20 | The Truth

1.9K 388 133
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya Acha dan Ong kembali bertemu. Kemarin-marin, Ong memang tidak memiliki waktu untuk meluangkan waktu dengan Acha karena katanya dia sibuk ngurus visa.

Sebetulnya, keduanya sama-sama tahu kalau hubungan mereka ini semakin nggak jelas arah dan tujuannya tanpa keduanya saling memberitahu.

Akhirnya, Ong mengunjungi rumah Acha tepat pukul tujuh malam tadi. Saat ini ia sudah berada di dalam kamar Acha, duduk di tempat tidur miliknya menunggu Acha yang sedang menyelesaikan tugas sintaksisnya di meja belajarnya.

“Cha, kamu marah gara-gara yang kemaren aku pergi nggak ngajak kamu?” Tanya Ong dan membuat Acha berhenti menulis di buku catatannya.

Akhirnya kemarin sesampainya di rumah, Acha langsung nanya sama Ong kalau dia kemarin itu pergi ke mall apa enggak dan berujung nanya Noura itu siapa. Tapi enggak dijawab sama Ong sampai saat ini Ong sudah berada di rumah Acha.

Acha menggelengkan kepalanya.“Enggak marah kok,” Jawab Acha.

“Kamu marah ya gara-gara aku sama Noura?” Tanya Ong dengan suara cemasnya.

Lagi-lagi Acha menggeleng. “Enggak. Acha nggak marah sama sekali,” Jawab Acha dan masih belum memutar balikkan badannya untuk menatap Ong.

“Terus sekarang aku udah disini, malah kamu kacangin? Kamu kenapa?” Tanya Ong.

Akhirnya, Acha menutup bukunya dan menaruh pensil di mejanya. Ia menengok kebelakang, menatap Ong yang sedang duduk di tempat tidurnya sambil memeluk guling miliknya.

“Tell me more about kak Noura,” Ucap Acha yang melemparkan senyum sedihnya.

Ong pun heran lalu bertanya, “Buat apa? Nggak perlu ah,” Tolak Ong.

“Acha denger, katanya kak Noura itu cinta pertama kakak?” Tanya Acha.
Ong skakmat.

Bungkam seribu bahasa karena nggak bisa ngelak.

“Jadi? Bener nggak? Kok nggak dijawab?” Tanya Acha sambil mengangkat satu alisnya.

“Iya. She’s my first love.” Jawab Ong lalu menunduk menolak untuk menatap Acha.

“Tau dari mana sih kamu?” Tanya Ong.

“Siapa lagi sih yang bakal ngasih tau Acha?” Balas Acha.

“Ayo, ceritain. Kalian dulu itu gimana,” Acha meminta.

Ong mendongak dan wajahnya berubah menjadi kesal. Entah kenapa, saat Acha bertanya tentang Noura kepadanya, ada perasaan bersalah yang menggerogoti pikirannya.

"Ngapain sih, Cha nanya kayak gitu?” Tanya Ong kesal.

“Kakak masih sayang sama dia?” Tanya Acha yang nggak berhenti memberikan Ong pertanyaan.

Ong menghembuskan napasnya kasar.“Cha, aku mau jujur sama kamu."Ong memulai. Daripada dia terus merasa bersalah, lebih baik dia beritahu sekarang.

“Aku bakal cerita sama kamu tentang Noura, kamu boleh marah sama aku, kamu boleh mukul aku atau apapun itu tapi please, jangan benci sama aku?” Ucap Ong dengan wajah memohonnya.

Acha menggeleng. “Enggak. Nggak akan.”

“Jadi, kamu bener. She’s my first love. Aku ketemu dia pas pertama kali MOS SMA, waktu itu aku adalah lima orang dari dua puluh anggota OSIS kelas sebelas yang disuruh jadi mentor. Aku jadi mentornya kelompok Noura dan di kelompok itu banyak banget adek kelas yang genit sama aku, tapi Noura enggak. Dia diem aja, tapi dia satu-satunya yang berani negur aku saat aku disaat aku jadi mentor nggak bener karena waktu itu ada anggota kelompok aku yang pingsan tapi aku malah sibuk sama urusan aku sendiri. Dan berawal dari situ, aku mulai ngobrol sama dia. Mulanya dari chat buat balikkin tempat minum dia yang ketinggalan waktu MOS, tapi malah berujung panjang.” Ucap Ong .

Tetangga Sebelah ; hwang minhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang