The Thing

25.4K 2.4K 99
                                    

Suasana sebuah supermarket di pusat kota Manhattan cukup lengang, mengingat ini adalah jam kerja dan pertengahan bulan.

Stephanie berjalan pelan sambil mendorong troli belanjaannya menyusuri rak - rak yang memajang aneka es krim dengan puluhan varian rasa juga kombinasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stephanie berjalan pelan sambil mendorong troli belanjaannya menyusuri rak - rak yang memajang aneka es krim dengan puluhan varian rasa juga kombinasi.

Sementara Daniel berjalan di belakangnya dengan mata yang sibuk menekuri ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Daniel berjalan di belakangnya dengan mata yang sibuk menekuri ponselnya. Memberi pengarahan pada Noel dan kawan - kawannya tentang pemilihan lokasi pembuatan iklan produk peralatan rumah tangga yang berbasis internasional.

Semua terlihat sedikit berantakan karena Stephanie yang terus merengek agar Daniel menemaninya belanja. Noel bahkan sampai harus meminta ijin ke toilet demi agar tidak tertawa terbahak - bahak di depan Daniel yang tengah kuwalahan membujuk Stephanie yang kesal.

Daniel mengantongi lagi ponselnya. Menggulung lengan kemejanya dan mengikuti Stephanie yang berjalan pelan.

Daniel berdiri di belakang Stephanie yang berhenti di dekat pilar.

"Kembalilah ke kantor kalau kau merasa tidak nyaman, Daniel." Stephanie berbicara pada Daniel tanpa menoleh.

Daniel terdiam. Tapi kemudian dia memeluk Stephanie dari belakang. Mencium kepala Stephanie lembut.

"Maafkan aku. Aku akan menemanimu tanpa harus menelpon sana-sini, sayang. Aku baru saja menelpon kantor dan juga Granny. Jangan marah lagi."

Stephanie tersenyum simpul sambil mengambil satu kotak es krim kombinasi coklat dan vanilla.

"Apa kau masih mau ke kantor lagi?", tanya Stephanie.

"Tidak. Sedikit lagi waktunya pulang kantor."

"Bisakah kita mampir sebentar ke hotel?", tanya Stephanie setengah berbisik pada Daniel.

"Apa kau ada urusan di hotel?"

"Bukan hotel kita...hotel...", Stephanie lalu terdiam.

"Seperti kencan?", tanya Daniel setengah berbisik.

"Samacam itu..." Stephanie menjawab sambil menggigit kukunya. Semburat merah menjalar di pipi mulusnya.

"Hmm...ayo kita berkencan kalau begitu", bisik Daniel di telinga Stephanie.

STEPHANIE : MY PERVERT GIRLFRIEND (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang