No, i'm not." Jawab lelaki yang lebih tinggi santai.

"Taehyung! Kau tahu apa yang kau lakukan kan?" Pekik hermes bantet itu sekali lagi.

"Terus aku harus bagaimana, Jimin? Sebentar lagi aku juga akan menemui king untuk meminta ijin," Jelas Taehyung.

Jimin menahan tawa. "Dan apa? Kim? KIM? Bagaimana namamu mempunyai marga seperti manusia, membuat derajatmu turun saja."

"Aku juga membuat margaku!" Sahut Jungkook yang baru datang.

"Kalau kau dari lahir memang sudah tidak mempunyai derajat," Seru Jimin santai.

"YA!"

" 'YA!'? KAU MENG-'YA!'-KAN HYUNGMU?" Jimin menjadi emosi karena Jungkook yang tidak sopan.

"Kau menyebalkan!" Jungkook memajukan bibirnya.

"Mending kau urus hominidaemu saja. Kasian dia menjadi sial terus karenamu," Ucap Jimin sarcasm.

"Apa pedulimu?"

"Ck. Cukup-cukup!" Taehyung menengahi.

Tiba-tiba burung merpati terbang ke arahnya.

Dan Taehyung yang mengerti segera mengikuti arah perginya burung tersebut.

Sesampainya, Taehyung langsung berlutut dan menunduk.

Ada aturan terlarang yaitu tidak boleh menatap mata king Suga.

"Ada apa?" Tanya king Suga to the point.

"Saya mau meminta ijin untuk berinteraksi dengan hominidae saya," Jawab Taehyung to the point juga.

"Jadi kau sudah berinteraksi dengan manusia? Tidak heran dadamu berwarna merah," Kalau hermes bersalah, itu akan ditandai dengan dada yang merah.

Taehyung menunduk lebih dalam. "Saya bersalah,"

"Apa alasanmu untuk berinteraksi dengan mereka?" Tanya king Suga lagi.

"Hominidae saya bisa melihat saya. Awalnya saya sangat terkejut. Saya kira itu hanya sementara jadi saya kembali berada disekitarnya. Namun ternyata dia masih bisa melihat saya," Ucap Taehyung menjelaskan.

"Jadi sangat mustahil untuk saya memberikan faust kepadanya dengan sembunyi-sembunyi ataupun tidak berinteraksi." Lanjut Taehyung.

King Suga sedikit terkejut dan melebarkan matanya. Hanya sebentar.

"Siapa nama hominidaemu?"

"Irene. Irene, Bae."

King Suga mengangguk tersenyum. "Baiklah, aku akan memberimu keringanan untuk berinteraksi dengan hominidaemu."

"Terima kasih," Taehyung membungkuk.

"Tapi ingat, usahakan jangan sampai dia mengetahui identitasmu." King Suga menghela nafas. "Apalagi sampai jatuh cinta dengannya. Kau harus mengetahui posisimu,"

"Baik, Tuan!"

Ketika Taehyung hendak pergi, perkataan King Suga membuatnya sulit berjalan.

"Jaga Bae Irene baik-baik, Taehyung."

ㅡㅅㅡ

Irene melangkahkan kaki mungilnya ke sebuah pantai.

Dingin.

Tangannya merengkuh badannya sendiri. "Bego kenapa gua gak pake jaket."

Sesuai perkataan para sahabatnya, Irene setuju untuk merefresh otaknya sendirian di pantai.

Berharap kalau angin bisa membawa pergi pikiran anehnya.

Aroma laut pantai yang sangat tercium seakan menghipnotisnya untuk mendekat ke arah airnya.

Grep.

Dia merasakan ada jaket yang tergeletak di bahunya.

Kepalanya menoleh ke samping dan matanya langsung menangkap punggung lelaki yang dia hanya tahu namanya.

"Kim Taehyung?" Sapa Irene dengan rambut yang tertiup angin.

"Hm?" Deheman dari Taehyung adalah jawaban.

Irene nunduk. "Sebenernya lu itu kenapa sih. Tiba-tiba muncul, tiba-tiba ngilang."

"Lu gak tahu gimana perasaan gua liatnya? Gua ketakutan." Ucap Irene mendongak untuk melihat mata Taehyung.

Taehyung tidak bergeming.

"Iya, gua tahu kalo lu pikir gua gila karena mikir ketemu sama lu terus itu karena kesengajaan, padahal cuma kebetulan,"

"Tidak." Sahut Taehyung dengan cepat. "Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini."

Irene menatap Taehyung bengong. Mata indahnya kedip-kedip bingung.

Sedangkan yang di tatap hanya memasang muka datar dan tidak peduli.

"Lu kenapa kaku banget sih?" Ujar Irene tertawa. "Lu dari luar negeri ya?"

Sama sekali tidak ada perubahan ekspresi pada Taehyung.

Irene jadi merasa canggung. "Ekhem..."

"Aku minta maaf kalau aku seperti sedang menguntitmu," Irene yang baru mau berbicara sudah dipotong duluan oleh Taehyung.

"Ehㅡiya gak apa kok itu kan cuma kebetulanㅡ"

"Sudah aku bilang tidak ada yang namanya kebetulan!" Taehyung menjadi emosi dan kembali memotong omongan Irene.

Irene menggaruk tengkuknya. "Yaudah si, emang kalo bukan kebetulan apadong? Sengaja."

"Bukan sengaja. Tapi memang direncanakan." Jawab Taehyung.

"Terus? Lu emang rencana nguntit gua gitu?"

"Bukan, bukan menguntit."

Taehyung memalingkan wajahnya sebentar dan menggigit bibir bawahnya.







"Aku hanya ingin menjadi temanmu."

TBC.

i love vrene so much. bye.

the hermes√ +vreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang