Unfortunately

827 136 3
                                    

Jihoon merasa bersalah karena telah membuat Rosé menangis. Ia meyeka airmata yang mengalir di wajah Rosé.
Namun seketika pipi Rosé menjadi panas.

"Ah udahlah minggir sana." Rosé mengempaskan tanggan Jihoon yang berada di wajahnya, lalu ia berjalan ke lantai 1. Ia tak mau terlihat sedang blushing di depan Jihoon.

"Aduh bego banget gue, kenapa gue jadi blushing gini," ucap Rosé pada dirinya sendiri sambil menuruni tangga.

Jihoon yang masih merasa bersalah akhirnya mengikuti Rosé ke bawah untuk meminta maaf.

"Lo masih marah sama gue ?" Tanya Jihoon dengan muka penuh penyesalan.

"Menurut lo ?"

Rosé saat itu sedang berpura-pura mengerjakan soal. Karena ia ingin menganbaikan Jihoon.

"Bbsst! Lo ngitung kancing baju apa capcipcup jawab pilihan gandanya ?" Tanya Jihoon dengan menahan tawanya.

"Gu-gue ngitung beneran kok tadi," jawab Rosé mengelak.

"Tadi pas lo nangis ? Wkwk," ucap Jihoon sambil tertawa.

"Ih malesin banget lo! Gue pulang aja," kata Rosé sambil memberesi bukunya.

"Yaudah sana. Lo pulang mau jalan kaki ?" Tanya Jihoon sambil tersenyum.

"Gojek lah."

"Oh."

"Oh doang ?"

"Terus mau gue bilang apa ? 'Jangan naik gojek udah malem nanti kamu kenapa kenapa lagi. Sini gue anterin aja.' Gitu ?" Ucap Jihoon sambil ala-ala cowok ftv.

"JIHUN!! Lama-lama gue bisa edan sama lo," ucap Rosé kesal.

Rosé berjalan membuka pintu untuk keluar rumah. Baru saja ia akan memesan gojek ternyata hpnya mati karena.

"Ih sial banget gue hari ini. Kenapa harus mati sih," ucap Rosé lirih.

Jihoon berjalan keluar. "Gimana ? Udah otw belum pak gojeknya ?"

"Ga jadi. Gue mau naik angkot aja."

Rosé berjalan ke pintu gerbang. Tiba-tiba tangannya di pegang oleh Jihoon.

"Gue anterin lo."

"Tadi siapa ya yang bilang ga mau nganterin gue ?"

"Gue ga pernah bilang ga mau nganterin lo, Rosé."

"Ya semerdeka lo aja deh."

"Emang gue merdeka hari ini," ucap Jihoon sambil tersenyum manis.

Anjir kenapa gue degdegan. Batin Rosé.

"Tunggu sini bentar. Gue mau ngambil kunci dulu."

Tak lama kemudian Jihoon keluar lagi dan membawa buah jaket.

"Nih pake! Nanti lo meluk-meluk gue lagi gara-gara kedinginan," ucap Jihoon sambil tersenyum tipis.

"Ye najong dah. Mending gue meluk kambing."

"Gue pegang omongan lo! Wkwk," ucap Jihoon sambil tertawa.

"Engga gue ga mau," kata Rosé kesal.

"Jadi maunya meluk gue ?" Tanya Jihoon mengoda. Pipi Rosé hampir memerah karenanya.

"Ya engga juga."

"Berarti ada kemungkinan dong ?"

Pipi Rosé pun akhirnya memerah. "Ah ga tau!"

"Blushing ya lo. Dah cepetan naik," ucap Jihoon sambil tersenyum.

Mampus ketauan gue. Batin Rosé.

[][][][]

Mereka akhirnya sampai dengan selamat di depan rumah Rosé.

"Rumah lo ternyata ga jauh banget dari rumah gue. Sejalur malah."

"Iya makanya itu kita ketemu di tempat foto copy-an Bang Saleh," ucap Rosé sambil tersenyum jahil.

"Udahlah jangan bahas-bahas itu lagi," ucap Jihoon malu.

"Tapi gue maunya bahas."

"Gue ga mau cekcok sama lo ya. Nanti lo nangis lagi."

"Hehehe."

"Yaudah gue langsung balik ya," ucap Jihoon sambil memakai helm.

"Ga mau masuk dulu ?"

"Ga usah. Salam aja buat ortu lo."

Rosé mengangguk. "Eh ini jaket lo gimana ?"

"Bawa dulu aja."

"Yaudah hati-hati ya."

"Yoi."

[2] stay +jihoon rosèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang