13. Dinner

7.2K 359 122
                                    

Selamat membaca ;)

Krringgggg...

Kedebug bletak prang bugh..

"Aduh pantat gue." Firman mengelus-elus pantatnya yang mencium lantai.

"Pala gue woy, pala gue dikondisikan ini." Bayu mengomel karena di atas kepalanya terdapat lengan Ihsan.

"Alhamdulillah, nikmatnya tidur tadi malam." Ihsan meregangkan badannya dengan tangan masih stay di kepala Bayu.

"Kamvret___ celana gue melorot, ke mana woy anying." Jonatam berucap heboh tersadar jika dia hanya memakai celana dalam saja. (Hahaha bisa di bayangkan oleh kalian)

"Melorot? Hahahhahaaaa Jo, ke manain celana lo hahaha." Mereka tertawa puas melihat Jonatan yang hanya memakai celana dalam saja.

Toktoktok... Suara ketukan pintu dari luar kamar mengintruksikan mereka.

"Ada apa berisik pagi-pagi? Cepetan pada mandi, turun! Ini udah jam setengah tujuh loh," ucap Marissa yang membuat empat sejoli itu kalap di dalam kamar.

"MAMPUS KESIANGAN."

"ASTAGFIRULLOH MANA JAM PERTAMA PAK PUR."

"MATI INI MAH."

Jonatan mengacak rambutnya frustrasi, ia sangat heran melihat ke tiga temannya yang diot semua. "Heh kamvret, kok kalean malah ngoceh, bukannya mandi."

"Ah iya, LARIII___" Firman, Ihsan, dan Bayu berlari ke kamar mandi Jonatan yang berada di kamar.

"Eh gue dulu!"

"Gue dulu kale!"

"Yang tua ngalah!"

"Gak bisa gitu dong!"

Dan lagi-lagi mereka bertiga bertengkar, Jonatan hanya menggelengkan kepaanya. "Untung gue waras," ucap Jonatan sembari mengelus dadanya.

"WOY ITU KAMAR MANDI GUE, KALIAN MANDI DI KAMAR MANDI LAEN KAN BANYAK KAMAR MANDI! DI KAMAR INTA JUGA ADA." Jonatan berteriak sekuat tenaga agar bisa menghentikan pertengkaran sahabatnya.

Memang sudah rutinitas mereka menginap di hari Sabtu. Mengapa mereka memilih malam Sabtu, bukan malam Minggu? Alasannya yaitu. Bayu, ya karena Bayu setiap malam minggu harus menemani pacaranya. Jadi, mereka harus mengalah agar bisa berkumpul bersama.

🎀🎀🎀

Sementara di suatu kamar yang berwarna biru dengan dekor yang elegan, seorang gadis sedang menatap cermin, melihat penampilannya berkali-kali. "Aduh kok gue gugup ya, padahal cuman berangkat bareng ke sekolah," ucap gadis tersebut.

"Sayang udah siap belum, itu ada temen kamu di bawah loh." Mona memanggil Putri kesayangannya yang tak kunjung keluar kamar.

"Ica lagi pake sepatu," elak Clarisa.

Clarisa menetralkan nafasnya. Ia berkali-kali menatap cermin, merapihkan rambut hitam sedikit coklatnya. Dan "Let go," seru Clarisa.

Clarisa menuruni anak tangga. Ia dapat melihat bundanya dan seorang cowok yang ia kenal kemarin.

"Pagi!" sapa Clarisa.

"Pagi, sayang," ucap Mona.

"Pagi Ca, maaf ya aku terlalu pagi jemputnya," ucap cowok itu.

"Gak papa, Ka." Clarisa mendudukan bokongnya di depan Aldi.

"Ini pacarnya Ica?" Mona menoel dagu putrinya.

Ice Girl Is My Wife #1 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang