Udah Dua hari ini. Kebanyakan gue lebih banyak murung dan nggak banyak bicara. Gue bingung gue bisa kayak gini karna masih sakit hati sama Dimas dan Marisa atau cemburu pas liat Nathan malah ngebela Marisa.
Oke. Gue nggak bisa kayak gini terus.
Masa iya gara-gara cinta monyet hidup gue langsung hancur. Gue nggak sebodoh itu kali ya.
Drtt drtt
Ponsel gue bunyi pas mau lanjut nulis catatan buat berhentiin mikirin mereka. Pesan dari Nathan yang isinya nyuruh gue ikut latihan pensi sehabis pulang sekolah hari ini.
Gue masih kesal sama Nathan yang ngebela Marisa waktu itu tapi gue nggak bisa juga lari dari tugas. Itu namanya nggak professional. Gue harus bisa pisahin yang mana urusan pribadi dan umum.
Bel pulang udah bunyi, gue langsung ke aula dan ngeliat udah banyak aja siswa yang lagi latihan sesuai peran mereka masing-masing.
Disana gue bingung mau minta kertas bagian gue kemana. Gue nanya kesalah satu anak osis tapi malah dicuekin, Gue nanya kesiswa lagi latihan cheerleader yang jelas dari bajunya malah gak tau jawabannya.
Dan akhirnya gue cuma duduk senderan di dinding ngamatin setiap siswa yang lagi latihan. Disini gue langsung fokus sama beberapa orang yang ada diatas panggung aula. Adegannya seorang wanita yang coba jelasin sesuatu sama pemeran prianya.
"Cukup roma, aku bukan seperti yang kamu kira. Aku tidak pernah sekalipun menduakan kamu! ". Kata pemeran wanitanya.
Deg!
Kok ceritanya mirip sama kejadian hidup gue sih, tapi disini si cewek yang dituduh mendua. Bukannya makin membaik keadaan hati gue jadi lebih buruk. Akting mereka benar-benar ngingatin gue sama kejadian kemarin.
"Loh ikutan pensi juga? ".
Gue ngedongak keatas pas liat sesuatu yang tadinya suasana hati gue sedih banget berubah pas ngeliat wajah malaikat Alvin.
"Lo nangis? ". Tanya Alvin pas ngeliat mata gue berkaca-kaca. Dan cepat-cepat gue seka air mata yang mau jatuh.
"Gue ikut sedih liat kejadian mereka ". Bohong gue sambil nunjuk panggung dan agak terkejut juga liat Alvin ikutan duduk disamping. Gue emang suka Alvin, Tapi bukan dalam artian cinta. Melainkan karna dia itu baik dan hangat banget sama orang-orang.
"Oiya Vin, guekan yang jadi penerjemah. Jadi kertasnya itu belum dikasih sama gue sampe sekarang. Lo tau nggak dimana gue minta kertasnya? ".
"Oh itu bagian lo ya. Coba tanya ke Nathan deh. Soalnya dia yang urus bagian itu ".
Dih, malas banget.
Gue coba cari alasan supaya nggak ketemu Nathan dan bilang gue nggak tau Nathan ada dimana dan minta tolong ke Alvin buat cariin dia secara mereka itu teman dekat.
Tapi takdir berkata lain. Alvin malah nunjuk kesamping dekat pintu keluar dan nunjuk.
"Tu Nathan ".
Dan dengan tanpa berdosanya Alvin malah teriakin nama Nathan dan nyuruh dia kesini. Nathan nurut dan jalan kearah kami.
"Apa? ". Tanya Nathan ke Alvin.
"Kertas bagian penerjemah tugas lo kan? Mana dia? Kanzha butuh buat latihan ".
"Diruangan osis, ayok kesana temani gue ambil kertasnya ". Jawab Nathan ngeliat wajah gue.
"Dih ambil aja sendiri. Gue disini aja tungguin lo ". Kata gue.
"Yaudah. Nih kunci ruangan osis lo ambil aja sendiri ya ". Nathan lemparin kunci kearah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon And My Star [TAHAP REVISI]
Teen FictionSemuanya berubah semenjak dia mengenalmu kembali dan... Memanggil nama bapakmu. "Suparmannnn! ". Gue kaget anjir, Lamunan gue tiba-tiba buyar gitu aja dan sampe susu yang lagi gue minum keluar dari hidung. Perih banget. Gue udah terbatuk-batuk sam...