15. Pengumuman

6.3K 327 71
                                    

Hari Senin adalah hari yang dibenci oleh banyak siswa-siswi. Karena hari Senin mereka harus melaksanakan upacara di panasnya matahari pagi yang memancar.

Clarisa sedang mengisi perutnya dengan nasi goreng pemberian Aldi. Sejak Clarisa berpacaran dengan Aldi, Ia selalu dibawakan makan tiap paginya. Padahal menurutnya kebalik, seharusnya ia yang harus membuatkan sarapan tetapi Aldi selalu menolaknya entahlah apa alasannya.

Jonatan CS sedang berada di kantin. Mereka sedang mengisi perutnya sebelum bertarung dengan panasnya matahari dan mendengarkan amanat yang teramat lama. Karena pembina kali ini adalah kepala sekolah yang jika memberikan amanat tidak tanggung-tanggung lamanya.

"Tahun ini akan ada lomba lagi katanya! Ya, gak Bay?" Ihsan memecahkan keheningan di antara mereka yang hanya mengunyah makanannya.

"Iya, katanya tahun ini ada lomba seni nya. Dan katanya lagi setiap sekolah harus nampilin. Tapi, gak tau juga deng." Bayu mengedihkan dua bahunya lalu melanjutkan makannya.

"Kata siapa lo kali ini ada lomba seni nya? Selama gue sekolah nih ya, kalo Olimpiade itu gak ada lomba seni nya. Cuman ada olahraga sama cerdas cermat aja kali!" ucap Jo.

"Ye ya udah kalo gak percaya mah. Gimana kalo kita tarohan?" Bayu menaik turunkan alisnya.

"Oke, deal." Jo menerima tangan Bayu dengan semirik andalahnnya. Mungkin dia kira dia akan menang, tapi lihatlah nanti.

🍁🍁🍁

Di anak tangga Clarisa bertemu dengan gerombolan Jonatan yang penampilannya bernatakan layaknya preman pasar. Ia menatap risih ke empat orang yang di hadapannya. Tepat berada di sebelah Clarisa, dengan sengaja Jonatan menyenggol bahunya.

"Aaw," ringis Clarisa sembari memegangi bahunya.

"Lo kenapa Ca?" Sisil bertanya bingung. Clarisa tidak menjawab pertanyaan Sisil, ia hanya menatap Jonatan tajam.

"Hai Sisil Cantik, tunggu Aa di bawah ya. Tenang, nanti Aa barisannya di belakang kamu kok, kan kalo kamu pingsan Ada tinggal bopong kamu." Firman mengetip-ngedipkan satu matanya genit.

"Ih najisun gue dibopong sama lo, mendingan dibopong sama Boby dah dari pada sama lo. N-A-J-I-S!" Sisil menarik lengan Clarisa setelah mengatakan kata najis di ujung pembicaraannya.

🍁🍁🍁

"Baik Anak-anak kali ini olimpiade akan dilaksanakan, Ibu harap kalian bisa menjadi juara umum lagi seperti tahun kemarin. Lombanya akan dilaksanakan 2 minggu ke depan, jadi. Kalian ada waktu selama 2 minggu untuk belajar bagi yang ditunjuk untuk mengikuti lombanya. Dan kali ini kita akan menjadi tuan rumah. Jadi, Ibu harap yang tidak terpilihnya menghias sekolah ini sebagus dan senyaman mungkin. Mengerti!"

"Mengerti Bu!" ucap Anak-anak serempak.

"Lalu Olimpiade kali ini akan ada tambahan lomba. Yaitu, lomba Seni yang setiap sekolah harus mengirimkan setelah melakukan seleksi antar kelas, sekian dan terima kasih amanat dari saya, semoga kalian dapat mencerna dengan baik." Bu Yuli mengakhiri amanatnya diikuti helaan dari anak-anak.

KBM berlangsung dengan tentram, Bu Disi sedang menuliskan rumus-rumus dipapan tulis. Sesekali Bu Disi memberi penjelasan kepada muridnya.

Suara ketukan pintu dari luar mengintruksi semuanya, Bu Disi menghentikan aktivitasnya. Ia membuka knop pintu dan menampakan seorang siswa perempuan.

"Permisi Bu, saya ada perlu kepada Ka Jonatan sama Ka Clarisa disuruh Bu Yuli untuk ke ruangannya sekarang,"

Bu Disi hanya menganggukan kepalanya. Ia kembali masuk melihat keberadaan anak muridnya terutama Jonatan dan Clarisa. "Jonatan dan Clarisa ditunggu oleh Bu Yuli di ruangannya sekarang!"

"Ngapain Bu? Kan saya gak ada salah," Jo mengerutkan keningnya bingung.

"Ya Ibu juga gak tau JONATAN. Cepat kalian ke sana!"

Clarisa masih diam di tempat, ia bingung ada maksud apa kepala sekolah memanggilnya? Kenapa dengan anak berandalan itu? Clarisa melirik Sisil yang sedang khusu menulis rumus.

"Sil, kenapa Bu Kepsek manggil gue?"

Sisil melihat Clarisa sejenak. "Ya mana gue tau, udah kale Ca, sana aja. Jo buru kalian ke sana ajak nih Clarisanya." Sisil mencolek punggung Jonatan.

"Paan si Sil, iya gue mau. Ayo cepet kasian Adek kelas nungguin kita di luar."

🍁🍁🍁

"Permisi Bu, Ibu manggil kita?" ucap Jonatan sopan.

"Iya, sini kalian. duduk!" titah Bu Yuli.

Jonatan menurut, ia duduk lalu diikuti Clarisa yang duduk di sebelahnya tetapi mereka duduk sedikit berjauhan. Bu Yuli membetulkan duduknya, ia menatap dua murid yang bisa dibilang jenius, hanya saja sangat disayangkan salah satu dari murid itu mempunyai sifat yang tidak semronoh. Berbanding terbalik dengan otaknya, murid yang dimaksud adalah Jonatan.

"Jonatan Bizurai dan Clarisa Yukikalita. Kalian tau kenapa dipanggil ke sini?" Bu Yuli tersenyum kecil.

"Ya engga lah Bu, kan saya gak ada salah sama Ibu. Toh saya juga gak jailin Ibu lagi kan?" Jonatan menjawab dengan lantang.

"Jonatan mulutmu itu seperti tidak dididik, kalo aja kamu tuh gak pinter udah Ibu keluarin kamu dari dulu." Bu Yuli mengelus dadanya. "Oke tujuan kalian ke sini bukan karena kalian ada masalah. Ibu hanya mau kalian yang mewakili sekolah kita untuk olimpiade!"

"Saya Bu?" Clarisa menunjuk dirinya sendiri. "Bu, Bu bentar deh. Kok sama dia? Kan tahun kemaren Jo sama Ka Putri, kenapa gak sama Ka Putri lagi aja?"

"Jo nih ya, kan sekarang Putri itu sudah kelas 12. Nah, Dia harus fokus belajar untuk ujian. Jadi, kalian yang harus mewakilinya. Toh juga Ibu cari info sekilah Clarisa pindahan dari sekolah Favorit kan? Dan Ibu dapat info lagi bahwa" Bu Yuli menunjuk Clarisa.

"Iya Bu," jawab Clarisa.

"Nah kan, jadi kalian tinggal kondisikan jadwal kal...," ucapan Bu Yuli terpotong oleh ucapan Jonatan.

"Tapi Bu kan saya ikutan Bulutangkis, mana saya jadi unggualn pertamanya Bu. Gimana nanti kalo kalah karena saya belajar terus?" Jonatan mengerucutkan bibirnya. Clarisa menatap sedikit jijik karena tingkahnya.

"JONATAN kamu bisa engga jangan memotong pembicaraan orang, apalagi yang kamu potong pembicaraannya itu Kepala sekolah?" Bu Yuli melotot sempurna.

"Hehe Viss Bu. Maaf, lanjut Bu!" Jonatan menyengir sembari menunjukan jari telunjuk dan tengahnya membentuk hurup "V".

"Diam! Jadi kalian kondisikan jadwal belajar kalian, kalian mempunyai waktu 2 minggu. Satu minggu khusus buat Jonatan latihan bulutangkis dan 1 minggu untuk latihan kalian. Dan guru bimbingan kalian adalah Bu Gita," ucap Bu Yuli.

"Baik, Bu. Kami permisi," ucap Calrsia ramah. Iya keluar yang diikuti oleh Jonatan.

Karena sebentar lagi jam istirahat, jadi Jonatan memutuskan untuk mengajak Clarisa ke kantin untuk membicarakan jadwal belajarnya dengan Bu Gina. Clarisa hanya mengaduk-aduk jus Alpukatnya. Ia tidak berniat untuk makan, mlihat Jonatan makan seperti tidak makan bertahun-tahun saja sudah membuatnya kenyang.

Alhamdulillah part selanjutnya selesai juga ... maaf ya kalo banyak typo mohon diteliti dan dikasih saran .. .

Oh iya Mohon maaf lahir batin ya readers ... kalian kurban gak? Nyate gak? Aku mah gak kurban tapi nyate sampe sakit kepala haha..

Tinggalkan jejak ya Makasih 😘😊💖

#24-02-21

Ice Girl Is My Wife #1 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang