he almost kiss me

271 18 2
                                    

Shakti memarkirkan mobil dengan dibantu arahan dari tukang parkir yang berjaga di sekitar restaurant. Setelah selesai, kami langsung turun dari mobil, dan Shakti langsung menggandeng Gue untuk menuju ke dalam restaurant tersebut. restaurant yang memiliki nama Let’s Eat ini memiliki desain yang instagramable di setiap sudutnya. Hal ini membuat Gue gak tahan untuk berfoto-foto. Langsung aja Gue ngeluarin handphone Gue dan meminta tukang parkir yang tadi, untuk mengambil gambar Gue dan Shakti dengan beralatarbelakangkan nama dari restauran ini, dan daun-daun kecil disampingnya.
“Kamu tuh ya, Gabisa lihat tempat lucu” tukas Shakti. Gue hanya nyengir.
Ketika kami masuk ke dalam restaurant tersebut, pelayan langsung megantar kami ke tampat khusus untuk 2 orang. kami pun menaiki anak tangga untuk sampai kesana. Dan benar-benar indah dan lucu tempat makan ini. Bukan hanya pemandangannya saja yang bagus, tetapi meja, bangku, dan hiasan-hiasan didesain dengan sangat menarik.
Shakti pun menarikkan bangku untuk Gue duduk. Gue kembali tersenyum dibuatnya. Lalu Shakti langsung menarik bangkunya sendiri dan duduk dihadapan Gue. kami langsung memesan makanan dan pelayan pun mencatatnya.
“Kamu tahu dari mana tempat sebagus ini?”
“Kamu kan orang Jakarta, masa gak tau tempat ini?” jawab Shakti heran.
“tapi emang Aku gak tahu”
“masa sih?” tanya Shakti memastikan. Gue hanya menganguk. “Aku pernah kesini dulu”
“sama siapa?”
“sama teman-teman ku laah. Sama siapa lagi?”
“yaa kali aja sama yang dulu?” ucap Gue meledek Shakti, hingga Shakti terkekeh.
“Rasya….. selama di Indonesia, Aku gak pernah jatuh cinta selain sama Kamu” jawab Shakti, Gue pun tersipu. Kemudian pelayan datang membawakan pesanan kami satu persatu. Gue dengan pesanan Chiket Katsu dan minuman lemon tea sedangkan Sahkti memesan makanan ayam saus tiram dengan minuman strawberry juice. Ternyata gak hanya tempatnya yang didesain sebagus ini, tetapi makanan dan minumannya pun didesain dengan sangat lucu, Gue pun gak tega buat memakanannya.
Selama kami menikmati santapan yang Kami pesan, Gue gak lupa dong buat update di Instastory. Kamera hp Gue terus Gue arahin ke Shakti yang sedang serius mekanan makanannya. Bahkan ia tak sadar bahwa Gue sedang merekamnya. Cara dia makan lucu banget. Bibir imutnya terus bergerak, mengunyah makanan dihadapannya.
“eyy Rasya” Shakti pun akhirnya menyadari bahwa Gue merekamnya saat ia makan. langsung dengan cepat Gue menghentikan aksi Gue dengan ters menggengam ponsel Gue karena Shakti mencoba mengambilnya. Bahkan ia rela bangkit dari duduknya dan menghampiri Gue yang duduk dihadapannya. Shakti terus mencoba merebut ponsel Gue dari belakang. Tangan Shakti mengurung tubuh Gue dari belakang, dan Gue terus mencoba menyelaatkan ponsel Gue. hingga akhirnya Shakti pun menyerah.
“awas ya Rasya, nanti akan ku balas” ucapnya dengan sambil tertawa.
Setelah makan kami tak lupa untuk berfoto-foto, bahkan Gue meminta Shakti mengambil gambar Gue dengan berbagai pose di setiap sudut. Gue pun memaksa Shakti untuk foto sendiri tetapi Shakti terus menolaknya.
“ayo dong Kamu foto sendiri, itu tempatnya bagus banget. Sayang kalau gak foto”
“iya tapi sama kamu yaa” jawab nya.
“iya tapi kamu sendiri dulu, nanti baru sama aku ya”
“no noo.. come with me, stand next to me. Aku panggil pelayan untuk fotoin kita” jawab Shakti lagi. Gue pun nyerah, Shakti selalu menolak kalau disuruh foto sendiri. Oke lah, akhirnya Kami memanggil pelayan untuk fotoin kita sebelum kita meninggalkan restaurant lucu ini. Dengan berbagai pose kami lakukan.
Shakti terus mengarahkan Gue untuk berpose yang lucu dan sweet, tak jarang Kami berdebat hanya keran pose foto. Karena merasa gak enak sama pelayan yang udah sedia kita repotkan, akhirnya kami berakhirnya dengan pose dimana Shakti dan Gue saling berhadapan dan saling bertatapan satu sama lain dengan tangan kanan Shakti yang terus menggenggam tangan kiri Gue dengan erat.
“makasih ya mba” ucap Shakti sambil mengambil handphone dari tangan pelayan. Kami langsung meninggalkan restauran dan kembali memasuki mobil yang sudah terparkir lama. Kami pun memilih untuk berkeliling kota Jakarta hingga larut malam.
Seperti biasa, kemacetan selalu menemani perjalanan kita. Meskipun begitu, Gue sangat berterima kasih dengan kemacetan kali ini, karena akan membuat Gue bisa berlama-lama dengan Shakti. Tetapi Shakti malah terlihat muram dengan kemacetan, sesekali dia selau berkecap.
“Shakti kamu kenapa?” tanya Gue memberani kan diri.
“ini macet gak bisa lain kali aja ya?” jawabnya sambil masih memegangi setir mobil.
Gue pun langsung bergerak menghadap ke arahnya yang sedang badmood. Tangan Gue mulai membelai pipinya. “justru aku seneng dengan kemacetan ini” ucap Gue. “karena, Aku jadi bisa lebih lama lagi sama Kamu” jelas Gue tanpa Shakti bertanya alasannya. Shakti langsung menoleh ke arah Gue, dia pun memegang tangan Gue yang masih membelai pipinya. Kemudian, tangan Gue digenggam dan dikecup oleh Shakti. Kini, Shakti mulai mengembangkan senyuman manis di wajahnya.
“kenapa Aku gak kepikiran ke sana ya” tanya Shakti terkekeh sambil masih menggengam tangan Gue. tak sedikit pun kami bisa berjalan di tengah-tengah Ibu kota Jakarta ini. Sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dengan ditemani alunan lagu dari radio, Shakti terus menggenggam tangan Gue, memainkan jari-jari Gue dan terus memberikan kecupan pada telapak tangan Gue.
“Aku ga bisa bayangin kalau dalam 2 hari kedepan, Aku ga hisa menggenggam tangan kami ini” ucap Shakti mulai melow. “ga bisa lihat kamu, gak bisa makan bareng,gak bisa isengin kamu, dan gak….”
“sssttttt” potong ku sambil menurutb mulut imut Shakti dengan jari tulunjuk ku. Shakti pun berhenti berbicara, matanya melihat jari telunjukku yang masih menempel di bibirnya. Tiba-tiba Shakti langsung mengigit jari telunjuk Gue yang masih mendarat di bibirnya.
“awww” Gue pun terkaget, dan sedikit merasa kesakitan. “kok kamu gigit sih?” ucap Gue sambil meringis dan ters memeganggi jari teunjuk Gue. Shakti hanya tertawa melihat Gue kesakitan.
“abis Aku gemes sama kamu” jawab nya tanpa rasa bersalah. Gue pun masih fokus mengeus jari telunjuk Gue yang hampir putus dibuatnya. Tetapi, melihat itu, Shakti langusng menarik tangan Gue dan memegangi jari telunjuk Gue sambil meniup-niup agar rasa sakit akibat ulahnya tidak terasa.
“kamu tiup-tiup, emangnya Aku kopi panas” ledek Gue.
“hahahaha” Shakti tertawa terbahak-bahak. “Aku gigit lagi nih” ucap Shakti mengancam. Gue pun mencoba menarik tangan Gue lagi, tetapi genggaman tangan Shakti semakin kuat. Berkali Gu emenariknya tetapi selalu gagal, hingga akhirnya tangan Gue ditarik lebih kuat oleh Shakti hingga badan Gue yang menggunakan seat belt ini berhadapan mendekat dengannya. Mata kami saling bertemu dalam jarak yang sangat sedikit ini. Bahkan Gue bisa merasakan nafas yang keluar dari hidung Shakti. Jantung Gue mulai berdegup dengan kencang. Shakti begitu tajam menatap mata Gue, Gue mencoba mengalihkan pandangan tetapi genggaman tangan Shakti pada tangan Gue semakin erat, seakan Shakti tak mau kalau Gue berpaling untuk menatapnya.
Wajah Shakti semakin mendekat dan mendekat sehingga membuat jantung Gue berdetak semakin kencang. Nafasnya semakin bisa Gue rasakan, Shakti mulai memiringkan kepalanya dan membuka bibirnya tiba-tiba saja
“tinnnn TIIIN TIIINNN” suara klakson dar mobil belakang memberi kode untuk kami agar segera jalan, karema jalanan sudah mulai renggang. Gue pun langsung kembali pada posisi awal, menghadap ke depan, dan tak sedikit pun Gue menoleh ke arah Shakti. Gue merasa malu dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love at First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang