Alin sudah sangat muak diatur-diatur oleh orang tuanya. Mulai dari kuliah di Singapura. Jurusan juga pilihan papanya, Business Administration.
Kali ini titik muak Alin sudah diatas rata-rata. Papanya akan menjodohkan Alin dengan salah seorang anak rekan bisnisnya. Ayolah, sekarang 2017, siapa sih yang mau dijodohkan?
Karena semua tekanan batin yang dia rasakan itulah mengapa Alin memutuskan pergi ke Jakarta. Kabur tentu saja. Bahkan abangnya, Shelomo* juga tidak tau kalau adik semata wayangnya kabur.
Iya, awalnya gak tau. Sampai Alin merasa dia sudah aman dengan sembunyi di kost-nya saat ini.
Namun semua rasa amannya itu buyar karna postingan ini.
Shelomo pada akhirnya tau adiknya kabur dari Singapura dan sembunyi di Depok.
"Balik aja kek, Lin, ke Manado," pinta Shelomo saat mereka makan bertiga ---Shelomo, Alin, Cia.
"Sinting lo, bang! Nggak mau lah gue. Makin disuruh nikah yang ada kalau ke Manado," gerutu si adik.
Sementara sang abang sudah sinting beneran karena kelakuan adiknya. "Udah ah, lo tenang aja. Gue bisa jaga diri kok disini," ujar Alin saat perjalanan pulang.
"Percaya gue sama lo. Gak percaya gue sama bocah bocah di jalan Wiratama I," jawab Shelomo sambil tetap fokus menyetir. Rencananya sore itu untuk nembak Cia hancur semua karena adiknya.
"Pokoknya lo jangan bilang mama ya, bang. Apalagi bilang ke papa, oke bos Cel?"
Kelemahan Shelomo kalau adiknya sudah mulai memohon, pasti dia tidak bisa menolak.
"SIAPA TADI YANG NGADU KE ABANG GUE KALAU GUE NGEKOST DISINI?!"
×××
Jam 09:00 waktu bagian Depok, dihari kedua Alin kabur. Gadis itu sekarang sedang mengelilingi jalanan di kawasan Wiratama.
Kawasan Wiratama termasuk salah satu kawasan elit di Depok. Didalamnya ada sekolah, kampus, perumahan, kost, bahkan ada yang menarik perhatian Alin. Sebuah panti asuhan.
Panti asuhan ini beda. Gak seperti yang biasa dia datangi pas jaman sekolah dulu. Bahkan Alin merasa tempat itu lebih cocok disebut sebagai kost elit. Saking bagusnya.
Alin memerhatikan tiap sudut pekarangan panti. Pantinya besar dengan pekarangan yang luas pula. Namun sepi sekali. Tidak ada anak-anak kecil lucu yang sedang bermain diayunan di pekarangan depan. Hanya ada seorang ibu ---yang bahkan Alin rasa terlalu muda disebut sebagai ibu, sedang menyapu teras depan panti.
Gadis itu membunyikan pagar depan. "Permisi, bu."
Si ibu yang tadinya menyapu langsung berhenti dan menghampiri Alin yang berdiri didepan pagar.
"Ada apa ya, nak?"
Wah. Begitulah kesan pertama Alin ketika melihat si ibu. Kalau ini ibu pantinya, fix sih ini panti gaul banget! batinnya.
"Ibu yang jagain pantinya?" tanya Alin ragu-ragu. Dia bingung pertanyaan terdengar aneh atau tidak.
"Kebetulan saya yang punya panti ini. Ada apa ya?"
"KEBETULAN BANGET, BU!"
"Buuuuu, Anin sama Somi pulaaang," teriak Anin dari arah pintu.
Bu Bada buru-buru menghampiri dua gadis remaja itu. Menyuruh mereka masuk ke ruangannya yang sudah ada satu gadis lain menunggu disana.
"Nah ini anak-anaknya," ujar bu Bada pada gadis itu.
"Hai, aku penghuni baru disini. Namaku Sharlline Tzuriel,"
"........."
".........""Wait----" Somi seperti teringat sesuatu. Sementara Anin dan bu Bada si bungsu melanjutkan kalimatnya.
"Tzuriel??? Kakak adiknya Shelomo Tzuriel ya???!!!" Tanya Somi histeris.
Sementara Anin yang baru menangkap kalimat Somi langsung tak kalah histeris.
"yAAMPUN KAK, AKU NGEFANS BANGET SAMA KAK SHELOMO,"
×××
Author Note!
Aku gak nyangka sambutan untuk cerita ini cukup baik. Termakasih banyak untuk sudah sekedar read, maupun yang meninggalkan jejak dengan vote, apalagi comment.
*Shelomo
Untuk cerita Shelomo Tzuriel, silahkan cek Sebuah Zona ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[0] Bocah Panti
Fanfiction"ibuk bingung kenapa kalian gak mau pergi dari panti," - ibuk panti, yang mulai lelah. °°° always limitless: Bocah Panti - Start : 21/07/2017 - End : 15/09/2017 || 28/11/2017(video ver.)