Wonwoo

891 53 2
                                    

⚠️

"Mas! Bisa gak sih sekali aja mas, senyum ke aku? Ke mahasiswi lain bisa ke aku kok gak bisa?!"

"Buat apa?"

"Mas! Aku ini istrimu!"

"Istri? Istri yang bahkan gak aku harapkan jadi istri"

"Perlukah aku pergi mas?"

"Silahkan"

"Mas pasti nyesel nantinya. Aku pergi"

.

Itu adalah pertengkaranku dengannya. Jeon Wonwoo, dia adalah dosen teknologi media, game dan piranti bergerak. Dosen apa itu? Aku sendiri nggak tau, karna aku bukan berasal dari jurusan teknik informatika. Aku dari teknik kimia.

Tapi sudahlah, yang kupermasalahkan sekarang bukan dosen apa dia, atau bekerja apa dia. Yang kupermasalahkan sekarang adalah, sudah 1 bulan aku tinggal dirumah temanku, dan Jeon Wonwoo yang berstatus suamiku tidak mencariku sama sekali.

Okay, okay aku tau. Aku tau kami menikah karna perjodohan. Tapi dia tidak menghargaiku sama sekali sebagai seorang istri. Aku salah besar sudah jatuh cinta dengannya. Sungguh aku benar benar menyesal mencintainya.

Pandangan pertama, dia begitu mempesona hingga aku jatuh cinta dengannya. Tapi setelah menikah semua berubah, dia tidak pernah menghargaiku sebagai seorang istri. Dia tidak menyapaku, tak pernah sarapan atau makan malam dirumah.

Dia juga tidak tersenyum padaku, padahal dengan mahasiswi yang lain dia begitu ramah. Murah senyum. Aku sungguh iri dan cemburu.

Selama 1 bulan, aku mati matian menghindarinya di kampus. Lucu, saat jurusanku yang berbeda tapi dengan mudahnya kami bertemu di kampus. Hingga aku harus masuk lewat pintu belakang, segera pulang menggunakan masker, dan semacamnya. Dengan begitu aku tak akan melihatnya tersenyum pada wanita lain.

Egois memang, tapi mau bagaimana lagi. Se egois apapun diriku, aku tak bisa memilikinya. Tapi aku yakin, cepat atau lambat dia akan mencintaiku lebih dari aku mencintainya. Dan cepat atau lambat dia akan menangis hanya karena diriku.

"Jiah, aku buat nasi goreng kimchi kesukaanmu. Ayo kita makan, ini sudah malam aku tak mau gendut"

"Aku datang Yoomi!"

Dia Yoomi, dia adalah sahabatku dari kecil. Dan disinilah aku bersamanya, awalnya dia tidak mengijinkanku, tapi mendengar ceritaku dia menerimaku untuk sementara waktu

"Masih tidak mau bertemu dengannya?" Tanyanya sambil menyendok makanan

"Biar dia yang menemukanku. Aku tak mau bertemu dengannya duluan"

"Aku baru ingat kalian beda 5 tahun, apa dia tidak akan berpikir kalau kamu akan kembali ke rumah?"

"Aku sudah bertekad bahwa dia sendiri yang akan menyesal"

"Lalu kenapa harus kabur? Tidak cerai saja sekalian"

Aku menghela nafasku pelan

"Karna aku mencintainya"

"gila"

"Eiii, kamu kan sudah tau bagaimana gilanya aku" kataku sambil memukul lengannya pelan

Ting tong

"Aku saja" Yoomi bangkit dari tempat duduknya dan segera membuka pintu. Sedangkan aku masih sibuk makan.

"Dimana Jiah?"

AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang