11. Hubungan tersembunyi

23 5 0
                                    

Di sudut mall, tepatnya di bangku pengunjung gue ngeliat sesuatu yang buat kaki dan hati gue lemes. Sesosok pria yang sedang duduk dengan seseorang yang pengen gue tampar tepat dipipi mulusnya.

Manusia yang buat gue sadar, Gak ada yang namanya cinta dihati dia, Gak ada yang bisa kita nilai dari penampilan luar dan apa itu sakit hati.

Dia orang pertama yang pernah isi hati dan pikiran gue. Cinta pertama sekaligus pacar pertama dan terakhir sampe saat ini. Atau lebih tepatnya mantan.

Aduh, gue pengen nangis lagi.

Seketika gue cuma berhenti diposisi dan mandang dua insan yang kayaknya lagi kasmaran itu. Nathan yang ikutan berhenti karna ketahan sama genggaman gue cuma ngikuti arah pandangan gue.

"Lo kenal? ". Tanyanya sambil nunjuk pas kearah mereka.

Gue ngangguk, dan entah dengan maksud apa si Nathan malah narik tangan gue kearah mereka. Langsung gue lepas tangannya dan jalan ngejauh.

"Kanzha? ".

Deg!

Suara yang terkesan lembut dan maskulin itu hampir aja ngebuat gue jantungan. Gue yakin sama suara barusan, itu suara Dimas. Mantan gue. Gue noleh kebelakang dengan perasaan lumayan gugup. Tapi perasaan gugup tadi berubah jadi perasaan marah karna ngeliat Dimas jalan kearah gue sambil digandeng sama cewek yang udah ngerusak hubungan kami berdua. Marisa.

Gue jalan kearah mereka, pengen tabok wajahnya satu-satu. Tapi gue tahan dengan cara ngelewati mereka yang dipikir mau sapa mereka balik dan langsung ambil tangan Nathan, bawa dia pergi yang sedari tadi bingung liat gue.

"Ayo kita pulang! ". Kata gue sedikit naikan satu oktaf ke Nathan dan jalan kearah berlawanan dari posisi Dimas dan Marisa.

"Kanzha! ". Panggil Dimas sekali lagi.

Gue gak nyaut dan cuma berusaha nahan emosi terus bawa Nathan dan gue sendiri ngejauh dari sana. Nathan nahan jalan gue terus ngomong.

"Mereka panggil lo za".

"Nggak usah peduliin ". Kata gue sambil berusaha bawa kami berdua pergi dari hadapan mereka. Tapi Nathan malah nahan tangannya dan tetap berhenti ditempat.

Gue ngerenyit liat dia terus Nathan narik tangan gue kearah mereka berdua lagi.

"Kenapa? ". Tanya Nathan pas kami udah sampai pas dihadapan Dimas dan Marisa. Gue benar-benar gak tahan liat mereka gandengan kayak gitu, pengen banget rasanya gue tebas.

"Ini cowok lo Za? ". Wahh. Marisa gak punya urat malunya lagi nih, gak punya otak banget dia. Segitu gampangnya dia ngomong kayak gitu tanpa ada rasa bersalah setelah apa yang dia lakuin ke gue.

"Iya ".

Kata-kata yang barusan gue ucapin spontan ngebuat Nathan noleh terkejut ke gue dan Dimas juga sama. Tapi, gue erat lagi pegang tangan Nathan. Seolah lagi kasih isyarat bantuin gue.

"Gimana kalo kita double date aja, gue sama Dimas, lo sama cowok lo. Gimana? ".

Gak punya otak banget sih!!!

Kapan hati lo itu dipake ha?!

Pengen banget rasanya kata tadi gue ucapin diwajah mulus Marisa. Gue udah nahan nangis semampunya. Sakit banget dia ngomong seolah masalah kemarin itu cuma hal sepele.

"Ayo ".

Nathan menerima ajakan Marisa sambil kasih senyum kearah mereka berdua. Gue jadi nyesal nemani dia kesini. Gue udah nolak tapi Nathan cuma bilang ke gue anggap aja ini reuni sama teman sekolah gue dulu. Oke, gue bisa paham sama maksud baik Nathan. Dia nggak tau apa-apa untuk hal ini.

Moon And My Star [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang