The 8

394 40 3
                                    

"Saya suka sama bapak"

"Hah?"

"Ah tauk deh pak. Saya permisi" aku keluar dari kelas itu dan segera berlari menuju kantin. Sebenarnya seluruh murid sudah ke kantin hanya aku saja yang ada di kelas untuk mengatakan hal gila pada guruku sendiri.

TING

'Nanti pulang jangan pulang, ada yang saya ingin bicarakan'

"Pak?" Panggilku, sambil menatapnya yang sedang duduk di kursiya.

"Masuklah" katanya sambil membalikkan kursinya.

"Pakk, saya tadi itu khilaf pak" kataku sambil menduduk karna malu melihatnya.

"Nggak khilafpun nggak masalah buat saya. Saya tau fakta tentang kamu yang menyukai saya sejak lama. Tapi apa kamu tau tentang fakta saya?" Tanyanya tajam.

Untuk pertama kalinya, aku melihat pak Myungho berbicara dengan tajam.

"Saya tau bapak nggak suka sama saya. Maafkan saya yang sudah lancang punya perasaan ke bapak, saya masih SMA mungkin karna saya memang lagi labil labilnya" jawabku sambil terus menunduk ke bawah.

Kudengar pak Myungho menghembuskan nafasnya berat

"Saya suka sama kamu. Sayang sama kamu lebih dari seorang guru ke murid. Tapi, saya nggak pantes disamping kamu" katanya yang sontak membuatku langsung menatapnya.

"Maafkan saya, tapi saya gak pantes sama kamu. Kamu anak baik, pintar juga. Kamu pantas mendapat yang lebih baik dari saya. Belajar yang rajin, jadi makin pinter. Supaya kamu dapet yang lebih baik dari saya. Sekarang kamu bisa keluar" katanya dingin.

Antara takut dan penasaran. Jujur aku ingin bertanya banyak hal, tapi aku juga takut.

"Saya permisi" kataku sambil menunduk.

Rasa takutku lebih besar.

Tapi mendengar apa yang dia katakan, membuatku tak ingin menyerah. Aku harus bisa mendapatkannya walau aku harus berjuang melawan waktu dan lainnya.

6 tahun kemudian

"Selamat pagi, saya Yoo Jiah, guru biologi baru disini. Mohon bimbingannya"

"Apa ada yang masih ingat Jiah ini? Dia ini dulu murid saya loh. Kalo gak salah dulu pak Myungho juga sempat ngajar biologinya Jiah 1 tahun"

Ya. Sekarang aku sudah 25 tahun, dan tekadku yang ingin mengejar Pak Myungho benar benar kuat. Sehingga aku berdiri disini. Dihadapannya dan seluruh rekan kerja guru. Sebagai guru baru disini, dan akan menjadi guru biologi bersama pak Myungho.

"Ya sudah Jiah, kamu sudah tau jadwalmu kan? Dibantu pak Myungho dulu ya. Saya pergi"

"Terima kasih"

Aku menatap pak Myungho yang dulunya adalah guruku sekarang justru rekan kerjaku. Wajahnya tidak berubah meskipun sudah kepala 3 umurnya. Kuharap dia belum menikah

"Apa kabar Jiah? Lama tidak bertemu"

"Baik pak, bapak apa kabar? Sudah punya istri?"

Katakanlah aku kurang ajar. Ya, aku memang kurang ajar. Jika aku tidak bertanya hal itu, maka aku tidak akan tau jawabannya. Dan tidak bisa memutuskan apa masih bisa mengejarnya atau tidak.

"Akan"

Aku tersenyum kecut

"Berarti aku harus merelakan bapak" kataku dengan senyum semanis mungkin

"Sebelum ini kamu gak merelakan saya gitu?"

"Kalo bapak sudah ada calon, saya bisa apa? Dari pada ngerusak mending saya mundur"

"Jangan mundur"

Katanya yang berhasil membuatku membulatkan mataku dengan lebar

"Saya gak nyangka kamu disini, memilih menjadi guru dan bertemu dengan saya lagi"

"Ini demi bapak"

"Kalau begitu jangan mundur demi saya juga"

Hah?

Ha?

HAH??!

"Kalo kamu maju demi saya. Maka saya akan maju demi kamu kali ini. Saya gak akan lari, gak akan pergi menjauh dengan alasan saya seperti dulu. Saya gak akan merelakan kamu. Jadi gimana?"

"Pak?"

"Nanti kita bicarakan lagi, sekarang kita harus ke kelas barumu"

.

Selama mengajar untungnya aku bisa fokus tanpa terganggu oleh semua perkataan pak Myungho. Meskipun sebenarnya aku sangat penasaran, apa dia masih mencintaiku? Apa dia akan memutuskan hubungan dengan calon istrinya itu dan lebih memilihku?

Dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 sore. Aku harus segera pulang.

Baru saja aku keluar dari pintu gerbang sekolah, sedan hitam berhenti di depanku.

"Jiah" panggil seseorang dari sedan hitam yang berhenti di depanku.

"Pak?"

"Saya antar pulang" tawarnya

Aku mengangguk. Mungkin dengan begini aku bisa mendengar alasannya.

"Jiah?"

"Ya?"

"Saya harap kamu mendengar cerita saya"

"Dengan senang hati"

"Saya gak punya calon. Dan saya masih mencintai kamu sampai detik ini. Maafkan saya yang  mundur. Saya mundur karna dulu saya pikir, akan menyakiti kamu dengan saya yang memiliki tunangan saat itu"

Aku tersentak saat mendengar kata tunangan. Lalu? Kemana tunangannya sekarang?

"Kalau kamu tanya kemana dia, sekarang dia sudah pergi ke tempat yang lebih baik. Dia sahabat saya, tapi ternyata dia punya perasaan lebih pada saya disaat kondisinya yang tidak baik. Yang akhirnya kami ditunangkan sebagai permintaan terakhirnya"

Aku menatap wajah pak Myungho yang masih terus bercerita

"Dan saat tahun kamu lulus, adalah tahun dimana dia pergi meninggalkan dunia ini selamanya. Paling tidak, saya sudah memberikan hadiah padanya sebelum dia pergi"

Katanya, kulihat ada cairan bening yang hampir keluar dari. Apa benar hanya sahabat? Lalu mengapa sampai menangis?

"Bapak gak punya perasaan lebih ke dia?"

"Gak pernah, hanya perasaan seorang sahabat saja. Saya sayang sama dia sebagai sahabat terbaik. Perasaan saya sudah buat kamu sejak pertama kali denganmu. Jadi yaa begitulah"

Aku menatapnya dalam dari tempat dudukku ini. Ku raih tangannya satu yang memegang kemudi.

Dia menatapku, menggenggam balik tanganku. Aku tersenyum, ku rasa aku memang tidak harusnya mundur. Aku sudah sejauh ini

"Kalau begitu saya maju"

Kataku dengan pasti. Dia yang tadinya menatap jalanan lurus, segera menatapku dan memarkirkan mobilnya ditepi jalan.

"Terima kasih" katanya lalu mencium lembut bibirku.

Dan percayalah, itu adalah ciuman pertamaku dari cinta pertamaku di SMA yang sekarang bertemu sebagai rekan kerja bukan guru dan murid.

END
Cerita ini kayaknya rada maksa sihh, sorry yaaa banyak gk dapet idenya.

Bingung, jujur selama kuliah ini gw kayak gk ada kejadian romantis2 gituuu, jadi bingung mau nge imajinasiin gimana. Akhir2 ini gw gak dapet suasana romantis sama sekali —" jadi gw pusing sendiri karna gk tau harus ngelanjutin gimana. Mana habis gini udh mau ngeluarin album baru si seventeen, tapi ini cerita gk beres2 sorryyyyy yaaaa

AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang