HOW XVII

150 20 4
                                    

Aku ingin mengakhiri perang dingin ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin mengakhiri perang dingin ini. Bersama Troy, aku mungkin memang merasakan kebahagiaan yang tak pernah diberikan orang lain padaku. Tapi bersama Rachel dan Nadine, mereka membuatku tahu rasanya tidak sendirian.

Dan ketika mereka pergi, aku kehilangan segalanya. Aku sendirian.

"Rachel, kumohon dengarkan aku, sekali ini saja. Kupikir kita harus bicara."

"Dan kupikir, kita tidak perlu bicara," Rachel berdiri dari kursi meja makan tapi sebelum ia meninggalkan ruang makan, aku menghalangi jalannya.

"Rachel...."

"Pergilah."

"Aku ingin berubah. Dan jika aku ingin berubah, apa aku harus disalahkan atas kesalahanku sebelumnya?"

Rachel bersedekap dada dan memandangiku dari bawah hingga ke atas, "Memangnya kau mau berubah?" Sindirnya melihat aku sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Troy.

Aku membuka mulutku, untuk membantah. Tapi suara klakson di luar rumah Rachel dan teriakkan-teriakkan dari teman-teman Troy membuatku membatalkan niatku.

"Lihat? Mereka datang seperti itu. Dan aku tidak tahu kau akan pulang seperti apa. Kau mungkin berubah, tapi tidak ke arah yang lebih baik. Selamat bersenang-senang."

"Rachel, aku--" aku tidak tahu harus berkata apa lagi, dan pada akhirnya, akulah yang pertama kali berbalik dan melangkah pergi.

•••

Festival kembang api itu tidak benar-benar dapat disebut festival. Karena sebenarnya tiket dan acara ini dirancang sendiri oleh teman-teman Troy. Terutama si pemilik gedung tempat kami melihat kembang api sekarang, Devio.

Gedung ini merupakan tempat bermain billiard dan beberapa permainan yang 'seru' lainnya. Entahlah, aku belum pernah ke tempat-tempat seperti ini sebelumnya. Di beberapa lantai yang kami lewati, sangat kental akan asap rokok. Tapi sepertinya mereka biasa saja, bahkan Troy bilang ini adalah markas mereka.

"Ini."

Ketika aku sedang memperhatikan teman-teman Troy duduk bersila dan bermain kartu tak jauh dariku, seseorang tiba-tiba saja mengulurkan susu strawberry kepadaku. Aku menoleh dan melihat Troy sedang mengulurkan susu itu padaku.

Aku bisa tersedak jika saja aku sedang memakan sesuatu, "Darimana kau mendapatkannya?" Tanyaku seraya menerimanya.

Troy duduk di sampingku, "Thalia yang membawakannya," ia menunjuk Thalia yang bergabung dengan teman-temannya yang lain. "Tidak suka bermain kartu?"

Aku menggeleng, "Sepertinya seru. Tapi aku tidak bisa bermain."

Troy menaikan sebelah alisnya, "Tidak bisa bermain?"

"Aku tidak mengerti," kataku yang sudah malu setengah mati. "Ngomong-ngomong, terima kasih sudah mengajakku kemari."

Troy mengangguk, "Tempat ini memang menyenangkan. Aku selalu datang kemari setiap kali aku bertengkar dengan orangtuaku. Aku tidak tahan dengan semua yang terjadi di rumah dan Devio selalu memberiku ruang di sini."

Did I Die?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang