Stephanie berjalan mondar-mandir di depan kamar mandi. Sudah hampir lima belas menit dan Daniel belum juga keluar dari kamar mandi.
Pintu terbuka dan Daniel sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Kau kenapa?," tanya Daniel heran.
"Kau lama sekali," ujar Stephanie sambil menatap Daniel menyelidik.
Daniel menaikkan satu alisnya heran.
"Minyak yang dipakai spa itu terlalu banyak dan lengket. Aku harus membilas berulangkali hingga minyaknya hilang."
"Hmm...begitu?," ujar Stephanie sambil mengetuk-ngetuk bibirnya dengan jarinya. Matanya melirik Daniel penuh selidik.
"Aku tidak melakukan hal lain Steph...hmm...aku punya kau...untuk apa melakukannya sendiri," ujar Daniel ringan. Dia geli dengan pemikiran dan kecurigaan Stephanie.
Stephanie berbalik.
"Kau berteriak dan mendesah...kukira..." ujar Stephanie menggantung.
"Tidak! Aku jengkel dengan minyak di tubuhku makanya aku berteriak kesal. Itu teriakan kesal Steph...bukan desahan," ujar Daniel penuh penekanan.
Mulut Stephanie membentuk huruf o dengan tatapan mata meragukan ucapan Daniel, membuat Daniel mencubit bibir Stephanie gemas.
"Aaargh...kau dan kecurigaanmu itu!," geram Daniel.
Stephanie terkekeh pelan.
"Hari ini kita mau kemana?" tanya Stephanie sambil mendekat pada Daniel.
Daniel berbalik dan menatap Stephanie.
"Kita...tidak akan kemana-mana hari ini...kita akan berdiam diri di sini...di kamar hotel ini...", ujar Daniel sambil meraih pinggang Stephanie.
Stephanie menatap Daniel heran.
"Kita akan mati bosan... ", ujar Stephanie.
"Tidak akan...kita akan melakukan hal yang menarik," bisik Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPHANIE : MY PERVERT GIRLFRIEND (SUDAH TERBIT)
RomanceAku ingin mengikatmu dengan rantai agar kau tidak pergi dariku. Stephanie Rose Leandro Ikat aku jika itu membuatmu tenang. Aku akan tetap ada di sini ketika kau pulang nanti. Daniel Jefferson