Overall.. just because Allah...
Tugas kita hanya berusaha dan berdoa, lalu berikhtiar. Jika sudah dapat, walau sedikit, saatnya untuk bersyukur... sempitkanlah hatimu untuk sekedar mengeluh.
Karena Allah memiliki ribuan juta keajaiban yang tlah disiapkan untukmu...
Quotes lain tengok my instagram emerald_06
Happy Reading :) :) for one last time :) :)
~~~~~~~~~~~~
Di ruangan ini semua orang berharap yang terbaik untuk yang tengah berbaring disana. Seorang wanita yang tengah mempertaruhkan hidup dan matinya untuk melahirkan nyawa baru.
Ya, kini aku tengah menunggu pembukaan demi pembukaan di patient bed.
Wajah yang pucat pasi, menandakan betapa rasa sakit itu begitu nikmat aku rasakan saat ini.
Kontraksi demi kontraksi aku nikmati dengan penuh kesabaran. Bibir ini tak henti melafalkan ayat suci Al-Qur'an dengan dibimbing suamiku.
Tangan kiri suamiku tak lepas untuk menggenggam erat tanganku. Menyalurkan secuil harapan untuk tetap kuat dan bertahan.
Detik-detik yang sangat sulit kini tengah ku rasakan.
Ku teteskan air mata yang tak dapat lagi terbendung ini. Ku rasakan dosa-dosaku yang amat banyak pada bunda. Kini perjuangan bunda saat melahirkanku, ku rasakan sendiri betapa dahsyatnya.
Bunda... maafkan aku yang terlampau banyak menyakiti perasaanmu.
"Dinikmatin aja rasa sakitnya ya, sayang. Aku akan selalu ada disini buat kamu," lirih mas Satria tepat di telingaku.
Ku rasakan ada rasa takut yang terlukis diwajahnya. Tapi aku yakin, ia terus berusaha untuk menguatkanku. Setidaknya agar bisa melihatku sedikit tersenyum.
Ku lihat semua orang berdoa untuk kelancaran proses persalinanku. Dari kedua orang tuaku, kedua orang tua mas Satria, sampai adikku yang tengah tugas.
Ia merelakan waktunya untuk bolak-balik ke ruanganku. Sepertinya ia tak mau melewatkan detik-detik kehadiran keponakan pertamanya.
Lain halnya dengan bang Adri, tak sekali pun sosoknya tengah menatapku disini. Raganya benar-benar ku rindukan saat ini. Namun, tingginya tanggungjawab ia pada negara menjadikan ia harus mendahulukan kepentingan negara.
"Mas... aku rindu bang Adri.. kenapa dia belum datang menjengukku?" tanyaku dalam pelan pada mas Satria.
"Bang Adri pasti akan datang. Dia tidak akan mungkin melewatkan waktu melihat keponakan pertamanya, aku yakin itu," ujarnya menenangkan.
Aku memang mengerti dengan apa yang dilakukan bang Adri. Namun rasanya aku mulai begitu ingin bertemunya, lebih dari sekedar kata rindu.
'Abang.. ketika abang merasa seperti ada yang memeluk rindu tubuh abang. Ingatlah, disini ada aku, adik kesayangan abang, adik kecil yang saat ini sedang bertaruh nyawa untuk melahirkan si mungil keponakan abang.'
Tangisku mulai pecah. Rasa sakit menanti kehadiran buah hati bercampur aduk dengan rasa sakitnya rindu.
Mas Satria tak henti-hentinya menenangkanku. Ia begitu tak lelah menemaniku yang terus menahan sakit. Entah sudah berapa debit air mata yang ia usap dari wajahku.
Sesaat keheningan melanda, tiba-tiba sakit yang lebih sakit pun aku rasakan. Rasanya seluruh tulangku patah bersamaan dalam satu waktu.
Ketika rasa sakit yang teramat sangat sudah ku rasakan. Ku genggam kuat tangan mas Satria. Aku ingin melahirkan di hadapan suamiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Drya (SETENGAH DI UNPUBLISH)
Spiritual(DONE - PRIVATE) Tidak ada satupun alasan untuk aku tidak bersyukur hari ini. Memiliki seorang kakak sebagai abdi negara dan adik laki-laki yang tengah merampungkan pendidikan kedokterannya, menjadikanku wanita yang selalu merasa bahagia. Menurutku...