Prolog

51 4 0
                                    

ika aku menangis peluklah aku...

Jika aku terluka obatilah aku...

Jika aku lupa, ingatkanlah aku...

Dan jika aku pergi, kejarlah aku...

Karena aku hanya bisa diam...

Karena aku hanya bisa menangis...

Hanya itu yang bisa aku lakukan...

Saat waktu tak berpihak kepadaku...

Jangan pernah kau lupakan aku...

Bila waktu menghapus ingatanmu...

Jangan pernah, sekalipun jangan pernah...

Karena suatu saat nanti takdir akan menjawab...

Bagaimana akhir dari kisah kita....

Ketika semua terasa melelahkan, Ara hanya membutuhkan sebuah pelukan. Namun, saat ini ia tak tahu kepada siapa harus bersandar. Bahu siapa yang bisa ia pinjam untuk menumpahkan kesedihannya.

" Ma, dia tak kembali. Dia membohongiku, aku selalu menunggunya tapi ia tak pernah datang menjemputku. Kemana aku harus pulang ma? rumah terasa sepi tanpa mama " Dinara Larasati menatap sedih makam ibunya. Satu-satunya keluarga yang ia punya kini sudah tiada. Satu persatu orang terdekatnya meninggalkannya.

" Maafin Ara ya Ma. Ara tak sanggup tinggal di rumah itu lagi. Ara akan memilih jalan hidup Ara sendiri. Mulai saat ini Dinara Larasati sudah tak ada di dunia ini. Maafin Ara ma" air matanya mengalir bersama hujan. Dalam hatinya Ara bertekad bahwa ia akan memulai hidup barunya. Ia akan melupakan segalanya.

***

" 5 tahun sudah aku tak tahu kabar tentangnya. Apakah ia baik-baik saja" ujar Bagas sambil menatap foto gadis remaja  yang saat itu berusia 18 tahun.

" Dimana kamu Ara? kenapa kamu tiba-tiba menghilang? Aku merindukanmu gadis kecilku. Aku berjanji akan menemukanmu. Hingga kita bertemu kembali aku berharap kamu selalu baik-baik saja Ara" 
Bagas  meletakkan bingkai foto itu dan bersiap-siap pergi meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan tentang gadis kecilnya.

Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang