Kuatir

10.2K 259 3
                                    

Wewangian bekal siang milik anggi terasa melingkupi semua udara di ruangan kecil minimarket tersebut
"Bagi"
"mau" pinta kedua patnernya tersebut bersamaan

Hari ini ia membawa bekal yang telah disediakan yobel, masakan ala Bule kata ben kembaran yobel, semalam ia menginap disana setelah disekap angga seharian disana

"gak boleh" anggi membawa bekal itu kearahnya agar lebih rapat dan jauh dari gangguan para pengacau itu, siapa lagi kalau bukan yuda dan nadira

Sotong itu dirajang dengan cantik membuat siapapun yang melihatnya akan menjatuhkan air liur belum lagi harumnya yang mengoda

"ck, cepatlah bagi" nadira mulai tampak tak sabar ingin mencoba masakan itu
"gocap dulu"
"mata duitan lu, sama kawan sendiri perhitungan"

anggi terkekeh melihat wajah BT keduanya
"yUmmy, *nak ke tak"  goda anggi dengan wajah bloonnya meniru anime dari negara seberang, upin-ipin

*(mau gak)

"iss tak naklah. ko makan jelah sorang-sorang"

(gak usah. makan saja sendiri)

"akak nih kalau dah tension comel sangat" anggi terkekeh mendengar perkataannya sendiri

(kakak kalau marah cantiklah)

Anggi meletakan makanan itu di lantai sebab disana tak ada meja maupun kursi hanya bermodalkan karvet yang disediakan bos yang dulu. mereka bertiga makan dengan lahap

"Nad" pangil anggi, sendoknya terjatuh bersama makanan yang di sendok
"Gi, kenapa?" tanya yuda dan nadira panik

Sekujur tubuh anggi memerah, ia merasa sesak yang teramat sangat
"to-tol-ong" ucapnya terpatah-patah

keduanya panik dan membawa anggi keluar, reaksi tubuh anggi semakin menjadi. ia kejang-kejang nafasnya juga tersegal-segal terlihat mengerikan

"Gi jangan buat kami takut dong, lu bercanda gak seru" isak nadira ketakutan dan juga kuatir

"CEPAT TELPON AMBULAN" teriak yuda kepada febian yang terlihat kebingungan

tak berlangsung lama ambulan datang dan membawa tubuh anggi yang sudah terkulai lemas

ia langsung dilarikan ke ruang UGD dan mendapat pertolongan intensip, tak berselang lama Angga datang dengan keadaan berantakan dan berpeluh
"gimana keadaanya" tanya angga dengan nafas ngos-ngosan

yuda hanya mengeleng kepala, nadira tiba bersama daniel pria itu mendekap sang kekasih dengan erat dan berusaha menenangkannya. ia terlihat sangat shock

sepasang mata terus melihat kearah pasangan itu, mimik wajahnya mengeras dan jantungnya berpacu lebih kuat akibat amarah yang siap meledak kapan saja

'kenapa sakit banget' tanyanya tak memahami yang ia rasakan sendiri

sekitar satu jam lamanya dokter keluar dari ruangan tersebut dan memberitahu kondisi anggi

"ia memiliki alergi akut terhadap makanan yang ia makan, sebaiknya tolong diperhatikan pola makannya juga. sebentar lagi pasien akan sadar....."
entah apa lagi yang diucapkan sang dokter angga tak terlalu memperhatikan fokusnya hanya pada yuda dan nadira

"apa yang ia makan tadi" tanya angga datar, seperti maling kepergok keduanya menciut

"sotong bekal siang miliknya" rahang angga mengeras mendengarnya

tentu saja ia tau itu makanan dari mana, ia melihat kesibukan keduanya tadi pagi saat sedang memasak

ia meraih benda pipi dan membentak yobel tanpa membiarkan adiknya itu sempat mengucapkan sepatah katapun

....

Bebabuan obat-obatan menyeruak indra penciumanya

"syukurlah kau sudah siuman" ucap yuda ya, lelaki itu belum pulang ia mengabari agar febri menjaga toko sendiri walau ia akan kewalahan mengingat kedai tak pernah sunyi

"apa yang sakit hm, kau mau minum atau ke wc atau perlu sesuatu" angga melontarkan berbagai pertanyaan begitu keluar dari kamar kecil

"hey jangan membuatnya pingsan lagi dengan semua pertanyaan bodohmu"

"aku tidak..." bantahan angga dipotong anggi
"aku hanya mau pulang"
"pulang katamu, kau sudah gila. kau tak lihat betapa kuatirnya kami saat melihat kondisimu seperti tadi, seenak jidat meminta pulang baru saja sadar, otakmu kau letak dimana. didengkul" nadira menatapnya dengan amarah yang mengebu

"tenangkan dirimu sayang" daniel membawanya keluar

"uhk, aku tak pernah suka disini" dengusnya sebal
"tak suka tapi selalu bertindak ceroboh. apa kau lupa kalau kau alergi akut dengan seafood " angga menjitak kepala anggi
"ahk, sakit bodoh. kau juga tak melarang saat kami masak" pekiknya kesal

cup

angga mengecupnya lama dan mengelus pucuk kepalanya

"kukira masakan itu buat ben, kalian hanya memasaknya"
"berhentilah bertidak sembrono, kamu tak tau betapa kuatirnya nadira menunguimu berjam-jam dengan perasaan kuatir" tambah angga

"akukan cuman rindu makan seafood. ayah selalu memarahiku jika makan itu" ia mengerucutkan bibirnya mengingat ayahnya yang selalu melarangnya memakan makanan 'racun' itu dalam arti alergi akut

TbC

Malming, kitanya single jadi kaga ada yang ngapelin😅
daripada galau lebih baik Minum Susmil ~Susumilo
Coklatnya kental gila, biar cepat tidur 😪😪
kali aja mimpinya indah 😆

Malming, kitanya single jadi kaga ada yang ngapelin😅daripada galau lebih baik Minum Susmil ~SusumiloCoklatnya kental gila, biar cepat tidur 😪😪kali aja mimpinya indah 😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My husband My enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang