"Matahari sedang hangat. Apakah kau tidak mau keluar?," tanya Daniel pada Stephanie yang sedang mengaduk kopinya di pantry dapur.
"Tidak bisakah jalang itu di pecat saja?," tanya Stephanie. Tidak menjawab pertanyaan Daniel.
Daniel menghela napasnya pelan.
Memang mereka tidak lagi saling berbicara setelah Nina pergi dari rumah. Stephanie langsung mengurung diri di kamarnya, bahkan melewatkan makan malamnya."Bukan wewenangku untuk itu, Stephanie. Zachary dan Ayahmu yang menerima langsung Nina di perusahaan. Dia punya bakat yang luar biasa di bidang grafis."
"Kau memujinya," ujar Stephanie lirih. Tangannya mencengkeram cangkir kopi keras.
Daniel menghela napasnya lagi. Di hampirinya gadisnya yang sedang...cemburu?
"Toh aku tidak akan kemana-mana. Kau bahkan sudah memindahkan ruanganku di rumah ini."
"Jadi...kau?" Ucapan Stephanie terputus. Dia mulai menunduk.
"Aku menerimanya. Berhentilah menghawatirkan semua Stephanie. Aku mencintaimu." Daniel berbisik sambil memeluk Stephanie dari belakang.
Stephanie setinggi telinga Daniel. Dan Daniel selalu merasa semuanya pas dan tepat.
"Dia mengataiku gadis manja dan dia menyebutmu Danielku. Itu menyebalkan." Stephanie merutuk.
"Well...aku suka gadis manja. Sangat. Aku sudah sering berhadapan dengan gadis yang keras dan aku selalu merasa mereka tidak tepat untukku. Aku menyukai gadis yang sangat manja." Daniel berbisik pelan-pelan sambil berharap pemilihan katanya benar hingga tidak membuat Stephanie meledak.
Stephanie berbalik. Menyingkirkan cangkir kopinya menjauh. Daniel mengangkat tubuh Stephanie ke atas bar. Menatapnya lembut.
"Ah...benar. Kau mencintaiku. Terlihat dari matamu," ujar Stephanie dengan bodohnya. Tangannya menyusur kelopak mata Daniel. Membuat Daniel memejamkan mata.
"Aku sudah membuat janji temu dengan Ayahmu. Dua hari setelah pernikahan bibimu. Apa kau suka?"
Stephanie tersipu. Mengangguk malu seperti anak gadis yang menerima perjodohan yang di ajukan oleh orangtuanya.
"Well...jadi...berhenti mengkhawatirkan semua. Aku akan secepatnya menikahimu. Tapi...aku tidak punya sesuatu yang mewah yang bisa aku persembahkan untukmu. Hanya ini..." Daniel berkata yakin sambil membuka tangannya.
Stephanie terdiam. Menatap telapak tangan Daniel. Sebuah cincin cantik dengan desain sederhana, membuatnya ingin menangis.
"Ini milik Ibuku, Ayahku mendapatkannya dengan perjuangan. Aku harus memberikannya hanya pada perempuan yang aku cintai. Dan itu...kau Stephanie Rose Leandro." Daniel berbisik lirih.
Stephanie mengangguk. Membiarkan Daniel memasangkan cincin itu di jarinya manisnya.
Daniel menatap lama cincin yang tersemat di jari manis Stephanie.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPHANIE : MY PERVERT GIRLFRIEND (SUDAH TERBIT)
RomansaAku ingin mengikatmu dengan rantai agar kau tidak pergi dariku. Stephanie Rose Leandro Ikat aku jika itu membuatmu tenang. Aku akan tetap ada di sini ketika kau pulang nanti. Daniel Jefferson