Sambil dengan melipat kedua tangan Gue di depan dada, Gue terus memandangi pemandangan luar rumah dari atas balkon rumah Gue. Malam ini, Gue hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri, sambil mengingat 3 hari kedepan. Gue langsung terpikir untuk membuat sebuah kenangan untuk Shakti agar dia terus mengingat Gue saat dia berada di India. Gue langsung mengambil kamera Gue dari lemari, kamera tersebut langsung aja Gue pasangkan ke tripod yang udah gue letakkin di depan kasur Gue. Gue langsung duduk dikasur tepat di depan kamera. Gue mulai merekam diri Gue sendiri. Tanpa bahan dan materi, dengan pede nya Gue mulai mengeluarkan kata-kata yang akan Gue sampaikan kepada Shakti melalui Video.
“Hi Shakti. If you watch this, it means you already in India” ucap Gue saat memulai merekam. Gue pun melanjutkan mengucapkan kata-kata yang penting untuk Shakti dengar. Bahkan Gue bercerita bahwa Gue gak menyangka pertemuannya dengan Shakti dulu, mengantar dirinya hingga jatuh cinta seperti ini.
“ternyata Tuhan telah menuliskan takdir bahwa kita berdua harus bersama” ucap Gue lagi, sambil sedikit tertawa. “dan Aku berharap takdir Tuhan tersebut tertulis bahwa kita akan bersama selamanya” lanjut Gue. Gue pun kembali tertawa dalam merekam video. Merasa malu dengan kata-kata Gue yang mungkin terdengar begitu puitis.
“Aku mau kamu terus meyakinkan ku, bahwa jarak bukan lah masalah. Distance just a number” ucap Gue lagi. Gue bukan hanya memberika kata-kata puitis Gue, tetapi Gue juga menyanyikan lagu sambil memainkan Gitar. Meskipun tidak terlalu bagus, tetapi Gue melakukannya dengan sepenuh hati.
Setelah habis 15 menit, Gue memutuskan untuk menyudahi perekaman video. Gue langsung mengedit video tersebut sebisa Gue. Tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengedit video tersebut, karena Gue hanya menambahkan beberapa effect saja. Dan langsung Gue pindahkan video tersebut kedalam flashdisc. Untungnyaa Gue punya flashdisc kosong karena belum pernah Gue pakai sebelumnya. Flashdisc tersebut langsung Gue masukkan ke dalam kotak kecil berwarna coklat lengkap dengan pita yang berwarna merah yang mengelilingi kotak tersebut.
Semakin dekat dengan hari kepulangan Shakti ke India, Shakti selalu mengajak Gue untuk menghabiskan waktu bersama. Jadi, sesuai janjinya semalam di chat, dia akan menjemput Gue, dan akan membawa Gue jalan-jalan entah kemana. Setelah alarm Gue berdering, Gue pun terbangun. Gue merasa males buat meninggalkan kasur ini, tetapi mengingat akan janji antara Gue dan Shakti, Gue langsung bergegas mengambil handuk yang tergantung di bekalang pintu kamar Gue, lalu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ketika mengingat bahwa Gue akan jalan dengan Shakti, Gue langsung merasa semangat. Semangat dan agak sedih juga sih. Ya gimana enggak?, ini adalah h-2 kepulangan Shakti.
Suara Mama udah terdengar hingga dalam kamar Gue untuk mengajak Gue sarapan bareng. Gue langsung buru-buru memakai baju dan langsung berlari turun menuruni anak tangga untuk menuju meja makan. Ternyata sudah ada Kak Andra. Tumben dia udah bangun, pikir Gue dalam hati. Dengan masih mengeringkan rambut dengan menggunakan handuk, Gue pun langsung menarik bangku dan duduk tepat di samping Kak Andra.
“tumben lo udah mandi” tanya Kak Andra sambil mengambil sehelai roti. Gue pun hanya membalasnya dengan berdaham. Gue langsung mengambil sehelai roti juga selagi menunggu Mba Wati mengambilkan nasi goreng yang sudah dimasakkan oleh Mama. Saat nasi goreng sudah siap, piring pun sudah dibawakan oleh Mba Wati, Gue, Mama dan Kak Andra langsung menyendokkan nasi goreng tersebut ke dalam piring kami masing-masing.
“ehhh Sya” ucap Mama tiba-tiba
“apa” jawab Gue sambil terus menyendokkan nasi goreng.
“tumben udah mandi hari Minggu” tanya Mama. Kenapa sih gak Kak Andra gak Mama pertanyaan nya selalu sama. Kayaknya aneh banget ngelihat Gue udah mandi pagi-pagi di hari Minggu. Mentang-mentang Gue jarang mandi kalau hari libur hehe. Belum sempat Gue menjawab pertanyaan Mama kenapa Gue udah mandi, tiba-tiba bel rumah pun berbunyi. Mba Wati langsung bergegas membukakan pintu.
“oooh pantes udah mandi. Mau pergi sama Shakti toohh” ucap Mama sambil menghadap ke seseorang yang berdiri dibelakang bangku Gue. yup. Ternyata orang yang membunyikan bel tadi adalah Shakti. Mama pun dengan cepat mempersilahkan Shakti duduk dan sarapan. Shakti langsung duduk di samping Mama. Awalnya Shakti menolak untuk makan, karena dia sudah makan. tetapi Mama tetap memaksanya untuk makan walau sedikit. Sabar ya Shak.
Selagi menunggu Gue untuk berdandan, Shakti ditemani dengan Kak Andra sambil menonton tv. Gue gak mau buat Shakti menunggu, jadi Gue langsung aja mempoles wajah Gue. Hari ini, Gue mau look Gue terlihat no makeup makeup jadi terlihat natural. Gue langsung menyisir rambut Gue yang sepanjang di bawah bahu ini, dan langsung menyemprotkan minyak wangi. Untuk terakhir kalinya Gue kembali bercermin, tak hanya mencerminkan wajah Gue, Gue juga melihat tampilan baju Gue didepan cermin. Mengingat Shakti sudah menunggu, langsung aja Gue ambil sling bag Gue yang sudah Gue siapkan sebelumnya.
Langkah Gue pun terdengar begitu Gue menuruni anak tangga. Tetapi saat Gue menuju ruang keluarga, Gue tidak menemukan Shakti maupun Kak Andra. Apa Gue dandan selama itu hingga membuat Shakti bosan? Gue pun celingukkan. Gue cari di berbagai ruangan pun tak terlihat. Hingga akhirnya Gue mendengar suara siulan seperti orang
yang sedang bercengkrama dengan burung. Gue pun berinisiatif untuk menuju halaman belakang rumah Gue, dimana disitu ada burung-burung peliharaan Papa dan Kak Andra. Dan benar saja, ternyata Shakti dan Kak Andra sedang bermain dengan burung-burung itu.
“kirain pulang” ucap Gue dari arah belakang mereka. mereka pun menoleh.
“kelamaan make up tuan putri” ledek Kak Andra seraya menuangkan makanan burung ke kandangnya. Gue langsung mengerutkan dahi, dan disusul tawa Shakti yang seakan meledek Gue.
“ok lah, Gue jalan dulu kak” pamit Shakti.
“yoo yoo” jawab Kak Andra.
“kamu tertarik dengan burung-burung tadi?” tanya Gue tiba-tiba ditengah-tengah perjalanan.
“iya, Aku juga punya peliharaan burung merpati di India sana” jawab Shakti yang sedang fokus mengendarai mobilnya. Jalanan kali ini cukup padat, hingga membuat Gue bosan. Hanya suara dari radio yang bisa menemani Gue dan Shakti selama di perjalanan. Hingga sampai saat ini Gue juga belum tahu mau dibawa kemana sama Shakti. Sementara Shakti terlihat begitu serius mengendarai.
“AAWWW” teriak Gue tiba-tiba saat Shakti mengerem mendadak. rupanya ada motor yang menyalip disamping mobil Shakti.
“tinnnn” Shakti membunyikan klakson, lalu menurunkan kaca mobilnya dan berteriak “WOIIII”.
Gue pun terkaget, karena baru pertama kalinya Gue mendengar Shakti marah dan membentak. Gue ternganga dan diam seribu bahasa. Sadar akan hal itu, Shakti langsung menoleh ke arah Gue dan meminta maaf.
“minta maaf untuk apa?” tanya Gue bingung.
“udah membuat mu kaget” jelasnya kembali tersenyum. Gue pun hanya membalas senyuman itu dan Shakti kembali mengendarai mobilnya. Hingga tibalah kami, di sebuah restaurant dengan desain yang super lucu dan menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at First Sight
FanfictionThat is kinda like fan fiction but I didn't take Shakti as superstar in this story. This is story about an Indonesian girl who falling in love with an Indian Boy at the first sight since they met at coffee shop. Eventhough they have different langua...