Hai semuanya ... oh iya makasih ya readers yang udah mau baca cerita abal abalakuu ... tetap pantangin cerita ini ya ... oh iya pen kasih tau aja kata yang di italic itu pembicaraan tokohnya ya alias Pov oke makasih..
Heppy readers!!
Tiba di kafe yang dituju, Jonatan mengedarkan pandangannya ke seliling penjuru kafe. Ia melihat ke belakang masih terdapat seorang gadis yang memakai tas sedang menunduk dengan wajah masih tetap datar.
Ia tersenyum kecil melihat tingkah Clarisa. Walaupun sadar bahwa Jonatan memerhatikannya, Clarisa masih sangat-sangat malu dengan kejadian tadi di parkiran.
Jonatan menggenggam tangan Clarisa. Ia tau Clarisa sangat malu, apalagi masih ada sebagian yang menatapnya reflek Clarisa mendongakkan kepalanya, Jonatan tersenyum kecil lalu mengangguk.
Clarisa melihat pergelangannya yang dipegang oleh Jonatan. Ia pun mengangguk karena dapat tatapan tidak wajar dari Jonatan. Mereka kembali melanjutkan langkahnya menuju ke pojok kafe. Dan tepat di meja no 24 dan 25 terdapat anak-anak bulutangkis SMA Pelita Jaya.
"Sorry gue telat. Ada apa?" Jonatan langsung mendudukan bokongnya di kursi kosong sebelah Firman.
Sementara Anak-anak melongo melihat Jonatan datang dengan perempuan. Dan perempuan itu adalah CLARISA YUKIKALITA, murid baru. Yang notube-nya adalah anak yang sangat-sangat dingin dan yang paling penting adalah pacar Aldi Wijaya Putra, Ketua Osis SMA Pelita Jaya.
"Loh kenapa? Kok malah pada bengong? Ah oh iya, gua lupa. Ca duduk!" Jonatan menggeplak jidatnya seraya mempersilahkan Clarisa duduk di kursi kosong pinggirnya.
"Lo ke sini sama Dia?" Ginting yang notube-nya sebagai anak bulutangkis juga menunjuk Clarisa.
"Iya, emang ngapa? Salah? Oooh gue tau ... oke, gue ke sini sama dia itu karena kita sudah belajar bersana. Terus, dia gak ada yang jemput. Jadi gue sabagai cowok yang gantelmen. Gue ajak dialah kan kasian," Jelas Jonatan yang hanya dianggukan oleh mereka.
"Terus? Kalian kenapa manggil gue?"
"Ah oh, iya. Ca maaf nih ya, Lo boleh duduk di situ dulu gak?" Bayu menunjuk meja no 23.
Clarisa hanya mengangguk lalu berdiri dan melangkah ke meja no 23 yang diperintahkan oleh Bayu lalu duduk.
Sementara Jonatan dan grup Bulutangkis SMA Pelita Jaya sedang berdiskusi serius. Tak terasa jam sudah berganti, senja telah digantikan oleh bulan dan Bintang yang bersinar di langit hitam gelap.
Clarisa hanya mengetuk-ngetukan jarinya ke meja, dengan kepala yang ditempelkan ke meja. Handphone-nya telah mati 1 jam yang lalu, ia sangat-sangat bete. Ia sudah menghabiskan semua pesanan yang Jonatan untuknya. Ia sudah membuka buku menutupnya kembali lalu mebukanya kembali hingga matanya lelah dengan angka-angka yang terdapat di buku itu.
Clarisa melihat gerombolan Jonatan yang masih berdiskusi. Lalu Ia melihat jam yang terdapat di tangan kanan, jam telah menunjukan hampir pukul 20:00. Ia belum semepat memberi kabar bunda dan ayahnya serta juga pacarnya Aldi. Pasti mereka sangat khawatir, karena hingga jam segitu dirinya belum pulang ke rumah. Apalagi phonselnya mati.
"Oke jadi begitu ya, yang main pertama ganda Putra dulu yaitu Bang Angga dan Bang Ricky selaku unggualn ganda pertama. Nanti di bagannya gua jadi penentu oke!" jelas Jonatan.
"Gue duluan, kasian anak orang gua bawa sampe lupa haha." Jonatan melihat sekilas Clarisa yang sedang menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan.
"Oke Jo. Tiati lo bawa anak orang, awas kepincut haha," ucap Ihsan yang diikuti gelak tawa dari yang lain.
Jonatan berdiri lalu menghampiri Clarisa yang belum sadar akan kehadirannya. Jonatan menepuk bahu kanan Clarisa, dan dengan reflek Clarisa terduduk siap.
"Ayo pulang!" Clarisa hanya menanggukan kepalanya lalu menguntit Jonatan dari beakang lagi setelah berpamitan dengan cara menundukan punggung kepada teman-teman Jonatan
Skipp
Di jalan, Jonatan sengaja mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, ia tidak mau lagi melihat Clarisa ketakutan karena ulahnya. Ia melihat sekilah Clarisa dari kaca spion kanannya.
Tiba-tiba....
"Eh, eh kok motornya eh eh ...." Motor Jonatan tiba-tiba oleng sendiri, Ia menepikan motornya.
"Ca turun dulu deh!" ucap Jonatan.
Clarisa menuruti perintah Jonatan dengan helm yang masih menempel di kepalanya. Clarisa hanya menatap heran Jonatan dan motornya.
"Cek." Jonatan berdecak melihat ban balakangnya kempes dan sangat-sangat kempes.
"Kenapa?" Itulah satu kata yang dilontarkan dari mulut Clarisa.
"Motornya Bocor. Gak papa ya kita jalan dulu? Tapi kita ke rumah gue dulu, soalnya rumah gue deket dari sini," ucap Jonatan, mau tak mau harus dianggukin oleh Clarisa.
Mereka berjalan menyusuri malamnya kota metropolitan dengan ditemani awan mendung. What? Awan mendung? Mau ujan??!!.
Dan benar saya, baru saja Clarisa mempunya pirasat 'rasanya ini akan turun hujan' dengan bukti awan yang begitu mendung beserta bunyi-bunyi guntur dari langit.
Byurrrrr...
Hmm maaf ya part ini pendek. Oh iya gimana ceritanya? Belum ada feel ya? Maaf ya nisa belum bisa. Insyallah nisa usahain ada masalah setelah Olimpiade selesai karena disana nanti Clrisa dan Jo....
Ah tar aja diksih taunya ya hehe.
Makasih.. by: Icha_95Vote komennya jangan ketinggalan kawan.. ;)
TBC...
#27-02-21
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl Is My Wife #1 [TERBIT]
Teen Fiction#TAMAT TERSEDIA DI SHOPPE @carina.bookstore OPEN PO DARI TANGGAL 17-21 MARET CEK IG @androcenta.publisher dan @Nisa_Adiwiyanti99 (PROSES REVISI) Rangking #7 dalam cerita remaja (13 september 2018) #10 dlm Cerita remaja (30-05-2018) #11 Cerita remaj...