Part 3

104K 7.9K 151
                                    

Mulmed di atas sebenarnya projek ultah Freya, tetapi berhubung saat part ultah Freya itu part ketemuannya si mommy dengan someone di masa lalu, tapi karena terlanjur diedit di taruh di mulmed di part 3.

Peringatan!!!
Buat kalian readers semua apabila menemukan typo, silahkan komen di bagian typo itu agar saya segera membenarkan...😄😄😄😄
Dan jika sudah membaca sampai part 3 itu berarti suka ya....hihihi😆😆😆 Thank's buat yang selalu setia vote bahkan komen. Nama kalian sampai aku hafal....😀😀

Typo Komen ya😉😉😉

***

Xavier memakai kaca mata hitam, menarik kopernya. Pesawatnya baru saja mendarat di bandara internasional John F. Kennedy. Kemeja biru muda dipadukan celana pendek santai, membuat penampilannya terlihat kasual.

Dia mengedarkan pandangannya dan berhenti di satu titik. Sosok lelaki paruh baya yang mengangkat papan nama bertuliskan Xavier Matthew.

"Halo Albert, lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?" Sapanya saat tiba di depan Albert.

"Kabar saya baik Tuan Xavier anda terlihat semakin tampan saja, dan bagaimana kabar tuan sendiri?"

"Yah untuk beberapa tahun terakhir mungkin cukup baik?" Jawab Xavier sambil mengangkat bahunya.

"Aku mendengar masalah yang menimpa anda, pasti sangat sulit, tetapi saya yakin Tuan Jason bisa membantu anda."

"Semoga saja, Albert," gumam Xavier, tersenyum tipis.

Albert mengantar Xavier ke apartemen yang nantinya akan disewa. Xavier memperhatikan pemandangan New York dari balik kaca mobil, terlihat ibu dan anak yang baru keluar dari dalam play group sambil bergandengan tangan. Sesaat sosok wanita itu mengingatkannya pada seseorang yang sangat dia rindukan.

"Seperti—" Xavier ternganga, memastikan dia tidak salah lihat, tetapi posisi wanita itu yang sedang menunduk, mengelus rambut gadis kecil itu.

"Anda berkata sesuatu tuan Xavier?"

"Tidak, Albert, aku hanya sedang mengamati play group itu saja. Melihat play group mengingatkanku dengan Nicholas."

"Tuan Muda Nicholas pasti sudah besar sekarang, pasti seusia dengan Freya." Tatapan Albert melembut dengan mata menerawang ke depan.

"Freya?"

"Freya adalah anak perempuan dari sekretaris Tuan Jason, dan dia bersekolah di play group itu."

"Benarkah? Aku tidak tau kalau sekarang Jason mempekerjakan wanita yang sudah berkeluarga."

"Anda salah, sekretaris tuan Jason itu masih muda, cantik, tetapi dia tidak memiliki suami."

Xavier mengernyit. "Tidak punya suami tapi bisa memiliki anak?"

"Saya kurang tahu cerita lengkapnya, kata Tuan—suaminya meninggalkannya demi wanita lain."

"Demi wanita lain," gumam Xavier lebih kepada dirinya sendiri.

***

"Freya mau makan malam apa?" Tanya Chelsea sambil mengatur belanjaannya ke dalam kulkas.

"Mau spageti dengan banyak keju, Mommy," jawab Freya sambil membongkar barbie yang baru saja dibelikan ibunya. Sangat lengkap ada rumah, Barbie, dan Ken.

"Mommy, akan membuatkannya, tetapi sebelum itu kamu harus menghabiskan puding dan salad buah nanti."

"Mommy..." protes Freya.

"Tidak ada bantahan, atau tidak ada spageti?"

Freya masih belum menyerah, dia bersiap berdebat dengan ibunya, tetapi tatapan penuh peringatan dari bola mata cokelat madu milik ibunya menghentikannya.

"Oke, Mommy," gumam Freya leuh. Bibirnya mengerucut, dia duduk di kursi dan membenamkan kepalanya di meja makan.

Chelsea mengusap puncak kepala gadis kecilnya dengan sayang. "Itu baru gadis kecilnya Mommy."

"Apakah Mommy membuat puding lebih?"

"Hmm, ada. Memangnya kenapa, Sayang?" Chelsea kebingungan, karena tidak biasanya gadis kecilnya mau bertanya soal puding. Untuk makan puding saja susah sekali, apalagi sayur dan buah. Dia bukannya mau memaksa gadis kecilnya, tetapi gadis kecilnya membutuhkan serat agar pencernaannya lancar.

"Freya dengar ada tetangga yang baru pindah."

"Oh, ya? Dan apa hubungannya dengan puding?"

"Freya mau meberikan puding itu sebagai ucapan selamat datang, Mommy."

"Mommy masih punya satu puding utuh di kulkas. Jadi, berikan saja puding yang sudah jadi ini padanya." Chelsea mengambil sekotak puding dari dalam kulkas, lalu memberikannya kepada gadis kecilnya dengan hati-hati."

"Siap, Mommy." Freya berlari ke luar, menggedor-gedor pintu dengan penuh semangat.

Pintu terbuka, Xavier muncul dengan wajah kusut khas bangun tidur, tetapi tidak mengurangi ketampanannya. Dia itu memperhatikan sekelilingnya, tidak ada orang, pikirnya. Ketika dia akan menutup pintu suara imut dan lembut terdengar.

"Uncle dibawah sini."

"Ada apa, Little Girl?"

"Ini puding untuk Uncle." Freya berjinjit, menjulurkan kotak puding dengan susah payah. Dia cemberut, paman di depannya sangat tinggi, dia sudah berjinjit dan hanya mencapai  paha paman itu. Sebenarnya berapa tinggi paman itu?

"Hmm, kau baik sekali. Untuk apa puding ini?" Tanya Xavier, berjongkok di depan Freya.

"Sebagai hadiah dari Freya dan Mommy, juga ucapan selamat datang."

Xavier tertegun melihat senyuman manis itu—mengingatkannya kepada seseorang.

***

<TBC>

Ig: @dessychandra3103
Wattpad Freya: FreyaAvrielly

4 Agustus 2017

My Little Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang