Eskul Majalah Sekolah

6 0 0
                                    

Weekend kemaren berlalu begitu singkat, atau hanya perasaanku saja, atau karena hubunganku dengan Tommy yang memang begitu cepat berlalu. Ah, sudahlah yang penting untuk saat ini aku hanya bisa memendam perasaanku yang begitu berbunga-bunga terhadap Tommy.

Karena pikiranku kembali ke rutinitas seperti biasa di sekolah. Hari ini aku menjadi tambah semangat belajar, bukan karena ada pelajaran kesukaanku, tetapi karena memikirkan masa depanku nanti, bahkan aku sudah mulai bermimpi untuk menjadi novelis, tetapi dari mana aku memulainya.

Dan jawabannya terlintas begitu saja ketika aku lewat depan ruang eskul majalah sekolah. Tanpa pikir panjang aku langsung mendaftar untuk menjadi anggota sambil berharap banyak tulisanku bisa dimuat di majalah sekolah. Di satu sisi aku ingin belajar dan di sisi lain aku juga tidak mau kalah dengan Tommy yang mempunyai hobi serius, dan bukan hanya sekedar hobi.

Setelah aku menjadi anggota eskul majalah sekolah, kehidupan sekolahku seperti berenergi, karena banyak hal yang aku dapat dari eskul ini, terutama masalah kemampuanku menulis artikel serta pembelajaran lainnya seperti editor, fotografi, komunikasi dan lain-lain.

Kadang eskul ini membuatku jarang berkumpul bareng dengan Eka, Angel dan Lusi, tetapi salah mereka sendiri tidak ikut eskul yang mereka suka.

Memang sejak masuk sekolah pertama kali sampai sekarang mereka sama sekali tidak tertarik ikut eskul, katanya hanya buang-buang waktu saja, karena masa depan masih jauh, nanti saja kalau sudah jadi mahasiswa baru diseriusin, bahkan kata mereka jika menjadi mahasiswa mereka rela ikut demo demi nama baik kampusnya, padahal dari tampang mereka saja, tidak cocok untuk berpanas-panasan, apalagi sampai berkoar-koar di jalanan.

" Mau makan bakso dulu nggak guys di ujung jalan sebelum pulang?" tanya Eka ketika baru saja keluar sekolah.

" Jangan bakso terus dong, gimana kalau roti bakar belakang sekolah aja?" Angel menawarkan option lain." Bosen kan bakso terus-terusan ."

" Sorry ya guys gue nggak bisa, gue mau ada rapat nih sama anggota majalah." aku yang tidak begitu tertarik langsung menolak dengan tegas.

" Rapat?" Eka bertanya seperti orang kebingungan. " Nggak biasa-biasanya deh, bukannya lu paling nggak tertarik ya sama hal-hal yang membosankan kayak gitu?" tambahnya.

" Nggak bosen kok, lagian itu kan sama aja kayak sharing. Yah hitung-hitung diskusi buat bahan yang mau kita liput untuk edisi majalah bulan depan." aku menjelaskan dengan serius.

" Kayaknya lu banyak berubah deh akhir-akhir ini Ros. Pertama, sekarang nggak cuma Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia saja pelajaran yang lu suka, kedua lu jadi aktif ikut organisasi, padahal dulu-dulu nggak begitu, ketiga beberapa hari ini setiap kita ajak kumpul jadi menghindar terus. Emang kita punya salah apa sih sama lu?" dengan nada bicara seperti itu Eka dkk mulai curiga dan merasakan ada yang tidak beres denganku.

" Nggak ada yang salah, cuma yah lagi nggak mau makan aja. Lagian kan eskul itu bagus tahu buat ngasah passion kita itu dimana, misal kalau lu suka nyanyi ikut tuh paduan suara atau idol sekolah. Lagian kan kita udah kelas dua jangan kebanyakan main terus. Kita juga harus mikirin masa depan kita mau dibawa kemana." aku bicara seolah-olah sudah menemukan masa depanku mau kemana.

" Kayak lagu aja Ros mau dibawa kemana. Hihihi." Lusi menimpali dengan tersenyum.

" Kayaknya ada yang lu sembunyiin deh dari kita," tanya Eka semakin curiga tidak seperti Lusi dan Angel yang menanggapi dengan santai. Dan selama ini memang feeling dia yang paling tajam," atau jangan-jangan ada anak majalah yang jadi gebetan lu?" Eka mulai menebak-nebak tidak karuan.

" Beneran nggak ada Ka, gue ikutan eskul cuma buat mengasah kemampuan aja nggak lebih, udah yah gue pergi dulu nanti gue telat datang rapat nih, malu kan soalnya gue anak baru, dan oh ya, kalau mau jalan-jalan, minggu depan aja yah, beneran minggu depan gue baru bisa. Oke guys." tanpa pikir panjang aku langsung melesat pulang diiringi kebisuan mereka.

Sebenarnya aku punya perasaan tidak enak dengan mereka, karena akhir-akhir ini aku memang jarang kumpul bareng seusai sekolah, paling-paling aku kumpul dengan mereka ketika jam istirahat, itu pun pikiranku entah kemana. Dan aku kadang hanya mengangguk-angguk saja kalau mereka sedang ngobrol tanpa tahu apa yang mereka bicarakan.

Memang benar sekarang aku sedang fokus dengan kegiatan eskulku yang kadang disuruh bikin tulisanlah, disuruh ngeliputlah, dan banyak lagi dan itu memang mengurangi porsi bermainku dengan teman-teman dekatku.

Walaupun sebenarnya aku juga mengajak mereka untuk ambil bagian dalam eskul majalah sekolah agar kita jadi sering kumpul bareng tetapi mereka tidak begitu tertarik. Bagi mereka sekolah ya cuma buat belajar setelah itu bermain atau kalau kata Angel " santai-santai dululah kita, nanti kalau sudah ujian akhir baru kita serius ".

Tapi di satu sisi aku masih teman dekat mereka dan selama ini hanya mereka bertigalah yang menjadi teman curhat dan teman mainku selama ini. Dan harusnya mereka mensupportku apapun yang aku lakukan, toh aku masih sering mengobrol dengan mereka walaupun jarang kumpul bareng sepulang sekolah. Jadi kadang aku merasa bersalah kalau ada yang sedang aku tutupi dari mereka.

Dan masalah hubunganku dengan Tommy, aku juga tidak bisa menyalahkannya karena ini memang bukan salahnya. Akunya saja yang memang tidak mau memberitahu kepada Eka dkk.

Karena aku ingin menikmati dulu kebersamaanku dengan Tommy tanpa harus dicekoki nasehat-nasehat teman-temanku yang kadang sok tahu dan terlalu ikut campur, atau mungkin malah mereka akan menertawakanku.

Lagipula hubunganku dengan Tommy baru saja dimulai, jadi untuk saat ini aku tidak bisa curhat apa-apa terlebih dahulu dengan mereka.

=EN-Ulcn

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang