HOW XVIII

300 32 10
                                    

Mengikat dan terikat. Itu sudah merupakan hakikat manusia, sebagai sepasang kutub yang bertolak belakang, namun tak pernah berhenti tarik-menarik.

 Itu sudah merupakan hakikat manusia, sebagai sepasang kutub yang bertolak belakang, namun tak pernah berhenti tarik-menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seseorang yang datang ke dalam kehidupanmu akan terus terikat bersamamu."

Aku membuka mulutku untuk bertanya, tapi ia sudah lebih dulu berpaling dan menunjuk orang lain.

Apa orang ini baru saja meramalku? Tapi apa maksud perkataannya itu? Siapa orang yang datang itu? Apa itu berarti Troy yang datang? Atau seseorang itu... Zach?

"Huh?" Dengus Laine. "Aku sedikit terpukau tadi. Tapi sekarang aku menyesal karena mereka memanggilku kemari untuk hal bodoh ini."

"Apa maksudmu?"

"Seseorang yang datang... siapa? Troy? Ia bahkan tak ada di sini."

"Laine--"

"Lupakan saja soal itu, Kai. Orang itu tidak tahu apapun," tandasnya.

Atau sebenarnya, kaulah yang tak tahu apapun, Laine. Karena keberadaan Troy sangatlah berarti untukku. Tapi melihatnya di sini, juga bukan keinginanku.

"Ayo, cepat," Laine menarik tanganku dan kami kembali ke tempat duduk kami seperti sebelumnya.

"Adaapatadi?" Tanya Yoara dengan sangat bersemangat.

Laine memutar bola matanya, "Tidak ada. Hanya ramalan seorang gypsi yang konyol."

Itu ramalan? Aku bahkan tidak tahu bahwa yang ia katakan adalah ramalan atau kenyataan.

Selama dua jam berikutnya, kami duduk di sana dan mendengarkan si gypsi -nama yang di berikan oleh Laine- meramal orang-orang. Yoara sudah sekitar 10 kali mengeluh soal punggungnya yang sakit karena terus duduk di tempat ini. Sedangkan Laine sedang berakting selayaknya ia tak mendengar apapun.

Tap.

"Kalia."

Ketika seseorang menepuk pundakku, aku langsung menoleh dan melihat Zach bersama Ryan di sana.

"Hei."

"Kami ingin kembali ke gedung asrama sekarang. Kau mau ikut? Atau masih tahan mendengar ocehan perempuan itu?" Tunjuknya.

"Sekarang?" Tanyaku. "Tapi acara ini belum selesai. Bagaimana jika Miss McKenna ingin kita kembali ke kelasnya?"

"Tidak. Tadi kudengar, semua kelas di bubarkan setelah ini karena para guru harus mengadakan rapat penting yang kuduga, berkaitan dengan ulah kalian berdua," Ryan melirik aku dan Zach. "Oh, maksudku, bertiga," tambahnya begitu melihat Laine.

Laine menaikan sebelah alisnya, "Apa kau baru saja membicarakan aku?"

"Oh, aku yakin Ryan tidak bermaksud begitu," kataku berusaha menyelamatkan Ryan dari malaikat mautnya, Laine.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Did I Die?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang