Jeonghan

2K 79 2
                                    

"Hei! Apa kamu akan terus mengetik apa yang saya katakan?"

Bukan aku kan? Bukan kan? Bukan pasti bukan

"YOO JIAH!"

Aku langsung mengangkat kepalaku karena sedikit terkejut yang namaku tiba tiba dipanggil.

"iyaa pak?" tanyaku sedikit pelan namun dapat didengar.

"berhenti mengetik dan perhatikan apa yang saya jelaskan!"

"baik pak"

Ahhhh double sial aku! Tugasku yang seharusnya di kumpulkan sekarang terkena air, saat aku di kamar mandi. Sekarang aku malah dibentak oleh dosenku sendiri. Bagaimana jadinya nanti jika aku tak mengumpulkannya????

Aargghh!!! Aku memukul kepalaku pelan karna kecerobahan dan kebodohanku. Padahal Aku sudah semester 5. Tapi kecerobohanku belum berkurang.

Rasanya riwayatku hari ini benar benar habis di tangan dosen galak ini.

"tugas yang saya berikan 2 hari yang lalu segera di kumpulkan ke saya hari ini. Paling lambat jam 5 sore. Sekian hari ini, terima kasih"

Aku melotot mendengar perkataannya. 5 sore????? Aku bahkan masih di bab 3 karna tidak sempat mengetik tadi.

"Jiah, ayo makan?"

"eoh.. Kamu duluan ya, aku harus menyelesaikan ini. Maafkan aku"

"ahhh baiklah"

Lihatlah? Aku bahkan menolak ajakan makan dari temanku. Baiklah Jiah, mari kita segera selesaikan ini agar kau tidak kena hukuman, atau kena marah dari dosen Yoon.

.

"mas, jilidnya jangan lama lama dong. Saya buru buru nih, tinggal 5 menit lagi waktu saya"

"iyaa mbak. Sebentar yaa, nanti kalo nggak rapi mbaknya kena marah loh"

Aku memutar kedua bola mataku malas. Halah, dari pada terlambat lebih baik nggak rapi.

"ini mbak, totalnya 6-"

"ini mas. Kembaliannya bawa aja dulu besok saya kesini lagi buat ngecetak tugas yang lain! Makasih mas!" aku segera manaruh uang 10.000 won dan berlari masuk ke dalam area kampus.

Aku tak peduli jika ada yang melihatku bingung yang pasti aku tidak boleh terlambat walau semenitpun.

"aish!" aku harus menaiki tangga padahal waktu sudah menjukkan kurang 2 menit. Yang benar saja.

Sampai akhirnya aku berada di depan ruangannya. Aku segera mengetuk pintu di depanku ini

TOK TOK TOK

"masuk"

Aku mengambil nafas berat lalu mengeluarkannya perlahan dan segera masuk ke dalam ruangannya

Ku lihat dia sedang membaca tugas tugas dari mahasiswa lain

"ini pak tugas sa-"

"kau terlambat 1 menit 48 detik" katanya sambil menlihat jam yang melingkar di tangannya.

Aish, aku benar benar bisa gila hari ini.

"nilai tugasmu kali ini C" dia bersandar di kursinya dan menatapku dengan tatapan yang rasanya ingin ku tusuk saja. Hehehe sepertinya aku terlalu kejam, tidak tidak, aku hanya bercanda.

"loh pakkk, pak dengerin alasan saya dulu deh pak. Saya gak bermaksud untuk terlambat mengumpulkan, hanya saja saya harus mengetik ulang karna data saya yang hilang. Dan cetakan aslinya terkena air di kamar mandi. Saya kan nggak mungkin ngumpulin ke bapak yang bekas air kamar mandi"

"ohh, jadi tadi kamu sibuk mengetik tugas ini. Bukan sibuk mengetik apa yang saya jelaskan?"

"suara bapak saya rekam kok walaupun saya nggak ngetik penjelasan bapak tadi"

"setelah kamu rekam pasti nggak akan kamu dengarkan lagi kan? Sudahlah. Sini tugasmu." tangannya terulur untuk mengambil tugasku.

"pak, sekali ini pak. Jangan C untuk saya. Saya minta maaf atas kecerobohan saya, saya rela deh pak bapak kasih tugas tambahan. Paling nggak nilai saya B"

Dia terdiam. Tampak seperti berpikir dengan tawaranku. Astaga, bagaimana juga aku bisa menawarkan tugas tambahan. Tugasnya dia bisa berpuluh puluh halaman. Tapi itu lebih baik dari pada nilaiku C.

"baiklah. Kamu akan saya beri tugas"

Aku menghela nafasku legas

"tugasmu adalah menjadi istri dan ibu untuk anak anak saya nanti. Bisa kan?" katanya enteng.

UHUK UHUK

Mendengar perkataannya aku bahkan tersedak air liur sendiri. Yang benar saja? Dosen gila!

Aku menatapnya penuh selidik. Sedangkan dia masih menatapku yang entahlah. Tatapannya sulit untuk ku artikan.

"bapak bercanda kan?"

"apa saya terlihat sedang bercanda?"

Dia tidak terlihat seperti bercanda. Tapi ini gila! Aku bahkan membecinya!

"saya tau kamu tidak suka dengan saya karna sifat saya yang galak. Tapi itu memang saya lakukan agar mahasiswa saya disiplin. Saya tidak segalak yang kamu pikirkan" aku masih terdiam menatap matanya.

"Tugas ini saya berikan setelah kamu lulus. Jadi kamu punya waktu untuk memikirkan tugas saya ini dengan baik. Saya juga nggak akan maksa kamu. Kamu bebas mau menerima atau tidak. Tapi saya minta jawaban kamu nanti saat kamu wisuda, bagaimana?" tanyanya

"tapi pak-"

"nilai kamu tidak akan C. Nilai kamu B, tenang saja. Nilai dan proposal saya ke kamu saat ini berbeda. Saya tulus, jadi soal nilai saya akan fair"

"baiklah pak. Kalau begitu saya pulang dulu" aku pamit untuk pulang, namun saat aku mau membuka pintu. Tanganku di tahan olehnya

"pak Jeonghan?"

"hati hati dijalan. Saya harap kamu nggak akan nolak ini"

CUP

Mataku membulat sempurna karnanya.

"sudah ya. Jangan bengong terus. Kamu harus pulang, sudah sore" tangannya terulur untuk membukakan pintu.

Setelah keluar dari ruangan. Aku menyentuh kedua pipiku yang sekarang terasa terbakar. Aku benar benar malu. Dan seakan ada kupu kupu yang terbang disekitar perutku.

Apa apaan ini?!

Untuk pertama kalinya. Selain orang tuaku, ada yang mencium keningku. Aku menutup kedua wajah dan segera berlari menjauh dari depan ruangan itu.

"aku maluuuu"

Author pov
Dan didalam ruangannya, Jeonghan sedang tertawa bahagia mendengar teriakan mahasiswi kesayangannya itu.

Karna setelah sekian lama mencari kesempatan untuk mengutarakan, akhirnya hari ini adalah hari bersejarah baginya. Walau caranya yang terdengar tidak masuk akal karna menyangkut pautkan nilai. Yang penting, dia sudah mengutarakan perasaannya

END

AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang