Coba kemaren jawaban dari siapa hayooo....
Attention.... Satria Drya bakal ending yak..... one chapter again yeaayyy.......
Happy Reading :) :)
~~~~~~~~~~~~~~~~
"Mas... kamu kenapa?" tanyaku penasaran.
Tanpa menjawab, mas Satria malah mendekatiku. Sangat dekat.
"Aku sedang menunggu jawaban darinya."
Seakan mas Satria tau apa yang tengah aku pertanyakan didalam hatiku.
Tapi aku pun bingung, ia bilang sedang menunggu jawaban darinya? dari siapa?
Apa dari Kanaya? Lalu jawaban apa? ahh aku jadi merindukan wanita sebaik itu.
Belum sempat memberikan jawabannya, tiba-tiba bi Na' menghampiri kami.
"Maaf tuan nyonya, dibawah ada seorang laki-laki yang hendak mencari tuan," ucap bi Na' membungkukkan badan.
"Laki-laki?" bi Na' mengangguk, "kamu ada janji sama seseorang, mas?"
Ku lihat wajah khawatir mas Satria berubah menjadi semangat. Entahlah sikapnya benar-benar membuatku bingung. Lagi.
"Itu dia... ayo sayang! kita temui sang penerima Adhi Makayasa."
Adhi Makayasa itu apa?
Istilahnya terlalu asing untukku. Siapa yang sebenarnya dimaksud mas Satria?
Di genggamnya erat tanganku. Aku tak tau siapa yang tengah bertamu sampai malam seperti ini. Tidak sopan.
Seketika aku teringat wanita cantik yang seminggu lalu mengunjungi rumah ini. Di jam yang sama dengan saat ini mas Satria menerima tamunya.
Namun, entah mengapa rasa penasaranku malah berubah menjadi rasa ketakutan.
Kenapa masa lalu harus kembali disaat luka yang teroreh tlah dibalut?
"Mas..."
Entah apa yang tengah aku pikiran, rasa khawatir aku berubah menjadi kenyataan. Ya kenyataan yang benar adanya tepat di depan mataku saat ini.
Ku genggam erat tangan mas Satria, sangat erat.
Jujur aku takut. Takut akan kembalinya masa lalu. Takut akan kembalinya perasaan itu.
"Kamu masih kenal sama dia kan?" tanya mas Satria menatapku lekat.
Aku mengangguk pelan. Ku liat tatapan mas Satria sudah berbeda pada Farel. Apa yang tengah terjadi pada suamiku? ya Allah semoga tak ada apa-apa.
"Bagaimana bisa presiden memberimu penghargaan Adhi Makayasa? padahal kamu memiliki kepribadian yang gemar berbohong."
"Aku minta maaf Satria. Ada tugas yang harus aku laksanakan di luar kota dan itu mendadak. Aku sebagai abdi negara tidak mungkin menolak tugas negara. Maka dari itu, aku baru sempat untuk berkunjung ke rumah ini."
Berbohong? siapa? bibirku seakan keluh untuk melontarkan pertanyaan.
Aku takut untuk melihatnya, aku takut akan wajahnya, aku takut akan perasaan itu kembali hadir.
"Silahkan beri penjelasan apa yang mau kamu jelaskan!" seru mas Satria pada Farel.
Apa katanya? mas Satria memberi waktu pada Farel untuk memberikan penjelasan? penjelasan apa? apakah itu penjelasan yang selama ini aku nantikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Drya (SETENGAH DI UNPUBLISH)
Spiritual(DONE - PRIVATE) Tidak ada satupun alasan untuk aku tidak bersyukur hari ini. Memiliki seorang kakak sebagai abdi negara dan adik laki-laki yang tengah merampungkan pendidikan kedokterannya, menjadikanku wanita yang selalu merasa bahagia. Menurutku...