Hujan di Bulan Desember*

741 10 0
                                    


Di cangkir coklat panas, kau sisakan kecup bibirmu
Masih berbekas gincu merahmu
Masih terbau minyak wangimu
Kau layangkan selaksa kasih dalam rongga kosong
Telak ke dalam sukma

Ketika itu Agustus
Panas bedengkang
Kemarau berpacu dengan kobaran hasrat
Kau kecup bibirku, bukan aku yang memulai
Lembut tanganmu mengusap
Halus rambutmu kuusap

Ketika itu September
Masih membara gelora cinta
Kau mengukir tawa, melukis rasa
Kau lambungkan tinggi asmara

Ketika hujan bulan Desember
Kau jatuhkan dalam nestapa
Palung yang merongga mulai menganga
Kau mulai buat liang-liang luka
Kau basahi dengan air mata
Perih kurasa, sakit, mati saja

Tiba-tiba cinta sirna, gelora menciut, hati menyesak
Mengapa kau pernah mengukir rasa
Mengapa kau pernah layangkan selaksa kasih
Hingga akhirnya kau patahkan hati kerdil yang terlanjur bahagia ini

Di cangkir coklat panas
Kau sisakan cinta
Kucoba hapus dengan air hujan di bulan Desember senja

Teruntuk dikau yang pernah hadir
Bangil, 08 Desember 2017
Fithony Nine



(*) Dipublikasikan pada buku Love Lyric, Ellunar (2017), sebagai kontributor dalam lomba menulis puisi dengan tema Unexpected Love yang diselenggaran penerbit Ellunar.

Antologi Puisi SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang