Gara-gara Bekal Makan Siang

20 0 0
                                    

Sebenarnya kepalaku masih memikirkan kejadian sehabis lari pagi kemaren, tapi karena aku tidak satu sekolah dengan Tommy dan tidak akan bertemu dia di sekolah, jadi mungkin aku bisa sedikit-sedikit melupakan kejadian kemaren.

Tapi mengapa aku jadi kepikiran berlebihan, dan mengapa dia tidak menjawab rasa suka aku sama dia, atau jangan-jangan dia cuma menganggap aku hanya temannya saja tidak lebih, buktinya dia tidak kembali lagi ke rumahku untuk membalas rasa sayangku atau sekedar bicara sesuatu mengenai hubungan kami.

Atau mungkin dia menunggu pertemuan selanjutnya.

Aku jadi makin penasaran. Namun rasa penasaran itu langsung terjawab tatkala aku keluar rumah. Di depan pintu terdapat sebuah tas kertas berisikan kotak. Aku tidak tahu isi kotak itu sampai aku buka.

Dan ketika aku lihat ternyata isinya kotak makan untuk bekal ke sekolah dan segelas air putih seperti waktu TK dulu. Tapi siapa yang menaruhnya.

Kemudian aku langsung tanya ke mama, tetapi sebelum sempat terucap aku langsung tersadar, karena di balik tutup kotak makan itu tertulis note "Semoga makanan ini cukup sehat untuk bekal makan siang di sekolah".

Dan melihat tulisan ini aku langsung teringat tulisan-tulisan yang sebelumnya dikirimkan kepadaku. Ya Tuhan, apakah ini benar sebuah pertanda jawaban dari Tommy buat aku. Setelah kemaren dia menasehatiku masalah olahraga dan makanan bergizi. Dan semangkuk nasi bertabur abon dan sayuran, plus ayam kecap dan tak lupa buah pisang disampingnya.

Aduh mengapa dia selalu penuh dengan surprise. Aku tak pernah habis dibuatnya terkagum-kagum. Pokoknya senin pagi ini adalah moment terindahku masuk sekolah. Bahkan rasa ketika pertama kali masuk sekolah bisa dikalahkan dengan kejadian yang aku alami hari ini.

Dan sekarang aku yakin bahwa Tommy memang dikirimkan oleh Tuhan untuk membuat hari-hari di SMA ku lebih berwarna.

Hari ini memang tidak ada pelajaran favoritku tetapi entah mengapa aku senang-senang saja. Bahkan sebelum mulai pelajaran aku sempat mengngobrol dengan Eka dkk. Dan pada kali ini aku berusaha bersikap biasa saja agar tak ada yang curiga kepadaku.

" Kemaren minggu lu kemana?" tanya Angel kepada Lusi.

" Di rumah aja, main sama adik gue, kalau lu Ros?" aku sudah merasa kalau aku bakalan ditanya.

" Hmm...Sama di rumah aja. Soalnya ayah gue ulang tahun." aku jawab sebisaku.

" Nggak pergi makan di luar sekeluarga?" Eka bertanya balik karena penasaran.

" Nggak, kan mama gue udah bikin masakan special, resep baru, steak gitu deh."

" Ngomong-ngomong ulang tahun, kata si Merlin anak sebelah, kak Ricky hari ini ulang tahun loh." Angel mengingatkanku dengan gebetan lamaku.

" Terus kenapa kalau ulang tahun, dia kan kakak kelas, emangnya lu kenal?" Lusi jadi tambah bingung.

" Yah kayak nggak tahu aja, kak Ricky kan banyak yang suka, katanya nih dibangkunya udah banyak hadiah-hadiah gitu dari cewek-cewek." Eka menjelaskan.

" Lagian cowok setampan gitu nggak punya pacar, jadi aja banyak yang deketin. Coba kalau udah punya pacar pasti pada nggka berani ngasih-ngasih kado segala. Iya kan!" Lusi akhirnya baru paham kemana arah pembicaraan ini.

" Bisa aja sih masih ada yang ngasih, namanya juga fans, ya ceweknya harus pahamlah, emang gitu resiko pacaran sama orang populer." Eka tak mau kalah dalam berpendapat.

" By the way, lu nggak ikutan kasih kado Ros ke kak Ricky?" Angel berbicara seakan menggodaku.

" Hahh? Enggaklah lagian ngapain. Udah ah jangan ngomongin kak Ricky lagi. By the way gimana perkembangan hubungan lu Ngel sama Angga?" aku berusaha mengalihkan pembicaraan.

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang