04. Kenangan

58 14 2
                                    

7 tahun yang lalu..

"Eta jelek busuk belum mandi! ".

"Tathan, aku kaduin kamu ke emak aku ya!!".

Eta dan Tathan sewaktu kecil terus-terusan mengejek satu sama lain hingga kawan-kawan mereka yang lain hanya terdiam menyaksikan pertengkaran mereka. Sudah jadi makanan sehari-hari jika mereka hanya berkelahi jika bertemu.

Loh siapa Tathan?

Kalian bingung? Tenang Author jelasin.

Jadi nama panggilan Arka sewaktu kecil itu Tathan, bukan Arka. Makanya si Eta nggak ngeh pas kemarin si Rere ngomongin tentang Arka. Yang dia tau, Arka itu pemilik yayasan sekolah mereka. Bukan Tathan yang nama panggilannya berubah jadi Arka.

Sudah jelas??

Oke, kembali ke cerita.

Kanzha kecil sedang bermain bersama temannya yang lain ia tertawa terbahak-bahak. Ntah, Gak tau author. Kenapa ngakak banget ketawa si Eta pas kecil. Dia melompat kegirangan saat ia menang memainkan permainan petak umpet dipekarangan dekat rumahnya tapi ketika Tathan and the genk sudah datang yang terjadi hanyalah pertengkaran demi pertengkaran yang setiap hari mereka lakukan.

"Than, kamu kenapa sih kalo ketemu Arka selalu beramtem? ". Tanya seorang teman Arka yang kesal mendengar mereka berkelahi setiap hari. Setelah selesai menonton perkelahian absurd ala anak kecil mereka.

"Gak tau, kalau ketemu Eta itu bawaannya pengen emosi terus". Jawab Tathan alias Arka  sambil memperhatikan Eta yang sedang bermain bersama temannya.

"AHHHHHH! ".

Saat sedang bermain diatas pohon, Eta tidak sengaja terjatuh lalu membuat kakinya berdarah, lengannya patah dan luka lalu kepala yang mengeluarkan darah juga.

Arka yang sedari tadi memperhatikan Etapun segera menolongnya yang terlihat meringis kesakitan. Arka terlihat sangat mengkhawatirkan Eta saat itu.

Semenjak hari itu Arka selalu menjenguk dan memberi Eta makanan manis. Nathan tidak pernah absen sekalipun untuk menjenguk Eta yang saat itu masih belum bisa jalan dan menggerakkan tangan kirinya. Hingga suatu hari, Arka tidak pernah lagi mengunjungi ataupun mengajak Eta bermain.

"Bu Tathan kemana ya? Kok gk pernah kesini lagi? ". Tanya Eta dengan suara khas anak kecil.

"Yaa, mungkin karena udah mulai sembuh. Dia main sama yang lain nak, Lagiankan dia anak cowok, masak main sama cewek terus". Jawab ibunya.

Padahal dalam hati eta, dia bergumam sendiri. Lah, tathankan emang cewek. Lekong gitu.

Sejenak Eta memikirkan bahwa kata ibunya itu benar dan rasa cemasnyapun mulai mereda. Dan tidak terasa Hari mulai mengganti bulan dan bulanpun berganti dengan tahun, hingga sampai saat itu Arka tidak pernah menampakkan dirinya dihadapan Eta lagi.

.
.
.
.
.

"TAAA, ETAAA!! Bangun guru udah didepan tuh". Rere membangunkan Eta sambil menepuk-nepuk tangannya heboh kayak ada pembagian sembako.

"Yaampun Re, selo kenapa banguninnya. Jantungan gue ih! ".

Rere hanya cengengesan, sebuah kenikmatan tersendiri baginya melihat wajah marah Eta.

Gue tadi mimpi ya? Harus ya masa lalu? Masa depan kek. Masa depan gue ama lee min ho.

Bel pertanda istirahat berbunyi, setelah melewati 4 jam lebih bersama pelajaran merebus otak, Gimana gak dibilang begitu. Bayangin aja deh setelah pelajaran matematika selesai, datanglah pelajaran Fisika. Lalu disusul pelajaran Kimia. Semua teman sekelasnya tepar ditempat. Kecuali, Rere dan Eta Mereka segera keluar kelas dan melesat menuju kantin lalu mengambil beberapa makanan untuk menenangkan para cacing yang berada diperut mereka.

Moon And My Star [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang