16 | Last

2K 427 114
                                    

Hari demi hari berlalu, Acha malah tambah sedih. Ternyata LDR itu nggak segampang yang dia bayangin. Seperti sekarang, Ong belum balas pesan LINE nya selama seminggu. Terakhir kali paling lama Ong ninggalin itu bisa cuma dua atau tiga hari, tapi sekarang sudah mau masuk hari kedelapan.

Kalau pacaran nggak LDR, pasangan kita hilang aja sehari atau dua hari atau bahkan cuma beberapa jam kita bisa cari tahu kemana pasangan kita pergi. Kita bisa tanya temannya atau bahkan samperin ke kampusnya, rumahnya atau bahkan kita bisa datang ke tempat yang sering dia kunjungi.

Tapi kalau di kasus LDR, semua itu belum tentu bisa kita lakuin. Apalagi LDR yang beda kota, negara bahkan benua. Manis diawal dan pahit ditengah, itu yang dirasakan Acha sekarang.

Kalau Ong sudah menghilang, Acha nggak tahu harus cari Ong kemana. Acha pun nggak kenal sama sekali sama teman kampus Ong di Jerman jadi dia nggak tahu harus bertanya sama siapa.

Bukan cuma itu aja yang Acha rasain sekarang. Bahkan disaat tugasnya yang numpuk dan capek sama urusan kuliah, Acha pingin sekali aja ngerasain Ong ada disampingnya meluk dia sambil semangatin dia.

Tapi nggak pernah terjadi cuma karena jarak sialan yang misahkan mereka berdua.Jadi kadang dia tetep ngerasa jomblo.

Alhasil, yang bisa dia lakuin hanya berpikir positif dan menganggap kalau Ong sedang sibuk dengan urusan skripsinya. Acha selalu menanamkan dipikirannya bahwa setelah skripsi Ong selesai dan dia lulus, Ong bakal balik ke Jakarta dan dia bisa sepuasnya nikmati waktu bareng Ong.

Sekarang Acha menjalani hari sialnya karena dia lagi menunggu gojeknya datang di depan halte di depan sebuah mall dengan keadaan basah kuyup. Ia tadi abis pulang dari rumah temannya lalu dia kehujanan.

Acha nggak tahu kalau ternyata ia bakal selesai mengerjakan tugas kelompok sampai semalam ini dan alhasil dia cuma dirundung rasa takut karena pulang sendirian jam sembilan malam.

Sempat terbesit dipikiran Acha, gimana kalau Ong di Jakarta dan dia bisa jemput Acha sekarang? Acha pasti sudah tenag-tenang aja.

Huhuhu kangen maksimal ini sama kak ong.

Ia menatap ponselnya dan melihat posisi si gojek yang ia pesan. Ternyata masih jauh banget. Ia melihat kondisi lalu lintas di depannya, masih macet parah.

Tipikal Jakarta, mau sampe semalam apapun, pasti ada aja kemacetan.

Capek rasanya, Acha mau langsung pulang aja tanpa harus melewati macet-macetan dan tidur.

Tiba-tiba, mobil hitam berhenti di depan Acha. Kaget, karena Acha tahu ini mobil siapa. Kaca mobilnya kebuka dan terlihat Minhyun di dalam.

"Cha, masuk Cha. Udah malem, pulang bareng aja." Ucap Minhyun.


Kenapa sih harus ketemu sama orang yang paling gue hindarin?


Acha menggeleng. "Nggak usah. Acha udah pesen gojek," Tolak Acha.

"Udah malem, Cha bahaya. Kamu juga udah basah kuyup gitu ," Ucap Minhyun sedkit maksa.

Tapi si Acha masih tetap nggak mau. Karena takut nanti kejadian yang ada di puncak bakal terulang.

"Nggak usah. Gapapa," Jawab Acha singkat.

"Apa susah nya sih tinggal masuk?" Ucap Minhyun galak.

Acha tetap menggeleng,

"Itu nggak liat orang disekitar kamu, nggak takut diapa-apain kamu?" Tanya Minhyun.

Tetangga Sebelah ; hwang minhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang