Pelita

241 15 0
                                    

Selalu saja terlupa
Hidup yang tersia-sia
Terus terhina
Itu diriku

Selalu gelap gulita
Kelam tanpa bayang
Terus legam
Itu hatiku

Selalu berantakan kotor
Hancur terusak
Terus lebur
Itu jiwaku

Titik terang mendadak muncul
Tiba-tiba merangkul
Menyala hangat
Itu senyummu

Lalu kemana ia kini?
Mengapa cepat redup?
Bekas pun tak ada
Lupakah ia dimana jalan pulang?

Duhai pelita, mampukah menyala lagi?
Aku merindu di sini, tak tahu apa lagi
Duhai pelita, hangatkah kau lagi?
Lihat diri yang hina, hitam, hancur ini sendu terus tersia-sia, legam, lebur di tertawai ruang dan waktu

Teruntuk pelita
Kampung Inggris, 18 September 2017
Fithony Nine

Antologi Puisi SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang