Pada jam-jam terakhir, kali ini di kelas XI IPA 2 sedang mengalami kekosongan pelajaran. Hal ini pasti menjadi dambaan semua murid. Tak terkecuali Rosé and the gang.
"Eh eh eh ceritain wakti Jihun ke rumah lo dong Ros."
"Kan tadi udah gue kasih tau Jen, gimana sih lo."
"Tadi gue lagi ada acara OSIS, gimana sih lo."
"Oiya ya maapkeun saya beb."
"Kayaknya cerita lo perlu direkam deh Ros, biar lo ga usah ngulang muluk," ucap Jisoo sambil mengeluarkan HPnya.
"Bisa juga lo. Gue juga capek nyeritain muluk. Tadi pertama ke Jisoo, Lisa, June, Sonho terus sekarang ke elo." Rosé menunjuk ke arah Jennie.
"June sama Sonho kenapa ga tanya ke Jihun aja dah ?"
"Jihun ga masuk hari ini. Di chat katanya ga bales juga."
"Ciyeee kok tau banget," ejek Jennie.
"Huft! Temen lo makan apa sih Jis ?"
"Makan hati! Nih hati gue yang dimakan sama dia."
"Hehehe." Jennie melihat-lihat kesana kemari seperti mencari sesuatu. "Eh btw Lisa mana nih ?"
"Oh dia tadi izin katanya ada rapat dance," jelas Jisoo.
"Oohh"
"Gue mau tanya dong."
"Langsung tanya aja kali Ros. Ga usah izin dulu." Jennie memutarkan bola matanya.
"Kira-kira Jihun kenapa ga masuk ya ? Apa dia sakit gara-gara habis kerumah gue kemarin ? Aduh gue merasa nersalah nih."
"Gue kirain lo tau dia kenapa."
"Dia ga tau Jen. Si June sama Sonho aja juga ga tau."
"Coba lo telfon sama chat dia deh."
"Udah gue coba Jen. Tapi ga dibales sama dia." Rosé tampak semakin kawatir. "Gimana nih ? Gue takut dia kenapa-napa."
"Oh jadi itu yang bikin lo dari tadi ngelamun aja pas pelajaran ?" Tanya Jisoo.
"Hehehe," kekeh Rosé.
"Lo beneran suka dia Ros ?" Kali ini gantian Jennie yang bertanya to the point.
"Mmm, gue ga bisa bilang kalo gue ga suka tapi gue juga masih ragu sama yang gue rasain ke dia."
"Gue sebagai temen lo sejak lo masih piyik sampe sekarang, setelah 3 tahun yang lalu lo ga pernah kaya gini ke cowok." Jennie mulai serius sekarang.
"Gue takut Jen."
"Ros, kalo lo masih nurutin ketakutan lo itu, lo bakalan stuck disitu aja dengan ketakutan yang selalu terbayang tanpa ada perubahan yang ternyata perubahan itu lebih lebih lebiiih baik dari yang lo bayangin," ucap Jisoo meyakinkan Rosé.
"Kalo justru lebih buruk gimana ?"
"Lo kok udah berpikiran negatif dulu sih ?" Tanya Jisoo tidak setuju.
"Betul kata Jichu tadi. Lo ga bakalan tau sebelum mencoba. Kalo itu lebih buruk pun pasti bakalan bawa perubahan ke lo yang nanti pasti menuju ke yang lebih baik."
"Kalian ga ngerti perasaan gue," ucap Rosé dengan nada sedih.
"Rosela, gue ngerti perasaan lo. Gue pernah ngerasain apa yang lo rasain dulu. Bahkan itu terjadi dua kali. Tapi lo liat sekarang ? I'm happy."
"Loh Jis! Lo kok ga cerita ke gue kalo lo juga ngalamin hal yang sama ?" Tanya Rosé sewot.
"Hehe maaf. Gue belom sempet ngasih tau ke kalian." Jisoo menggaruk kepalannya.
Jisoo lalu bercerita bagaimana kisah tragis percintaannya dulu kepada Rosé dan Jennie.
"Lo harus inget Ros, gue sempet trauma buat berurusan dengan cowok lagi gara-gara 2 orang sialan itu pernah nyakitin perasaan gue. Tapi gue bilang ke diri gue kalo gue harus berubah dan gue ketemu cabe-cabe kaya kalian, yap gue bisa jadi cabe juga kayak gini wkwk."
"Ih gue udah dengerin baik baik malah lo ngelawak," protes Rosé.
"Iya nih. Gue juga udah dengerin dengan hikmad. Lo mah semua cowok dideketin."
"Sorry not sorry gue cabe eksekutif. Gue cuma nerima cowok baik-baik."
Lisa kemudian datang dengan tiba-tiba dan langsung menyaut, "Ye elo mah terong-terongan."
"Sejak kapan lo di sini gan ?" Tanya Jennie yang baru menyadari kedatangan Lisa.
"Baru aja lur. Pada cerita apa nih ? Ceritain ke gue juga dong."
"Nah bener kan kata gue. Kayaknya setiap ada cerita kita harus ngerekam. Males gue ngulang panjang banget," ucap Jisoo.
"Yaahh sedih dedek." Lisa memasang muka cemberut.
"Kapan-kapan aja ya."
"Yaudah deh."
"Eh Ros, coba lo nanti pulang sekolah ke rumah Jihun. Mastiin aja. Daripada kepikiran terus."
"Boleh deh Jen. Gue sendiri nih ?"
"Sama gue aja Ros." Lisa mengangkat tangan kanannya.
Lisa mendapatkan pelototan dari Jennie dan Jisoo.
"Iya iya gue ga ikut," ucap Lisa sedih.
"Ga papa kok Lis. Lo temenin gue. Biar gue ada temennya."
"Hehehe gue baru inget kalo gue ada les nanti. Lo sendiri aja ya. Semangat qaqa!"
"Yah yaudah deh. Doain yang terbaik ya gaes!"
"Okay," jawab serentak dari ketiga temen Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] stay +jihoon rosè
Fanfictionnae maeumsoge, jomplang "Please, stay with me!" -Jihoon "I'll always be by your side!" -Rose ©rempiyik 2017