"What do you want to be in the future?"
When we were young, we often get asked that questions, and every time i got asked, i get nervous. I often found myself confused, and ended up observing what my friends said and said the same thing.
Dokter, Guru, Polisi, Perawat,Penyanyi, Pemadam kebakaran, you name it.
Aku memang selalu tidak mempunyai tujuan dalam hidupku. Ketika pemilihan jurusan di universitas, aku sama sekali bingung karena aku tidak tahu. Akhirnya aku mengikuti kemauan Papa, berkuliah di jurusan teknik untuk membantu bisnis keluarga, namun setelah lulus malah aku bekerja di salah satu perusahaan retail dan sampai sekarang.
Do i enjoy my life?
Lumayan, dengan posisiku sekarang, aku lumayan bisa hidup bercukupan tanpa harus mengandalkan uang saku dari Papa. Bulan lalu, aku resmi melunasi kredit apartemenku dan berhasil meng-upgrade mobil sedanku keluaran terbaru.
Tapi kadang, aku bingung apa yang aku ingin mencapai dalam kehidupanku. Aku tetap bekerja tiap harinya, keluar masuk ruangan meeting, men-draft proposal untuk produk yang akan di-launching dan mengejar posisi management tiap dua tahunnya.
Sampai-sampai di hari sabtu ini, aku hanya bisa bermalas-malasan di ranjang, membaca novel dan saat kulirik Iphone-ku tidak ada satu notification pun.
I'm a pathetic, 26 year old loner.
Aku menghela nafas, lalu membuka aplikasi Instagram. Novel yang kubaca sudah hampir selesai, dan kepalaku mulai pusing karena aku sudah memulai novel marathon sejak tadi pagi.
Aku meng-scroll foto-foto di timeline dengan malas, menyadari bahwa hari ini adalah hari kasih sayang, membuatku ingin melempar ponselku ke dalam tong sampah. Untung saja aku masih mengingat kalau ponselku baru kubeli seminggu yang lalu.
Aku terdiam melihat foto salah satu teman SMA-ku yang mengunggah sebuah foto dimana dia memperlihatkan jari manis tangan kirinya yang telah disemat sebuah cincin berlian yang cukup besar.
Looks like everyone is getting hitched yeah?
Terus terang saja, aku muak setiap melihat timeline-ku penuh dengan foto-foto pre-wedding, lamaran, ataupun acara memotong kue anniversary yang menurutku kelewat lebay.
Situ mau rayaiin hari jadian atau peresmian gedung?
Aku kembali menghela nafas. Aku bangkit dan tiba-tiba aku menyadari sesuatu.
Kalau hari ini hari kasih sayang, berarti hari ini hari ulang tahunnya!
Aku buru-buru mencari kontaknya di dalam ponselku, dan saat menemukannya, aku langsung mengetik ucapan selamat ulang tahun kepadanya.
Sesaat sebelum aku menekan tombol send, aku bimbang. Aku melihat chat kami dan aku baru menyadari selama tiga tahun terakhir yang kami lakukan hanyalah mengucap selamat ulang tahun sama lain.
Tidak ada lagi obrolan, ataupun skype yang dulu kami sering lakukan saat masih kuliah. Seketika, pikiranku melayang ke beberapa tahun silam dimana aku pertama kali bertemu dengannya.
"Kamu sendiri di kelas ini?"
Aku yang sudah telat karena tadi tersesat, hanya bisa menganggukkan dan berusah untuk berkontrasi di kelas Prof Mazzel. Kelas ini terkenal karena Prof Mazzel sangat killer, dan untuk setiap murid kelasnya yang telat, akan dikurangi 10 poin untuk nilai tugas. Untung saja tadi Prof Mazzel juga telat, kalau tidak, bisa-bisa nilaiku tidak akan tertolong untuk mempertahankan beasiswaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Love (OneShot Collection)
RomanceBerisi kumpulan cerita pendek bertema romance yang ditulis penuh cinta oleh TheJenne :P Beberapa cerita pendek lainnya adalah spin-off dari Head Over Heels for You, Doctor (Completed), dan juga Ex with Benefits (Ongoing). Enjoy!