Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Setelah Gue selesai makan malem bareng keluarga Gue, langsung aja Gue masuk ke kamar untuk menyiapkan segala peretelan yang harus dibawa besok untuk liputan. Kaos, celana, sepatu udah siap untuk dipakai besok. Sebelum Gue melakukan wawancara, Gue selalu liat list pertanyaan yang udah Gue buat sebelumnya. List pertanyaan itu udah Gue tulis dengan rapih di notes kesayangan Gue. Ok let me take that notes out from my bag.
“aduhhh kok gak ada di tas ya notesnya?” Gue gerutu sambil mengacak-acak isi tas yang tadi siang Gue bawa saat di coffee shop. Setelah isi tas tersebut Gue keluarin, tetapi gak ada notesnya.
“seinget Gue, setelah notes itu terjatuh……hhm….abis itu… dimana yaa….” Gue pun panik sambil mengingat-ingat kejadian tadi siang.
“ahh yaampun abis jatuh kan Gue langsung taro di meja. Belum sempet Gue masukin tas, terus gue buru-buru habisin capuchino terus Gue langsung balik”
Setelah yakin kalau notes Gue ketinggalan di coffee itu, Gue langsung membaringkan tubuh Gue di kasur. Entah apa yang akan Gue tanya besok, itulah yang akan Gue tulis dalam artikel Gue. Gue harap Gue inget segala pertanyaan yang udah Gue tulis di notes tersebut.
***
Alarm yang udah Gue setting untuk membangunkan Gue pada puku 4.30, ternyata gak berhasil membuat Gue bangun. Beruntung suara alarm itu terdengar sampai kamar Mama Gue, dan akhirnya Gue terbangun berkat suara teriak Mama ketika berusaha membangunkan Gue. Setelah Gue selesai mandi dan sholat subuh, Gue langsung makan sarapan yang udah disiapin Mba Wati.
Meskipun di usia 20 tahun yang berarti udah gak anak-anak lagi, tapi ketika liputan Gue masih sering dianterin sama kakak pertama Gue. Setelah siap dengan menggunakan celana legging hitam, kaos polos berwarna hijau tosca, sepatu running berwarna pink serta mini backpack, Gue langsung masuk kedalam mobil yang udah disiapkan sama Kak Andra.
“gimana lo udah siap pertanyaan nya?” kakak Gue nanya tiba-tiba dan seketika Gue langsung inget kalau notes Gue yang berisikan pertanyaan itu ketinggalan di kafe dan gak bakal ketemu lagi sih. Gue bales aja pertanyaan Kakak Gue itu dengan menyengir.
“dih?” kakak Gue langsung mendelik begitu lihat Gue Cuma cengir.
“tenang aja kak, udah siap kok” jawab Gue bohong, daripada kena omel. Karena Kak Andra udah muak banget dengan sikap ceroboh Gue. Jadi Gue lebih baik cari aman dari pada kena omel dia yang bakal buat gue gak mood sampai liputan nanti.
Begitu Gue sampai di tempat acara, Gue langsung ditinggal sama Kakak Gue. Langit masih agak gelap, hanya segelintir orang yang telah hadir di tempat. Yang pasti mereka adalah panitia pelaksana dari acara running kali ini. Langsung aja Gue catet apa yang gue lihat di mata Gue, hingga akhirnya langit mulai berubah menjadi terang. Dan para peserta lomba pun sudah mulai memenuhi area untuk mengikuti perlombaan lari.
Saat waktu menunjukkan pukul 06.30 pagi, host langsung membuka acara dan mengumumkan hadiah-hadiah yang akan diraih oleh pemenang. Bukan hanya itu, host juga memberitahu bahwa akan ada penampilan dari beberapa penyanyi dan dancer untuk menghibur para peserta lomba. Tepat pukul 06.50, lomba pun segera dimulai. Para peserta dari penjuru daerah langsung berlari mengelilingi rute yang sudah ditentukan oleh panitia. Sedikit demi sedikit Gue ikutan lari untuk melihat suasana supaya bisa Gue tulis di dalam artikel Gue.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, menurut Informasi dari mulut ke mulut, sudah ada pemenang yang sampai ke garis finish. Karena Gue masih dalam perjalanan menuju garis finish, jadi Gue belum tahu siapa juara pertama dari perlombaan ini. Satu persatu pun peserta sampai di garis finish. Dengan di temani penampilan dari penyanyi-penyanyi papan atas yang telah dijanjikan oleh host, para peserta lomba dihidangan sebotol air mineral ketika sampai di garis finish.
Tibalah waktunya untuk mengumumkan juara-juara yang mampu melewati garis finish dalam waktu yang singkat. Semua peserta mulai berkerumun di depan panggung untuk mengetahui sang juara tersebut. kami pun bersiap untuk mengetahui sang juara tersebut, terutama Gue yang emang penasaran banget ketika denger informasi dari mulut ke mulut tadi.
“baiklah sepertinya udah pada gak sabar yaaa buat pengumuman pemenang nya, langsung aja deh. Pemenang juara ketiga dimenangkan oleh Hana Almira” ucap host mengumumkan yang disambut dengan tepuk tangan penonton dan peserta lomba. Gue pun langsung mencatat namanya sebagai pemenang juara ke 3 ke dalam notes di handphone Gue.
“juara ke dua… dimenangkan oleh Hendra Gunawan” tepuk tangan pun tambah meriah hingga pengumuman juara pertama. Begitu pun dengan Gue yang penasaran banget sama pemenang pertama. Karena yang Gue inget dalam notes Gue yang hilang itu, Gue harus melakukan wawancara dengan sang juara pertama. Terlebih dengan badan Gue yang gak terlalu tinggi ini, Gue berusaha banget untuk maju ke paling depan tapi usaha Gue gagal dengan para peserta yang badannya sangat amat besar-besar. Meski Gue udah jinjit semampu Gue, tapi tetep aja, Gue gak bisa lihat orang-orang yang ada di atas panggung.
“pemenang juara pertama ialaahh…… SHAKTI ARORAAAAA” ucap sang host dengan suara lantang dan disambut dengan tepuk tangan para peserta lainnya. Ada dayalah Gue yang gak keliatan sama sekali. Oke lah, paling enggak Gue udah tahu namanya. Jadi Gue bisa minta bantuan ke panitia untuk minta waktunya sebentar buat sang juara pertama tadi untuk di wawancara.
Dengan buru-buru Gue langsung menuju ke belakang panggung. Gue celingukkan untuk berusaha melihat panggung yang ternyata para pemenaang sudah turun panggung. Tiba-tiba Gue dikagetkan dengan seorang pantia yang menepuk pundak Gue.
“Mba” panggil panitian itu.
“iya Mass. Kenapa ya?”
“Mba mau wawancara kan?” tanya pantia itu.
Gue pun langsung menyeringai kegirangan. “iya Masss, kok tahu? Pasti Mas lihat id card saya kan?” ucap Gue kepedean sambil melihatkan id card yang mengatasnamakan kalau gue seorang reporter kampus yang Gue kalungin ini.
“enggak Mba, lagian Id card Mba gak keliatan juga” jawab si Mas panitia buat gue sedikit sensi. “mba, udah ditunggu sama si juara pertama di sana” jelas Mas panitia sambil menujuk suatu tempat yang jauh dari keramaian para peserta lomba.
Gue pun nurut aja dan langsung jalan menuju pinggir jalan yang sangat amat sejuk tanpa mikir kenapa si sang juara pertama yang nungguin Gue untuk wawancara. Tapi ketika Gue sampai di tepi jalan yang ditunjuk oleh si Mas-mas panitia, Gue gak ngeliat ada orang disini. Hingga akhirnya Gue merasakan tepukan dari arah belakang yang mendarat di pundak Gue untuk yang kedua kalinya setelah mas-mas panitia tadi. Begitu Gue membalikkan badan, dan melihat si penepuk pundak Gue ini, Gue langsung tercengang.
Gimana gak tercengang, sepasang mata indah yang kemarin Gue puji, menatap tajam mata Gue. Mulut Gue pun gak berhenti untuk menganga begitu melihat dia yang kemarin secara tidak sengaja menjatuhkan notes Gue.
“you???!!!”ucap Gue agak sedikit kaget,
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at First Sight
FanfictionThat is kinda like fan fiction but I didn't take Shakti as superstar in this story. This is story about an Indonesian girl who falling in love with an Indian Boy at the first sight since they met at coffee shop. Eventhough they have different langua...