Keesokan harinya di depan kamarku tergeletak sepucuk surat. Dan segera saja aku buka, ternyata surat itu dari Tommy. Sebenarnya aku sudah malas berhubungan dengannya, tetapi aku menghargai karena kasihan melihat hidupnya yang sekarang. Apalagi dengan keluarganya yang berantakan. Lalu aku baca suratnya dengan seksama.
Dear Rosa,
Sebelumnya aku mau minta maaf yang sebesar-besarnya karena telah berbohong soal orangtua, rumah dan sekolahku, tetapi aku memang suka fotografi dan menggambar. Atau lebih tepatnya dulu. Dulu aku sangat rajin, aktif dan orang yang ingin tahu banyak hal, sehingga aku mau belajar apa saja. Tetapi setelah orang tuaku bercerai, aku langsung shock, dan lagi ayahku tidak bisa membiayai homeschoolingku. Aku pun jadi tidak bisa kursus lagi karena membutuhkan biaya yang besar.
Aku sebenarnya ingin bangkit, karena aku tahu kalau orang berusaha pasti akan berhasil, tetapi aku sudah putus asa, sampai ketika aku sering pulang malam dan melihat kamu di depan kamarmu duduk-duduk memandangi langit. Aku benar-benar tenang melihat kamu setiap malam.
Aku merasa seperti ada motivasi lain untuk aku bangkit. Makanya aku berusaha mendekatimu, karena siapa tahu kamu bisa jadi penyemangatku. Akupun berusaha juga menjadi diriku yang dulu walau sebenarnya tujuannya sudah berbeda ketika bertemu kamu.
Tapi aku benar-benar sayang sama kamu. Aku harap kamu mengerti. Dan ketika kamu bilang kalau kamu suka denganku, sebenarnya aku sangat senang, tetapi aku sudah cukup berbohong banyak sama kamu, makanya aku tidak ingin bertemu dulu. Dan aku ingin bangkit terlebih dahulu, baru berani bertemu denganmu lagi.
Setelah membaca surat ini walau kamu sekarang benci denganku, aku harap kita bisa menjadi sahabat atau teman yang saling menguatkan. Hanya itu saja yang ingin aku sampaikan. Sebelumnya aku benar-benar minta maaf.
Dan masalah hadiah, aku sendiri tidak mengerti, tapi yang pasti aku pernah sekali melihat seorang cowok yang mengamatimu dari luar rumah juga, tapi aku tidak tahu siapa dia. Mungkin dialah pangeran yang kamu tunggu selama ini dalam pengharapan akan bintang jatuh. Terima kasih.
Salam sayang dari sahabatmu,
Tommy
Oh my God. Aku terharu dengan surat dari Tommy, tetapi ada sesuatu yang mengganjal, pertama tulisan ini berbeda dengan tulisan yang tertera di dalam hadiah-hadiah yang aku terima, dimana dia memang jujur tidak pernah memberikanku hadiah tersebut.
Kedua lalu siapa pengirim hadiah-hadiah itu? Ketiga cowok yang mengamatiku selain Tommy? Siapa? Otakku langsung berpikir keras. Berarti ada seorang cowok lagi selain Tommy yang menyukaiku.
Sebenarnya aku merasa senang dengan hal ini, cewek yang tidak begitu cantik dan populer seperti aku tetapi banyak yang menaruh hati. Apakah aku sedang bermimpi. Ini seperti mustahil. Ketika aku melihat surat ini dengan seksama, aku tersadar akan surat lain untukku.
Surat yang sampai sekarang masih berada di tangan Angel dan belum kuminta. Langsung saja aku whatsapp Angel untuk membawanya. Dan segera saja aku siap-siap berangkat sekolah dengan rasa tidak sabar.
Selama perjalanan ke sekolah, aku selalu kepikiran tentang surat yang berada di tangan Angel. Dan aku baru ingat itu surat dari kak Ricky. Apakah cowok yang selama ini melihatku di jendela selain Tommy adalah kak Ricky. Aku semakin penasaran.
Sesampainya di sekolah dengan tergesa-gesa aku menaiki tangga, dan tanpa sengaja menabrak seseorang di tangga sekolah. Dan ketika aku melihat siapa orangnya, jantungku berdetak tidak karuan. Dia ternyata adalah kak Ricky. Aku ingin menyapanya tetapi ragu, sampai akhirnya dia menyapaku duluan.
" Hati-hati kalau jalan Ros." katanya sambil menatapku.
" Oh, nggak, ini kayaknya tangganya licin kak." wajahku merah merona.
" Lagian ngapain sih buru-buru, jam masukkan masih dua puluh menit lagi."
" Oh iya, habisnya aku belum..." aku bingung mau berkata apa. Tadinya aku mau menjawab kalau aku belum mengerjakan tugas, tetapi aku malu, nanti dia menyangka aku adalah siswi yang malas dan suka mengerjakan PR di sekolah pagi-pagi.
" Belum ngerjain PR yah? Memangnya nggak sempet semalam. Makanya jangan sering ngelamun memandangin langit. Jadi lupa sama tugas sekolah deh." lalu dia pergi begitu saja sambil tersenyum.
Dan dari apa yang dia katakan " ngelamun memandangin langit " jantungku serasa mau copot dari organ tubuhku. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Jadi selama ini, dia memperhatikanku dari sekian banyak cewek yang mendekatinya.
Dan padahal dia adalah cowok pertama yang membuat aku terkesan, apalagi setelah kejadian dengan Tommy yang berakhir tragis. Tapi belum sempat aku meluapkan perasaanku, ternyata dari balik pintu kelas dekat tangga Angel senyum-senyum bersama Eka dan Lusi.
" Cieee... yang lagi jatuh cinta. Sama siapa nih, Tommy apa kak Ricky?" Angel berusaha meledek, begitu pula dengan Eka dan Lusi.
" Apaan sih, lu semua pada liatin gue yah dari balik pintu?" curang, pikirku, ternyata mereka memata-matainku dari balik pintu.
" Nggak cuma mata-matain lu aja, kita juga udah mata-matain surat lu. Sorry ya Ros, akhirnya gue buka dulu, soalnya pas lu whatsapp pagi-pagi, lu kayak penasaran gitu sama surat dari kak Ricky." mereka terus tertawa yang membuatku salah tingkah.
" Wah nggak sopan ya lu semua." aku agak sedikit kesal.
" Loh kan mulai sekarang nggak ada rahasia-rahasiaan antara kita. Lu kan udah janji. Hayo, nggak boleh kemakan omongan sendiri Ros." Lusi meledekku habis-habisan.
" Oh jadi gitu, tapi kan harusnya gue yang baca dulu, udah mana sini suratnya." dan kita tertawa bersama.
Pada akhirnya aku tidak marah dengan mereka, bagaimana aku bisa marah karena sekarang hatiku sedang berbunga-bunga. Inilah masalah SMA yang indah menurutku.
Dari pelajaran hubunganku dengan Tommy, aku bisa mengambil hikmahnya, dan dari kak Ricky, aku bisa mengerti apa itu rasa kekaguman terhadap seseorang. Dan dengan segala mimpi-mimpiku yang lain yang sedang menantiku.
Dan ternyata inilah jawaban dari bintang jatuhku.
The End

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh
Ficção AdolescenteBintang jatuh membawa Rosa bertemu dengan Tommy, cowok yang selama ini didambakannya. Semenjak bertemu denagnnya, pikiran Rosa tidak pernah lepas dari Tommy, berikut kekagumannya. Tapi apakah Bintang Jatuh itu benar-benar nyata? Sebuah Novelet yang...