Mingyu pt. 2

388 41 1
                                    

Selama didalam mobil aku terus diam, Pak Mingyu tidak bertanya alamat rumahku, itu berarti dia tau. Jadi aku diam saja sambil terus menatap jalanan

"Jiah?" Panggilnya tiba-tiba

"Iyaa pak?"

"Apa ibumu dirumah?"

Ada rasa khawatir jika aku mengatakan tidak ada. Bagaimanapun pak Mingyu adalah pria dewasa, apa jadinya jika dia tau tidak ada orang dirumah?

"Biasanya ibu sudah pulang jam segini"

"Bagus lah, karena saya ingin berbicara sesuatu dengan ibumu" katanya.

Aku langsung menoleh menatapnya, apa aku tidak salah dengar? Apa aku melakukan suatu hal? Apa aku berbuat buruk disekolah?! Nilaiku cukup bagus padahal.

Dia hanya tersenyum menanggapi tatapanku.

"Saya cuma mau cerita sedikit, gak aneh-aneh kok" katanya lagi.

Ya, aku berusaha percaya padanya.

.

Dan begitu sampai di gedung apartemenku, dia juga langsung ikut turun dari mobil. Dalam hati aku berdoa, agar ibuku sudah pulang.

"Kamu tinggal sama orang tuamu disini?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Tunggu sebentar pak, saya buka dulu pintunya. Bisa..." kalimatku menggantung

"Ah iya iyaa"

Dan ternyata dia guru yang cukup peka.

Begitu ku buka pintu apartemen, syukurlah. Aku melihat sepatu ibuku

"Yoo Jiah? Dari mana saja kamu?" Tanya ibuku yang baru saja keluar dari kamarnya

"Hmm dari belajar di cafe dekat sekolah. Bu, ini ada pak Mingyu guru olah ragaku, katanya dia mau bicara sama ibu" kataku lalu langsung berlalu melewati ibuku dan masuk ke kamar.

Aku gak mau mendengar apapun yang mereka katakan. Tapi sebagai anak yang baik, aku tetap membuatkan minum dan membawa makanan kecil untuk ibuku dan pak Mingyu.

"Silahkan diminum" kataku, lalu menunduk dan pergi meninggalkan mereka.

Baru saja aku membuka pintu kamar, tiba-tiba~

"Jiah, sini sayang" ibuku memanggil. Tangannya mengisyaratkan aku untuk duduk di ruang tengah.

"Setelah lulus kamu langsung tunangan ya?"

"HAH?!" Gak salah denger nih?

"Mingyu ini ternyata anak dari kenalanannya ibu. Nah, ibu baru inget, kalo ibu sempet ngobrol bareng dan ngerencanain pertemuan keluarga. Tapi ibu juga baru tau kalo si Mingyu ini anak dari temennya ibu"

Ku lihat pak Mingyu hanya tersenyum terus dari tadi. Gila.

"Bu, aku masih mau kuliah. Aku gak mau dijodohin. Apalagi sama dia" aku langsung nunjuk pak Mingyu tanpa rasa bersalah.

Biarin, aku gak mau dijodohin intinya aku gak mau apalagi sama pak Mingyu. Gak.

"Heh yang sopan dong ke guru"

"Disini pak Mingyu sebagai laki-laki yang akan dijodohkan kan? Bukan sebagai guruku"

"Tapi dia tetap gurumu"

"Gak masalah bu, wajar Jiah nolak saya. Saya juga gak pernah deket sama dia"

Aku marah, biarin aja dih. Siapa juga yang mau dijodohin. Emang ini jaman apa? Masih ada acara dijodohin segala.

AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang