Hari Jumat minggu depannya, ketika aku baru pulang ke rumah dari sekolah, Tommy datang menemuiku di depan rumahku dan mengajaku jalan besok sabtu, tanpa pikir panjang aku mengiyakan ajakannya.
Entah mengapa seperti ada magnet yang menarik otakku untuk tidak bisa menolaknya, sedangkan ketika teman-temanku mengajakku untuk jalan-jalan ke mall aku berpikir panjang terlebih dahulu walaupun akhirnya mengiyakan juga.
Dan ups, aku baru sadar kalau aku bukan doraemon yang bisa membelah diri menjadi dua dan berada di dua tempat yang berbeda dalam satu waktu. Karena sebelum aku mengiyakan pergi dengan Tommy, aku sudah berjanji jalan bareng dengan Eka dkk. Lalu tanpa pikir panjang segera saja aku menelpon balik Eka untuk membatalkan jalan-jalan besok.
" Halo Ka, ini gue Ros. Hmmm...." suaraku agak di rendahkan biar Eka iba denganku dan tidak marah.
" Iya gue tahu nih lu, kan udah kesimpen nomor lu di hp gue, kenapa memangnya." jawab Eka dengan agak kesal.
" Gue kayaknya besok nggak jadi jalan-jalan deh, gue ada perlu, mama gue besok arisan dan gue disuruh ikut. Soalnya arisannya di rumah bude yang di Tangerang, kakak mama gue yang pertama. Gimana dong." aku berharap Eka langsung mengerti tanpa membantah. Tapi ternyata dugaanku salah.
" Kenapa lu baru ngomong sih, nggak bilang dari tadi atau kemaren di sekolah. Lagian kan kita udah lama nggak keluar bareng. Sabtu kemaren lu juga nggak bisa karena ada liputan majalah." terdengar nada kesal sekali dari suara Eka.
" Sorry banget, gue juga baru inget soalnya. Dan lagi gue juga udah lama nggak ketemu saudara-saudara mama gue, yah sekalian silatuhrahim kan. Apalagi setiap kumpul keluarga gue ditanyain mulu." aku berusaha memohon dan bersikap sewajarnya agar kebohonganku tidak terdeteksi oleh Eka, karena dia orang yang paling curiga selama ini.
" Ya udahlah mau gimana lagi. Salam aja deh buat nyokap lu yah." bersamaan dengan ditutupnya telpon aku sangat lega. Jadi jalan-jalan besok aku pergi dengan tenang tanpa harus kepikiran dengan Eka dkk.
Dan hari esok yang aku tunggu akhirnya tiba. Tommy menjemputku tepat pukul sepuluh. Tadinya aku mengira dia menjemputku dengan mobil, karena aku melihat sekilas garasi rumahnya terdapat dua mobil yang cukup keren, yang satu mobil merk jepang mengkilat seperti baru beli dan yang satu lagi adalah mobil merk eropa yang tak lain tak bukan adalah mobil impian setiap cewek.
" Kita mau naik apa nih?" aku langsung menanyakan segera.
" Naik busway aja yuk. Biar nggak macet dan langsung nyampe." jawabannya agak kurang berkesan menurutku.
" Nggak capek?" memang sih kalau jalan dengan teman-teman aku juga selalu naik angkutan umum, tapi kan karena kita memang kere, tapi untuk seorang Tommy yang anak orang kaya masa mau naik angkutan umum.
" Udah biasa kok, lagian nanti aku sambil foto-foto, nih aku udah bawa kamera. Soalnya aku kan belum punya SIM masa mau naik motor atau mobil. Nanti ada razia polisi lagi." memang benar sih kalau belum 17 tahun pasti belum punya SIM, tapi ya sudahlah alasan dia memang masuk akal.
" Memang kamu keberatan?" dia bertanya balik takut tidak enak denganku.
" Enggak kok, aku juga sering naik busway."
Di perjalanan aku langsung bercerita mengenai sekolah dan eskul baruku, dan aku senang dia terkesan dengan apa yang aku lakukan. " Oh, bagus dong, jadi bisa diasah tulisan kamu." dia berbicara sambil memuji dan aku tersipu.
Setelah hampir satu jam berlalu akhirnya aku tahu kita mau kemana. Dan ternyata dia mengajakku jalan-jalan ke planetarium. Disana dia menunjukkan kesukaanya pada luar angkasa dengan segala rasi bintang yang ada, juga hal-hal berbau tata surya dan galaxy.
Dia menjelaskan mengenai beberapa rasi bintang, seperti rasi bintang pari atau biasa disebut crux, rasi bintang orion, rasi bintang biduk dan sebagainya. Dia juga menjelaskan mengenai teori-teori lubang hitam atau yang biasa disebut Black Hole. Aku sih yakin pernah mendengarnya di televisi, tetapi aku tidak begitu menyukainya ataupun memahaminya.
Dan dari penjelasan dan pengamatannya tentang benda-benda dan teori-teori luar angkasa terlihat bahwa dia sangat menyukai hal-hal yang berbau astronomi. Aku sebenarnya cukup menyukai astronomi, tetapi tidak sampai sedetail yang dia jelaskan, bahkan kadang dia percaya bahwa teori-teori tentang alien itu benar adanya bahwa mereka pernah datang ke bumi.
Dengan terdapatnya bukti-bukti yang berkembang di berita dan juga terlihatnya piring terbang yang tidak mungkin dibuat oleh manusia bumi. Dan seharusnya pemerintah tidak membantah bukti-bukti tersebut, malah seharusnya mereka membiayai penelitian jauh ke luar angkasa untuk membuktikannya.
Malah aku sempat berpikir dia adalah ketua perkumpulan mistis alien. Atau mungkin suatu saat dia akan menciptakan pesawat ruang angkasa yang sangat canggih dan terbang mencari tempat tinggal alien di luar angkasa dan memperkenalkannya kepada manusia. Sepintas aku tertawa membayangkannya.
Pada dasarnya memang aku sendiri juga suka mengamati langit, karena langit di malam hari itu sangat indah sekali. Dan ternyata begitu juga dengan Tommy.
Karena kalau tidak, mungkin kami takkan bisa jalan bareng seperti ini.
@#.l'

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh
Teen FictionBintang jatuh membawa Rosa bertemu dengan Tommy, cowok yang selama ini didambakannya. Semenjak bertemu denagnnya, pikiran Rosa tidak pernah lepas dari Tommy, berikut kekagumannya. Tapi apakah Bintang Jatuh itu benar-benar nyata? Sebuah Novelet yang...