HOW XV

231 32 8
                                    

Ada kalanya, kita perlu mendengarkan tanpa berbicara

"Kau ingin memesan sesuatu?" Tanya Troy yang tadi langsung menculikku begitu aku keluar dari toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau ingin memesan sesuatu?" Tanya Troy yang tadi langsung menculikku begitu aku keluar dari toilet.

Maksudku, ia menarikku dan mengajakku makan bersamanya di kantin. Aku ingin menolak karena tahu ia pasti akan bersama teman-temannya, tapi Troy bilang, "Jika kau tidak nyaman, mereka akan pergi."

Dan aku tidak mungkin mengusir teman-teman Troy. Jadi aku melarangnya mengusir teman-temannya dan terpaksa ikut dengannya meski aku takut pada kecanggungan yang mungkin timbul nantinya.

"Aku susu strawberry saja," kataku.

Troy menaikan sebelah alisnya dan mengangguk sedikit lebih pelan, "Oke?"

"Ya."

"Itu teman-temanku, duduk saja di sana, mereka akan bersikap baik padamu," katanya ke arah kumpulan teman-temannya yang sedang tertawa dan melambaikan tangan ke arah kami.

Aku menatapnya ragu, tapi Troy mengangguk begitu yakin. Dan aku tidak menolak. Aku hanya berusaha untuk berjalan sepelan mungkin. Tapi ternyata aku sudah sampai.

Seorang perempuan langsung berdiri dan mendudukkan aku di kursi yang kosong, "Hei," sapanya. "Aku Lona. Senang melihat tamu baru kita," ia tersenyum miring dan duduk di hadapanku.

Aku tidak berani menatap mereka satu-persatu. Aku hanya melirik Lona sebentar dan menatap meja kami, "Aku... aku tidak tahu apa aku mengganggu kalian, tapi aku minta maaf jika--"

"Astaga, apa itu?" Lona menggeleng. "Siapa namamu?"

"Uhm, Kaikala."

"Nah, Kaikala, kau tahu, kau ini memang... sangat berbeda dari tamu-tamu kami sebelumnya," kata Lona. "Mereka bahkan tak berpikir dua kali untuk melangkah kemari dan duduk tanpa diminta."

"Benar, kau memang... jauh. Jauh sekali dari mereka," celetuk perempuan lain, dan mereka semua tertawa. "Ngomong-ngomong, aku Leia."

"Aku--"

"Kaikala, kami sudah tahu," potong lelaki di samping Leia, "santai saja. Kami memang tidak suka kelakuan tamu-tamu yang sebelumnya, tapi bukan berarti kami suka mengajarimu cara bergaul dengan kami. Jadi, anggap saja kami ini temanmu, lakukan saja semua hal semaumu."

"Aku hanya... uhm," aku menggeleng. "Mungkin tak terbiasa."

"Kalau begitu kau harus membiasakan dirimu," kata lelaki lain di sana. "Apa ia perlu melihat contohnya? Atau kita ajak saja ia sekalian?" Tanyanya kepada Lona.

Lona mengangkat bahunya dan tersenyum miring, "Malam ini kau ikut kan?"

"Apa?"

"Festival kembang api."

"Oh, sepertinya ya."

"Bagus," katanya. "Kau harus datang dan kami akan menunjukkan padamu bagaimana cara kami bergaul."

Did I Die?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang