" Ros, jangan lupa jendela di tutup," teriak mama sambil menutup pintu kamarku. Dan tiba-tiba pintu kamarku terbuka lagi," dan Ros, jangan terlalu malam, nanti masuk angin. Oke?" lanjut mama.
" Ya, maaa." dan pintu seketika sudah tertutup.
Akhir-akhir ini aku memang sering duduk di samping balkon kamarku yang menghadap kebelakang rumah. Apalagi di malam minggu. Dan aku hampir selalu ada di rumah pada saat malam minggu.
Bahkan tadi pagi ketika Angel dan kawan-kawan mengajak pergi nonton, aku menolaknya dan bilang hanya ingin di rumah saja. Dan ketika mereka tidak senang aku tidak ikut, mereka malah ingin main ke rumahku hari ini. Tetapi lagi-lagi aku menolak secara halus dengan bilang ' Cuma pengen di rumah sendirian saja '. Aku tahu aku tidak jujur, namun ya sudahlah. Toh aku bukannya menghindar, hanya ingin menyendiri saja untuk saat ini.
Walaupun sebenarnya aku sedang menunggu seseorang. Yup seorang cowok. Dia memang cukup tampan dan asyik diajak bicara, dan juga sepertinya berwawasan luas. Pertama kali aku tidak begitu ngeh dengan cowok ini, malahan dialah yang pertama kali melihatku.
Kejadiannya beberapa hari yang lalu.
Tanpa sengaja ketika aku sering duduk-duduk dibalkon kamarku, ia melihatku beberapa kali, sampai yang ketiga kalinya kami saling bertatapan, dan ia tersenyum manis. Keesokan malamnya dia lewat lagi dan tiba-tiba ia melempar sesuatu ke arahku. Dan ternyata ia melempar bunga disertai selipan kertas yang tertulis, boleh aku main ke rumahmu besok. Sampai sekarang aku tak percaya ternyata kebiasaanku bisa membawaku kepada cowok tersebut.
Keesokan harinya aku menunggu dia, namun kali ini aku menunggunya di depan rumahku. Namun sampai jam 10 malam ia tak kunjung datang kerumahku bahkan sepertinya ia tidak melintas di depan rumahku. Apa jangan-jangan dia berbohong, pikirku. Harusnya aku sadar jika kita jangan begitu saja percaya dengan cowok yang baru saja kita kenal.
Dan ketika kekecewaan mulai terasa, dengan rasa enggan aku kembali ke kamarku di atas. Namun baru saja aku masuk ada seorang cowok yang berdiri dibalkon kamarku disamping jendela. Aku hampir berteriak, karena aku pikir dia maling atau penjahat yang entah datang dari mana. Tetapi seulas senyum dan sapaan "Hai" membuat aku urung berteriak.
Ternyata dia cowok yang melempar bunga kemaren. Aku tidak tahu mengapa dia mendatangi kamarku, tetapi dia itu memang unik dan aku cukup menyukainya, layaknya pahlawan yang tiba-tiba mendatangi kekasihnya lewat jendela karena takut ketahuan oleh sang penjahat.
Dan tiba-tiba saja mukaku menjadi merah seketika.
Pertemuan itu memang singkat, hanya perkenalan nama namun dia meninggalkan sekotak kecil coklat yang kelihatannya sangat lezat, lalu ia pulang dengan jalan yang sama ketika ia datang. Dengan lincah ia menuruni pinggiran-pinggiran tembok rumahku dengan cekatan dan melompati tembok belakang rumah. Apakah dia Spiderman, pikirku melambung jauh ke dalam film-film Superhero yang pernah aku tonton.
Cowok itu adalah Tommy. Usia mungkin lima belas atau enam belas tahun, atau paling tidak dia sebaya denganku. Tampangnya cukup lucu, walau mungkin tidak setampan cowok gebetanku di sekolah, tetapi aku yakin dia cowok baik-baik. Aku baru melihatnya baru-baru ini. Seingatku baru tiga minggu yang lalu. Tetapi entah mengapa senyumnya selalu menarik perhatianku.
Aku tidak tahu rumahnya, tetapi dia tahu rumahku. Karena dari situlah awal kekagumanku. Dan kali ini aku akan bertemu lagi dengannya. Sabtu depan ia mengajak bertemu lagi di dekat ujung gang rumahku menjelang sore. Aku seperti tidak sabar untuk menunggu hari sabtu besok.
Dia sepertinya cowok yang cukup unik dan mungkin menyimpan banyak hal yang tidak semua orang tahu. Pernah terpikir olehku apa benar jangan-jangan dia seorang pahlawan yang sedang membutuhkan love interest. Aku kadang-kadang senyum-senyum sendiri memikirkannya. Tapi ya sudahlah toh besok sabtu kecurigaanku sepertinya berakhir.
t akul

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh
Teen FictionBintang jatuh membawa Rosa bertemu dengan Tommy, cowok yang selama ini didambakannya. Semenjak bertemu denagnnya, pikiran Rosa tidak pernah lepas dari Tommy, berikut kekagumannya. Tapi apakah Bintang Jatuh itu benar-benar nyata? Sebuah Novelet yang...