Anin berlari ke lantai 2 gedung belakang sekolah. Dan disanalah adiknya tercinta, Jenara Somi, sedang mengepel.
"Makanya gak usah cabut kalau lagi kelas," semprot Anin. Tidak peduli dengan anak-anak yang masih ada di lantai 2 yang kini memerhatikannya.
Tapi Somi memasang mode bodo amat. Sebenarnya dia gak malu malu amat disuruh ngepel lantai 2 sekolah. Yang bikin dia malu itu karna Anin ngamuk-ngamuk.
Di mobil juga Anin masih ngomel-ngomel. Somi sampai nutupin kuping sebelahnya karena capek dengerin Anin ngoceh gak berhenti.
"Mbak nih lagi pms ya?" dumel Somi sambil masih menutup kupingnya.
"Kamu tuh bikin kesel. Masih 2 minggu sekolah udah bikin masalah,"
Somi disebelahnya malah niruin Anin yang masih ngomel.
"HIIIIHHH NYEBELIN BANGET SIH KAMU NIH!!!!!"
Minggu pagi anak panti diisi dengan teriakan histeris Somi yang berlari mengelilingi rumah.
"MBAAAKKK ANEEEEEENNNN,"
Anin gak nyahut sama sekali. Yang ada malah Silva yang bales teriak.
"BERISIK BANGET SIH LO BOCAH!!!"
Masalahnya Silva sedang fokus nonton doraemon di ruang tv. Dan suara Somi lebih besar daripada teriakannya Nobita yang dikejar-kejar hantu.
"UN SILVA LIAT MBAK ANIN GAK????"
Padahal mereka di dalam rumah tapi tetap aja teriak-teriakannya berlanjut.
Akhirnya Somi menemukan Anin yang sedang sibuk dengan laptop-nya di ruang baca.
Sebenarnya Anin dengar teriakan Somi. Tapi dia harus menyelesaikan video OSIS yang sedang dia edit saat itu. Karna dia gak mau direpetin Kak Wahyu si ketua OSIS.
"Mbak harus liat ini dulu serius," Somi berusaha mengalihkan perhatian Anin. Tapi Anin gak bisa diganggu.
"Ini tentang Mas Ano loh,"
Menggunakan nama Ano adalah cara paling tidak terpuji yang sangat manjur untuk mengalihkan perhatian Anin.
"Ew, giliran nama Mas Ano disebut aja langsung tegak kepalanya," cerocoh Somi.
Anin menatapnya malas.
"Kalau gak penting aku balik ngedit video lagi nih,"
"Buset ngancem bosq,"
Tapi Somi buru-buru memerlihatkan layar hp-nya ke Anin. Sebelum sempat dinyalakan, Somi bertanya dulu pada Anin.
"Mbak gak berantem sama Mas Ano, kan?"
Anin menggeleng. Tau Somi hobinya bertele-tele.
"Buruan deh, mau liatin apaan?"
Akhirnya Somi menyalakan layar handphone-nya. Disaat terlihat jelas Gevano yang bermain basket.
Masalahnya bukan karena Gevano dan bola basketnya. Melainkan tulisan yang ada difoto itu.
"Siapa nih yang fotoin?" Tanya Anin sinis.
Anin bukan tipe orang yang suka cerita apa-apa ke orang lain. Sekalipun itu orang-orang di panti.
Makanya ketika Somi tanya dia berantem atau nggak sama Gevano, Anin jawab nggak. Karena sebenarnya emang gak berantem. Cuma ya......... gitu. Gak jelas aja.
Tapi Anin mendam sendiri. Dia gak bilang ke Gevano tentang yang dia rasain. Gak juga cerita ke Somi, Silva, Alin, apalagi Ibu.
"Tadi aku liat di instastory-nya @caletha gitu deh, Mbak. Kenal gak?"
Anin menggeleng. Gak kenal dan gak minat kenal juga. Kalau dari username-nya ketahuan banget itu akun punya cewe.
Setau Anin, Gevano bukan tipe yang bisa main sama sembarang cewe. Makanya Anin gak pernah cemburu sama pacarnya itu.
Tapi semenjak Gevano kuliah, dia jadi sibuk banget. Ntah beneran sibuk seperti yang dia bilang atau menyibukkan diri untuk menghindari Anin. Cewe itu juga gak tau.
×××
Mbak Author's note!
Holaa readers bocah panti dan always limitless !!!
Buat kalian yang pengen tau sebenarnya seperti apa pertemanan Gevano dan Aletha, bisa cek lapaknya peache-s ya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
[0] Bocah Panti
Fanfiction"ibuk bingung kenapa kalian gak mau pergi dari panti," - ibuk panti, yang mulai lelah. °°° always limitless: Bocah Panti - Start : 21/07/2017 - End : 15/09/2017 || 28/11/2017(video ver.)