(1) Ara dan Bagas

42 2 0
                                    

Masa Lalu

"Ma, aku mau ke rumah Ara ya" ucap anak kecil itu dengan membawa banyak manisan di tangannya.

"Tunggu sayang, mama titip kue untuk tante mira yaa"

     Setelah membawa banyak manisan dan kue di tangannya, anak itu bergegas ke rumah sahabatnya yang berada di sebelah rumahnya. Rumah mereka hanya dibatasi oleh tembok yang di tumbuhi bunga bugenvil. Tanpa mengetuk pintu ataupun memencet bel, Bagas langsung masuk ke rumah minimalis  berlantai dua itu. Dengan suara nyaring dia memanggil nama sahabatnya.

"Ara, Ara, Dinara Larasati  aku bawa manisan banyak ni " Namun, yang datang bukalanlah sahabatnya melainkan ibu dari gadis kecil itu.

" Bagas sayang, Ara masih  tidur di kamarnya. Sana kamu bangunin dia" ucap tante Mira sambil mencubit pipi gembul Bagas.

"Oke tante, oh ya tante ini ada kue dari mama. Kalau begitu Bagas ke kamar Ara ya tante" belum sempat tante Mira mengucapkan terimakasih Bagas sudah berlari menaiki tangga. Sedangkan tante mira hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah menggemaskan anak itu.

"Ara, ini udah siang ayo bangun. Masak cewek bangunnya males sih." ucap Bagas sambil menggoyang-goyangkan tubuh Ara. Namun, gadis kecil itu hanya berguman tanpa niat membuka matanya.

"Ara aku bawa banyak manisan loh" Bagas kembali membujuk Ara.

Mendengar kata manisan Ara langsung membuka matanya. Bagas tersenyum senang, dia tahu kalau Ara sangat menyukai manisan.

"Manisan? Mana? Mana?" ucap Ara bersemangat. Bagas mengangguk dan mengeluarkan semua manisan yang ia taruh di kantong celananya.

" Ini ada rasa cokelat kesukaan Ara, tapi sebelum makan manisan Ara cuci muka dulu. Liat tu wajah ara jelek." ucapnya sambil tersenyum melihat wajah Ara yang masih setengah sadar.

Sedangkan Ara menatap kesal Bagas
" Ara jelek. Bagas juga jelek." ucap anak itu kesal. Namun, tetap berdiri menuju kamar mandi.

 " Aku tunggu di taman ya. Kita sarapan cake buatan mama Bagas"  Ara hanya mengangguk dan Bagas kembali turun.

Setelah selesai mencuci muka dan menggosok giginya. Ara segera mencari Bagas di taman. Dilihatnya bagas sedang bermain anyunan sambil memakan nasi goreng.

" Katanya mau makan cake, kenapa Bagas makan nasi goreng" ujar gadis itu cemberut.

" hehehe, nanti  habis makan nasi goreng bagas makan cake kok. lalu habis makan cake kita makan manisan" ujarnya tersenyum polos. Sedangkan Ara hanya menggelengkan kepala. Dia sudah terbiasa melihat porsi makan Bagas yang besar. 

"Nih manisan dan cakenya " Bagas memberikan manisan cokelat kepada Ara sambil menepuk lembut puncak kepala gadis kecil itu.
" Jangan banyak-banyak makan manisan ya, nanti giginya ompong" Ara hanya mengangguk.

"Bagas nggak sekolah?" Tanya gadis kecil itu. Ara baru sadar kalau hari ini bukan hari minggu. Bagas lebih tua 3 tahun dari Ara. Usia Bagas 9 tahun, sedangkan Ara 6 tahun. Tapi, Ara tak pernah memanggil Bagas dengan embel-embel kak. Baginya aneh memanggil orang yang lebih pendek darinya dengan sebutan kak. Dulu mereka selalu bertengkar karena Ara tak pernah memanggilnya kakak. Namun, seiring waktu berlalu Bagas mengalah dan membiarkannya saja. Toh kenyataanya Bagas memang sedikit lebih pendek dari Ara.

"Hemm, Bagas berhenti sekolah." ucap Bagas pelan dengan raut wajah sedih.

"Kenapa? Bagas pasti nakal di sekolah ya. Makanya Bagas berhenti sekolah kan?" raut sedihnya berganti senyuman mendengar pertanyaan Ara.  Ia tak bisa menjelaskan kepada Ara kenapa ia berhenti sekolah. Gadis kecil itu, mungkin tak akan mengerti jika menjelaskan alasannya.

Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang