Ketika semua orang mendambakan menjadi seseorang yang sangat berarti untuk semua orang, aku pun akan melakukan hal yang sama dengan itu.
Drya, sebutan itu aku lebih dikenal di keluargaku dan kerabat. Saat ini aku hanya sebagai karyawan biasa disalah satu perusahaan media di Jakarta.
Setelah berjuang jungkir balik dengan berbagai rintangan, aku baru mendapatkan jabatan Manager disini. Itu pun bukan sebab, aku sudah bekerja selama 2 tahun dulu disini baru meraih predikat itu.
Memiliki dua orang saudara laki-laki yang sangat menyayangiku sungguh menjadikanku wanita yang tersanjung.
"Kita cuma enggak mau liat ka Dry nangis. Cukup ka Dry nangis ketika kecil saat jatuh. Tidak untuk laki-laki, tidak untuk saat patah hati."
Anton adikku, laki-laki yang selalu melindungiku dengan tenaganya yang apa adanya. Laki-laki 20 tahun yang sedang melanjutkan kuliah kedokterannya itu sangatlah sayang dengan Drya, wanita kedua yang ia cinta setelah ibunya.
"Kamu terlalu berharga untuk merasakan perihnya sakit hati Dry."
Bang Adri, kakakku. Laki-laki yang saat ini aku tau menjadi lebih galak dan bawel setelah ayah.
Mungkin karena bidang pekerjaannya yang menuntut dia untuk seperti itu. Berprofesi sebagai abdi negara, tinggal dalam asrama serta jauh dengan keluarga. Itulah bang Adri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Drya (SETENGAH DI UNPUBLISH)
Spiritual(DONE - PRIVATE) Tidak ada satupun alasan untuk aku tidak bersyukur hari ini. Memiliki seorang kakak sebagai abdi negara dan adik laki-laki yang tengah merampungkan pendidikan kedokterannya, menjadikanku wanita yang selalu merasa bahagia. Menurutku...