Marahnya big bos

11.9K 346 2
                                    

Anggi menghirup nafas dalam sebelum berjalan kearah pesta diadakan, sebenarnya ia sangat gugup terlebih lagi pakaian yang ia kenakan sangatlah terbuka dress sexyback

"cantik banget nggi" puji nadira ia melemparkan tatapan kesal kepada sahabatnya tersebut dialah dalang dari semuanya
"kalau aku masuk angin pokoknya kamu harus tanggung jawab" kecam anggi yang diacungi jempol oleh nadira

Pesta terlihat mulai meriah, ini adalah pesta perayaan ke12 tahun atas kejayaan dari perusahaan tempat anggi bekerja. Mengingat begitu banyaknya cabang mereka dari sabang sampai merauke tak membuatnya heran dengan pesta meriah ini

"yuk cari pria berdompet tebal" ujar nadira mulai bergaya centil disamping anggi

Bukan rahasia umum lagi kalau nadira seorang wanita matrealis yang selalu memiliki pria-pria berkantong tebal dan menjadikanya atm berjalan gonta-ganti pasangan selayaknya ganti baju

Berselang beberapa menit ia sudah berkenalan dengan seorang pria manis dan tukar kontak berbeda dengan anggi masih setia dengan ponselnya bertukar kabar dengan yuda

Sudah seminggu sejak kejadian angga menolongnya tapi pria itu belum muncul lagi
"hai" sapa suara brington mengusik indra pendengaran anggi
Anggi menatap pria yang tengah tersenyum tersebut tanpa berniat membalasnya

"kenalkan aku sastro kagendra" pria itu mengulurkan tangan
"anggi" sambut anggi datar
Pria itu lagi-lagi menyungginkan senyumnya membuat semua perempuan disana terpekik histeris melihat hal itu terkecuali anggi

Ia lebih tertarik dengan gelas berkaki panjang dalam gengamannya yang di desain sedemikian rupa mewah dan berkilau

"apa ini terbuat dari berlian berkilat banget" tanpa sadar ia menyuarakan isi hatinya yang terang-terangan mengagumi gelas itu

"apa mau lihat gelas yang lain" tanya sastro mengamati setiap ekspresi anggi

"benarkah" tanya anggi dengan mata berbinar menatap pria itu

Mereka berjalan kesalah satu ruangan yang khusus menyediakan segala macam perlengkapan alat makan

Disatu lemari besar terbuat dari kaca anggi melihat berbagai desain gelas yang memikat hatinya
"waw, ini benar-benar indah" puji anggi

Seorang wanita yang berseragam pelayan masuk dan membungkuk kearah mereka sebelum berkata

"maaf tuan. Anda dicari pak Dana"
"terima kasih" ucap sastro

Mereka bertiga keluar dari ruangan yang mulai sumpek dengan para pelayan yang terlihat sibuk dengan beberapa peralatan makan tersebut

"Kagendra" pangil seseorang dari belakang, mendengar namanya dipangil sastro berbalik tiba-tiba hingga membuat anggi menabrak tubuh tegapnya dan limbung kesamping

'Mati' batin anggi spontan menutup mata

'kok gak sakit ya' pikirnya

Ia membuka mata dan shock bukan main melihat dua pria berjas menahani tubuh mungilnya agar tak mencium marmer

"Terimakasih" ucapnya begitu berdiri tegap kembali
"kamu gak papa" tanya kedua pria itu bersamaan sampai terdengar seperti paduan suara
membuat anggi menatap keduanya heran "aku rasa begitu" anggi bermaksud berlalu tapi sastro mencegatnya
"disini saja"

Hampir sejam keempatnya berdiri membicarakan hal yang sama sekali anggi tak mengerti apalagi berkaitan dengan bisnis membuatnya sedikit pusing dan mual mendengar pembicaraan itu

Tangan sastro terlihat bertenger cantik dipinggang ramping anggi memeluknya dengan poseseif, sesekali anggi merasa risih dengan kulit telapak tangan sastro yang terkesan sengaja membelai punggung mulusnya

"maaf saya mau ke toilet sebentar" bisik anggi pelan yang disahut anggukan

Begitu tiba didalam toilet seseorang menarik lengannya paksa membuat ia sedikit meringis  kakinya terkilir akibat hentakan itu

"lepas" brontak anggi tapi orang tersebut tak menghiraukannya

Ia diseret kesalah satu bilik wc

Plakkk

Anggi menampar pipi angga dengan sekuat tenaganya hingga wajahnya tercap lima jari
"mau lu apa" bentak anggi

Rahang angga mengeras tangannya terkepal, mata merah, urat disekujur wajahnya timbul memperlihatkan kemarahannya

"arrgggghhh"

Angga mengeram kesal dan melampiaskannya kedinding toilet, melihat hal itu anggi bergetar ketakutan

Grepp

Angga mencengkram bahu anggi dengan kuat dan berkata tepat diwajah anggi kalau ia 'milik'nya gak ada seorang priapun yang boleh menyentuh wanitanya

Didorongnya tubuh anggi dengan kasar sampai wanita itu merasakan sakit teramat sangat dipunggungnya. Angga mencium anggi bagai orang kerasukan membuat luka ditepi bibir anggi saking kasarnya
"hen-tik-kan" mohon anggi terputus-putus, air mata membasahi wajah cantiknya

Merasakan pipinya basah, angga menarik diri dan memberi jarak, ditatapnya wajah anggi dengan seksama tanpa berkata apa-apa ia membawa wanita itu kedalam dekapannya.

Tbc

My husband My enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang