Slow S

12 3 3
                                    


TEK...
TEK...

Suara Sendok yang diikuti gesekannya dengan piring itu menjadi pembicara disitu. Semua sibuk dengan porsinya sendiri menikmati makanan yang dibuat Suga.

"HABISS... AKU MENANG." Jin

"Bocah." Rapmon sambil melahap sesendong porsi terakhirnya.

"JUARA DUA COP!!" Rapmon

"Bocah." Tae

"Kok agak asin."

"Asin-asin... Pas gini pun rasanya kau bilang asin." Jhope

"Mungkin kecampur air ngompol lu tadi tu kuk."

"HAHAHA~"

***

Selesai makan semua terlihat berbaring kekenyangan.

"Woi kuliah kalian." Suga

"Kuliah? Bercanda kau?" Jimin

"Maksudmu?"

Jimin memandangi Rapmon, Jhope, Kuki dan Jin layaknya sudah mengerti tentang suatu hal seperti kode. Lalu mereka tersenyum kecuali Tae yang masih tidak rela dengan keputusan temannya walau apalah daya.

"Kalian kok senyum-senyum ada apa ini?"

"Ceritakan Mon!" Jhope

"Sug, kami semua memutuskan untuk berhenti kuliah sama kayak kau."

"APA?!!!"

"Iya Sug, kami bukanlah apa-apa jika tidak ada dirimu yang sepertinya jika kami didekatmu selalu ada saja jalan. Jadi keputusan kami sudah bulat."

"KENAPA KALIAN SANGAT CEPAT KALI BERPIKIRNYA. ABAIKAN AKU, KALIAN SANGAT TIDAK ETNIS SEKALI MEMUTUSKAN INI SEMUA. PAKE OTAK KALIAN DUA KALI. ORANG TUA KALIAN SUDAH SUSAH PAYAH MENCARI UANG UNTUK BIAYA SEKOLAH TAPI KALIAN MENYIA-NYIAKANNYA."

"DENGAR! JIKA KALIAN MEMBULATKAN KEPUTUSAN INI SAMA SAJA MENCAMPAKKAN AKU KELUAR. TOLONGLAH BERPIKIR SEMATANG-MATANGNYA."

"KALIAN SENDIRI YANG BI,,"

"Udah udah Sug..." Rapmon menghentikan perkataan Suga

"Hhhh" Suga menghela nafasnya.

"Dengar teman, jika kalian putus kuliah ini sangat tidak ada artinya bagiku. Jadi kumohon jangan seperti anak kecil, yang selalu mengikut ekor. Kalian harus terus berjuang untuk masa depan kalian. Jangan hiraukan aku."

"Aku memiliki penyakit. Penyakitku ini sangat serius dan aku tau sudah ada yang mendonorkan ginjalnya padaku."

"Jimin, terimakasih. Kaulah teman yang sangat sulit kudapatkan. Kau merelakan hidupmu untukku. Namun itu sia-sia."

Semua terdiam. Hening. Dan hanya suara Suga yang terdengar. Disusul suara tangisan Suga yang heran mengapa Suga bisa tau semuanya.

"Aku tau saat aku menghilang dari kalian kau, Jimin mencariku kesana-kemari. Terimakasih Jimin sudah mengkhawatirkan aku."

"Rapmon, terimakasih kau telah menjadi penengah disetiap masalah kita. Kau selalu memperingatkan hal-hal yang buruk maupun memberikan pedoman yang baik.

"Jhope, kau sangat-sangat baik terhadapku. Kau memberikan tumpangan untuk aku meletakkan kepala juga mengisi perutku ini. Kau sangat baik. Terimakasih."

"Jin, semasa semester tiga saat kita masih diperkuliahan yang sama kaulah orang yang selalu menraktirku makan dikantin. Terkadang kau mengajakku untuk main kerumahmu dan kau memasakkan aku sesuatu yabg begitu lezat. Aku sangat mengakui kepandaianmu memasak. Kau sangat baik dan ramah. Juga sangat tampan. Terimakasih Jin."

"Kuki, kau teman terkonyol yang pernah kujumpai juga Taehyung dengan kepolosannya. Tapi Taehyung, aku tau semuanya."

"Terimakasih telah menjadi sangat polos dan konyol walau itu adalah bukan sifat aslimu."

"Terimakasih kau telah menjualku sebagai sandraan untuk sebuah perusahaan. Hari ini aku dipanggil oleh mereka dan akan pergi."

"Mungkin tidak akan kembali."

"Dalam sebuah pembagunan jembatan mustahil tidak ada memakan korban apalagi dikota ini memiliki jembatan yang sangat besar."

Semua tangisan air mata darah berserak disitu. Suga sangat mengungkapkan isi hatinya yang sangat susah menuangkannya dengan kata-kata.

"Terimakasih Taehyung kau merelakanku dengan harga 50jt dan maaf aku pura-pura tidak mengetahuinya."

"Aku tau ibumu disekap oleh seseorang dan ingin dijadikan sandra oleh perusahaan itu saat semua keuangan dikeluargamu hancur dan kau menggantikannya dengan aku."

"Sebelumnya kau juga sering memaling tas para wanita ditengah malam. Saat Jimin mencariku dan ia minum di bar, disana ada perampokan dan semua itu ulahmu kan."

"Kau sangat membutuhkan uang untuk biaya sekolah adik-adikmu serta biaya makan mereka sehari-hari."

"Maafkan aku mengetahui semuanya dan tidak memberi tahu kau, Taehyung juga kalian semua."

"Saat kalian memerikan memberikan aku kejutan dihari ulang tahunku dan aku hampir melewatkan nyawaku, sebenarnya aku sangat sedih masih berada disini. Aku yang memegang pisau dan memutuskan talinya hingga aku terjatuh. Namun sayangnya aku tersangkut dipohon."

"Terimakasih semuanya telah berbagi pengalaman denganku. Tepat lima menit lagi di Jam delapan tepat aku akan pergi dan semua sudah menungguku disana. Sebelumnya aku sudah membuat perjanjian agar kalian tetap hidup dan tidak akan dijadikan tumbal selanjutnya."

"Hidup didunia bukanlah hal yang mudah."

"Inilah hidup. Begitu salahnya aku lahir pada zaman ini yang sangat tidak memandang Hak Asasi Manusia."

"Kuharap aku dapat dilahirkan kembali dan kuharap dunia juga telah berubah."

"Terimakasih semuanya. Waktuku dua menit lagi untuk memberikan sesuatu kepada kalian."

Dengan air mata yang tak henti keluar, Suga memberikan sesuatu dari box yang sudah ada ditangannya sebelumnya.

Pertama-tama ia memberikannya itu kepada Jimin, lalu Rapmon, Jhope disusul oleh Kuki, Jin, dan Taehyung.

Sebuah Kalung. Kalung dengan simbol. Bulat dan bertuliskan "CATCH".

Aku harap kalian selalu menyimpannya jika aku telah tiada dan menjaganya dengan baik.

" SUGAA!!!" Jimin.

"3, 2, 1. Waktuku sudah habis Jimin, semua. Mereka pasti sudah menungguku disana dan jika aku terlambat maka kalian akan menjadi tumbal selanjutnya."

"Sampai jumpa teman..."

"SUGAA!!!"

"BISAKAH AKU MENGANTARMU?!!!"

"SUGA!!"

*CRY*

Suga berlari dari situ dan setelah 30 Meter berlari tiba-tiba dia terhalang sesuatu.

DUB!!

"Kau terlambat tujuh detik anak muda."

"Masuk!"

Brmmm....

Mobil dengan kelajuan 75km/jam itu layaknya pesan kilat.

"SUGAA...!!!"

***

Tbc:"

CATCH 21-BTS Suga/JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang