(4) Maafkan Aku

23 2 3
                                    

" Kita sudah sampai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kita sudah sampai"

Bagas mengajak Ara ke tempat tinggal mereka dulu. Ara tidak ingin turun dari mobil. Ia tak ingin kembali ke rumah ini.

" Ara, aku tahu kamu menjual rumahmu. Maafkan aku, maafkan aku yang tak ada disisimu saat Tante Mira meninggal. Maafkan aku" kata Bagas sambil menggenggam tangan Ara. Ia sudah tahu semua tentang kejadian yang menimpa Ara.

" Aku tak ingin mengingatnya kembali. Bagas mari kita lupakan semuanya. Kenangan masa kecil kita, masa lalu kita. Kita hidup seperti dulu saja, kamu dengan hidupmu aku dengan hidupku" kata Ara memohon.

Bagas melihat sorot kesedihan  dalam mata Ara.  Menyakitkan, Bagas ingin menghapus semua kesedihan itu " Apa saja yang telah kamu alami Ara"

" Aku sudah melupakan janjimu. Aku sudah tidak menunggumu lagi sejak 5 tahun yang lalu. Aku sudah baik-baik saja. Jadi please, aku mohon jangan datang kembali."

" Maafkan aku, maafkan aku." Hanya kata-kata itu bisa keluar. Bagas merengkuh kepala Ara ke dalam dekapannya. Tangisnya pecah, entah sudah berapa lama ia selalu berpura-pura kuat. Berusaha terus menjalani hidupnya dan melupakan semua ke sedihannya. Namun ternyata, kesedihannya tak benar-benar terlupakan. kesedihannya hanya bersembunyi di sudut hatinya yang paling dalam. Dan kini di dalam pelukan Bagas ia menumpahkan kesedihannya.

Lama Ara menangis dalam pelukan Bagas, hingga ia lelah dan perlahan tertidur.

" Aku berjanji tak akan meninggalkamu lagi." kata Bagas mengelus lembut puncak kepala Ara. Ia membaringkan Ara di rumah lamanya. Sambil menunggu Ara yang tertidur, Bagas pergi ke melihat rumah Ara yang dulu. Tepat berada di sebelah rumahnya. Rumah tersebut telah ia beli dari pemilik sebelumnya. Dengan susah payah Bagas membujuk pemilik rumah itu untuk menjualnya karena baru beberapa bulan saja pemilik tersebut tinggal di rumah Ara.

       Banyak yang sudah berubah dari rumah itu. Tidak ada lagi jejak Ara dan tante Mira. bagas menatap ayunan di taman belakang rumah tersebut. Banyak kenangan disana, waktu mereka bersama selalu dihabiskan di taman itu. Di ayunan tersebut tempat terakhir mereka bertemu 17 tahun yang lalu. 

" Kenapa kamu bisa masuk ke sini?" Bagas menoleh, Ara sudah berdiri di belakangnya. Menatap meminta penjelasan.

" Aku membelinya 5 tahun yang lalu. Aku datang Ara. Namun, aku terlambat saat aku datang kamu dan ibumu sudah tidak disini lagi. Aku mengirim surat, email menelponmu dan semua itu tak pernah ada balasan lagi."

" Kamu tahu Bagas setelah membaca email terakhirmu yang mengatakan kamu akan datang aku sungguh bahagia. Aku menelpon mama yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang."  Kenangan yang berusaha tak ingin ia ingat lagi, kembali muncul.

" Halo, Ma. Mama " ujar Ara bersemangat saat itu.

" Iya sayang kenapa?"

" Mama lagi nyetir?"

Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang