S.Coups (Choi Seungcheol)

730 53 0
                                    

"YOO JIAH!"

Aku tersentak begitu mendengar namaku di panggil dengan keras. Aku rasa aku ketiduran

"Iya pak?" Tanyaku sambil berusaha mengumpulkan seluruh nyawaku yang entah tadi kemana saja

"Bagaimana kamu bisa tertidur di jam praktek biologi saya?! Yang lain sibuk mencari enzim di hati ayam kok kamu malah nyari enzim di mimpi???" Tanyanya sambil menatapku tajam.

Namanya pak Seungcheol, dia guru biologi. Marah marah sih, tapi masih sempetnya nyebut hal hal yang berbau pelajaran. Sabar Jiah sabar.

"Lari keliling lapangan 3x sekarang!" Suruhnya.

Aku mendengus pelan.

"Pak, jangan lari ya pak? Saya bener bener lagi nggak fit, makanya sampe ketiduran. Saya bisa menyelesaikan praktek ini dalam waktu 15 menit kok pak. Dengan hasil yang sempurna. Gimana pak?" Tawarku

"15 menit ditambah materi uji makanan"

"Loh pak???!" Suaraku meninggi

"Pilih lari atau praktek?" Tanyanya, dan apa itu? Senyum apa itu?!

"Praktek aja deh pak"

Dia makin tersenyum. Hiii, kok tiba tiba jadi merinding sih.

"Kalau gitu kamu ambil semua bahan dan alatnya. Park Yoomi, kamu pindah duduk di belakang ya, kamu kan tinggal nulis. Biar Jiah duduk di depan sini"

Ahhh tidak, kulihat Yoomi temanku mengangguk yang membuatku mau tak mau harus duduk di depannya. Itu berarti semua gerak gerikku akan di perhatikan. Kalau aku salah memasukkan larutan bagaimana? Kalau aku salah menulis bagaimana?

Oh tidak tidak. Aku tidak boleh pesimis. Dari pada aku lari, lebih baik aku praktek seperti ini.

"Okay anak anak. Waktunya tinggal 5 menit. Segera dibereskan dan catat seadanya. Nanti setelah selesai istirahat kalian bisa mengumpulkan hasil yang benar. Dan untuk kamu Jiah. Jangan harap bisa istirahat atau keluar dari lab biologi ini" katanya.

Aku mencoba untuk tetap fokus meskipun suara derap kaki terdengar di telingaku. Aku iri. Aku juga ingin istirahat, ke kantin, makan. Aku lapar.




Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Owh God! Aku baru saja menyelesaikan uji enzim hati setelah 10menit. Mana cukup uji makanan 5 menit?!

"Menyerah? Waktumu tinggal 5 menit loh"

"Tidak pak"

Kulirik sebentar pak Seungcheol dan dia hanya mengangguk anggukan kepalanya. Lalu masuk ke dalam ruang penyimpanan.

Aku segera kembali memfokuskan diriku. 5 menit harus cukup! Harus!

"Taruh saja ya. Saya tau kamu lapar" dia menarik pipet tetes yang sedang ku pegang.

"Loh pakk?? Pipet saya. Nanti waktu saya makin habis pak" rengekku

"Waktumu memang sudah habis. Makanlah ini, dari pada kamu pingsan"

Aku menatap kotak makan yang ada di depanku sekarang ini. Dia memberiku kotak makan? Dan menyuruhku berhenti melakukan uji makanan? Jangan jangan setelah aku memakan ini aku disuruh menebak berapa kandungan gizinya.

"Saya mau lanjutin uji makanan dulu deh pak. Habis gitu saya istirahat makan di kantin kan bisa. Ini bapak makan aja, ini pasti punya bapak"

"Saya sudah ada. Itu kamu taruh aja. Saya yakin kamu lapar kok, nanti bisa di lanjutin lagi. Tenang aja saya nggak nyuruh kamu buat uji makanan yang saya kasih ini"

Aku berpikir sejenak, sebenarnya enak juga sih. Lumayan kan, hitung hitung sekalian menghemat keuangan. Eh, tapi kalau didalamnya ada racun kan ngeri. Ih nggak ah

"Nggak masalah kok pak saya lapar, yang penting ini selesai"

"Saya yang bermasalah kalau kamu lapar"

Aku menatapnya tak percaya, apa hubungannya coba? Kan aku yang lapar.

"Setelah istirahat masih jam saya. Kalau kamu lapar, kamu pasti keluar dari jam saya untuk ke kantin. Kalau udah gitu, kamu baliknya lama. Nanti saya keburu kangen sama kamu"

Hah?

Ha?

Apa?

Apa pak?

Nggak salah nih pak?

"A-apa pak?"

"Hari ini Jumat, kalau kamu nggak ada di kelas saya. Nanti saya kangen sabtu minggu nggak ketemu kamu"

Aku menatapnya tak percaya. Nggak salah nih? Aku salah denger nggak sih?

"Pak Seungcheol?"

"Iya?"

"Bapak nggak salah ngomong nih? Bapak ngelindur ya?" Tanyaku memastikan

"Emangnya salah kalau ngomong kangen ke calon istri sendiri?" Tanyanya sambil tersenyum. Aduh bahaya ini kalau udah senyum.

"HAH?!" aku berteriak kaget di depan wajahnya langsung.

Dan beberapa detik kemudian. Segera, setelah sadar aku langsung menutup mulutku karna terlalu terkejut.

"Aduhhh. Calon istriku ini kenapa sih suka teriak? Yang lembut dong sayang" tangannya menepuk kepalaku.

Sayang?

Sayang???

SAYANG KATANYA?

"Bapak kenapa sih? Calon istri apa? Jelas jelas saya murid bapak"

"Hari minggu saya rencana ngelamar kamu langsung. Maaf yaa kalau tiba tiba mendadak, maaf juga kalau saya masih galak ke kamu tadi. Nanti kalau nggak saya gituin kamu pasti nggak akan disini sekarang"

What???!

Lamar???!!! Ngelamar???!!!!!!!!

"Ngelamar saya??"

"Iyaa sayang"

"Tapi saya nggak suka sama bapak" kataku terus terang. Emang aku nggak suka, aku mau nikah sama seseorang yang aku suka bukan karna paksaan.

"Lama kelamaan kamu pasti suka sama saya. Saya yakin kok, banyak murid cewek yang suka sama saya. Masa kamu nggak bisa suka sama saya?"

"Percaya diri banget sih pak" kataku

"Iya dong. Saya cuma gini ke kamu" dia mengedipkan sebelah matanya.

Nggak pak. Saya nggak bisa jatuh cinta dari kedipan. Karna saya nggak pernah percaya yang namanya cinta pandang pertama.

"Kamu makan gih. Biar saya yang beresin alat alatnya" bisiknya tiba tiba. Seketika aku langsung merinding mendengarnya.

Aduh pak. Jangan gini, bukannya saya suka malah saya geli sendiri.

Setelah dipikir pikir ulang. Aku memilih untuk memakan makanan dari pak Seungcheol hihihi lumayan lah.

Untuk urusan melamar dipikirin nanti aja deh. Yang penting aku makan.

Lagi pula siapa tau aku bisa suka sama pak Seungcheol kan lumayan, nggak perlu nyari calon suami lagi. Karna udah ada di depan mata. Mikirnya jadi seneng.

"Jangan senyum terus. Cepet dimakan sana" tangannya kembali menepuk kepalaku.

Iya deh pak makan saya makan. Hahahahaha

END
Hehehehe. Makan pakkk ini authornya juga pengen di kasih makan sama bapak ganteng wkwkwkwk

AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang