02. Bukan kebetulan

76 16 1
                                    

Author POV

" kamu itu seharusnya jadi contoh bagi murid lain! Emang gk ada kerjaan yang lain selain tulis cerita gak jelas. Mama itu maunya kamu jadi siswa yang terus dapatin peringkat satu, selalu dapatin pujian dari guru lain".

Kata-kata mama itu terus terngiang dikepala remaja laki-laki yg sedang berjalan dilorong sekolah, dia sudah muak dengan kata-kata mamanya untuk memenuhi semua kemauan mamanya tersebut.
Dia tau mamanya bukan bermaksud jahat, ini semua demi berlangsungnya perusahaan yang sudah ditinggalkan papanya 8 tahun yang lalu, perusahaan yang dibangun dengan usaha dan kerja keras papanya.

Tapi tetap saja ini semua diluar kemauannya, dia hanya ingin menerbitkan buku yang ditulis dari hati dan perasaannya agar para pembacanya kelak bisa merasakan apa yang ia tulis.

"DUHHH!! ".

Tiba-tiba buku yang dibawa laki-laki tersebut terjatuh, karena ditabrak oleh gadis yang berada didepannya, dengan secepat mungkin ia segera merapikan kembali buku tersebut dan pergi tanpa menoleh kearah gadis yang telah menjatuhkan bukunya dengan kesal.

***

"arghh! Sial banget hari ni, tadi mama sekarang gue harus susun balik bahan cerita gue".

Katanya sambil menyusun bahan tersebut diatas meja yang penuh akan kertas, saat ini Arka ingin melihat susunannya aslinya di flashdisk berwarna hitamnya.

Arka mencari flashdisknya didalam tas dan tidak menemukan flashdisknya, lalu ia mencarinya lagi didalam saku baju tapi tidak menemukannya. Bahkan ia sudah sampai saku celana untuk mencari tapi tetap saja ia tidak menemukan flashdisknya.

Arka berpikir mungkin flashdisknya tertinggal diruangan mamanya karena terlalu pusing mendengar mamanya berceramah. Kemudian jarinya bergerak hendak menelefon mamanya tapi tiba-tiba saja jarinya terhenti menekan layar ponsel.

"kalau mama tau flashdisk gue tinggal disana mungkin mama bakal langsung bakar ". Batinnya

Arkapun mengurungkan niatnya dan berencana untuk mengambil dan mencarinya sendiri.

Saat sudah memastikan mamanya telah keluar dari ruangan kerja, ia dengan hati-hati mencari dimana flashdisknya tertinggal. Setelah mencari kelemari, meja, dan bawah kursipun ia tetap saja tidak menemukan dimana flashdisknya.

"apa mungkin mama udah dapatin duluan flashdisk gue? Dan mama buang ke tong sampah?". Tanyanya pada diri sendiri.

Dengan raut wajah yang agak jijik dan ragu saat melihat tong sampah yang berada disamping lemari. Arka berniat untuk mengurungkan niatnya, tapi akhirnya dia mulai mengorek-orek sampah dengan perut yang hampir ingin mau mengeluarkan isinya, tapi ia tetap tidak mau menyerah. Demi mimpinya ia tetap akan melakukannya walau halangannya adalah sampah.

"ARKAA! ".

Suara bentakan yang berasal dari pintu membuatnya menoleh dan sedikit kaget.

"Ehm, mama... ". jawab Reihan sedikit malu.

"Arka, apa uang jajan kamu masih kurang? Kenapa kamu gak bilang ke mama sih? ". tanya mamanya frustasi.

"Mama bisa kasih uang jajan yang lebih, tapi kenapa sampai kamu... ".tanya mamanya sambil berkaca-kaca dan tidak melanjutkan kata-katanya.

Rei terkejut mamanya bisa salah paham seperti itu, tidak mungkin dia mengorek-orek sampah hanya untuk menambah uang jajannya.

"Mah, Arka itu lagi cari flashdisk arka yang hilang". Jawabnya mengacak rambut sambil memegang kepala.

"oh iyaya? syukurlah. flashdisk apa? ".

Oh iya.

Arka bego!

Arka lupa kalau ia tidak boleh memberi tau mamanya jika dia sedang mencari flashdisk yang isinya tentang cerita untuk bukunya. Dan ia terpaksa berbohong, Arka hanya bilang kalau ia sedang mencari flashdisk yang isinya tentang tugas sejarah, dan mamanyapun percaya.

"maap ma, sekali bohong... ". Batinnya.

Moon And My Star [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang