Ending

6.9K 241 5
                                    

"Ketika mencintaimu terasa begitu sakit, sampai kapanpun aku rela untuk menahan rasa sakit itu. Karena cintamu sudah mengalir di darahku, kuasaNya tlah menunjukkan ku bahwa kau lah gerbang pintu surga untukku."

Quotes lain bisa dilihat di instagram ku ya, emerald_06 ..... don't forget nyak sadayana :D

Semoga suguhan ending ini bisa menjadi inspirasi untuk kalian yang belum menikah, karena mencintai karena kuasa-Nya, itu tidak indah, tapi luar biasaa indah, insyaallah :) :)

Happy Reading :) :)

~~~~~~~~~~~

Namun, tak beberapa lama. Ia malah menghentikan mobilnya di sebuah bandara.

Apa? bandara? Sebentar ku pastikan lagi...

Ya ini memang benar-benar sebuah bandara.

Sesampainya di bandara, tanganku digenggam erat olehnya.

Diajaknya aku ke area terminal jet pribadi? oh tidak... suamiku memiliki jet pribadi. Seminim itukah pengetahuanku tentang mas Satria, sampai aku tak tau sedikit pun kalau ia memiliki jet pribadi?

Tak ada kata-kata yang sanggup ku katakan pada mas Satria. Sementara ia sendiri hanya memandangiku sambil sesekali tersenyum.

Banyaknya pramugari yang menyambut kami pun, hanya aku balas dengan tatapan heran.

Biasanya aku hanya menggunakan pesawat biasa, tapi kali ini?

"Kamu mau minum? atau mau makan?" tanya mas Satria mengagetkanku.

Aku hanya menggeleng perlahan. Perutku sama sekali tak meronta minta diisi, padahal sejak pagi perutku belum diisi apapun.

15 menit asyik melihat-lihat dekorasi jet pribadi mas Satria, aku malah diserang rasa kantuk.

Entahlah... apa yang akan terjadi selanjutnya. Toh... mas Satria juga tiba-tiba saja menghilang entah kemana.

So... bagaimana rasanya menjadi sendirian di tengah pesawat pribadi seperti ini? lebih baik aku tidur, daripada harus bersusah payah memikirkan jawabannya.

***

Ku rasakan kantuk masih menghinggapi tubuhku. Tapi samar-samar juga, ku dengar suara mas Satria membangunkanku.

"Sayang..."

Ku buka mataku, menatap mata suamiku yang berjarak sangat dengan wajahku.

Ya Allah... begitu besar kuasa-Mu, hingga menciptakan makhluk sepertinya.

Ku belai lembut wajah suamiku yang terus tersenyum.

"Kita sudah sampai, yuk turun!"

Sudah sampai? dimana? pemandangan yang ada di luar pesawat pun sama sekali tak ku kenal. Lalu aku sedang ada dimana ini?

Senyenyak itukah aku tidur, sampai aku tak tau kapan pesawat ini landing dan take off.

Diraihnya tanganku mengikuti jejak langkahnya. Dan hawa disini benar-benar... berbeda. Ya sangat berbeda.

Sama seperti saat menaiki pesawat, kini saat turun pun kami disambut dengan tatapan senyuman yang begitu hangat.

Saat hendak menaiki sebuah mobil yang sudah terparkir di luar bandara, aku baru menyadari bahwa plat nomor mobil itu berisi huruf kanji?

Loh? itu tandanya? aku berada di Jepang?

"Mas... kita ada di Jepang?"

Ku beranikan diri untuk bertanya padanya. Namun, apa jawaban darinya? hanya sebuah senyuman manis darinya.

Ketulusan Hati Drya (SETENGAH DI UNPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang