HOW I

1.5K 160 58
                                    

Indikator:
1. Cerita ini hanya fiktif belaka
2. Pembaca mampu menerapkan hal-hal positif dan membuang hal negatif yang diserap dari cerita ini
3. Cerita ini bertujuan untuk hiburan semata
4. Cerita ini dibuat bukan untuk diduga-duga tanpa alasan yang jelas.
5. Para pembaca memahami bahwa tidak semua informasi dalam cerita ini benar adanya
6. Cerita ini dibuat dengan kemungkinan adanya akhir yang tak menyenangkan/menyenangkan/tidak jelas

Ditulis pada tanggal 22 Juli 2017. Dan seiring dengan perkembangannya, hingga saat ini dan untuk seterusnya.

 Dan seiring dengan perkembangannya, hingga saat ini dan untuk seterusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap. Tempat ini gelap sekali. Dan aku tidak bohong. Ketika aku membuka mataku, yang kulihat hanyalah kegelapan. Untuk sesaat aku tak bisa mencerna apa yang sedang terjadi, yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi.

Saat itu aku tak mampu berpikir jernih sebab aku sudah panik lebih dulu begitu menyadari bahwa alih-alih berada di kamar rumah sakit, aku malah berada di... kamar mayat.

"Hai."

Aku tersentak dan menoleh ke segala arah, mencari asal suara itu dengan lebih panik lagi seolah kenyataan bahwa ini kamar mayat tak cukup buatku, "Siapa?!"

"Tenang, tenang. Kecilkan suaramu. Kau bisa membangunkan yang lain nanti."

Aku menyipitkan mataku, tapi di dalam kegelapan, aku takkan bisa lihat apa-apa bahkan setelah mataku menghilang.

"Siapa kau?"

"Aku?" Ulangnya. "Kau."

"Apa maksudmu, aku adalah kau?" Tanyaku waspada.

Aku tak mendengar langkah suara apapun. Aku yakin. Tapi tiba-tiba saja, ia sudah ada di depan ranjangku. Ketika kusadari bahwa aku tak mengenakan apapun di balik kain yang menyelimutiku, aku langsung terbelalak dan memeluk kain itu erat-erat.

"Ini gelap, aku takkan bisa melihatmu. Begitu juga kau."

"Bohong. Kau takkan mengatakan hal itu jika kau tak lihat apapun!"

"Terserah. Aku hanya mendengar suara-suara yang aku yakin, itu berasal darimu," katanya ringan.

"Mau apa kau? Siapa kau?" Aku mulai panik lagi.

"Aku Zach."

"Dan...? Siapa kau?"

"Teman barumu?"

Aku mendengus, "Kau bahkan tak tahu siapa aku."

"Aku tahu. Kau Kalia."

Kalia? Apa?

Aku melotot, "Apa? Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku melihat papan namamu."

"KAU BISA MELIHAT? KAU BILANG--"

Did I Die?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang