he takes care of me so much

157 8 0
                                    

Shakti pun langsung terkekeh melihat Gue sedikit menghentaknya. Kami pun sudah menemukan menu yang akan Kami pesan. Segera Shakti memanggil pelayan untuk mencatat pesanan kami. Steak barbeque, air mineral, es kelapa untuk pesanan Gue dan sementara Shakti memesan ikan bakar dengan air mineral dan es kelapa juga. setelah pelayan sudah mencatet semua pesanan, ia pun langsung menuju dapur untuk menyiapkan segalanya.
Gue pun langsung mengecek ponsel Gue yang sudah sejak dari gak Gue lihat. Chatting langsung bermunculan di layar ponsel Gue, sehingga Gue sibuk membalas segala chat yang masuk. Terlebih dari tim majalah kampus, yang menanyakan kelangsungan acara Music Fest. Gue pun dengan bangga menjelas kan kalau liputan Gue berjalan dengan lancar, apalagi ditemani sama Shakti. Gue terus memainkan ponsel Gue, sehingga Gue gak sadar kalau Shakti sedari tadi memotret Gue dengan ponselnya sendiri. Entah apa yang ia lakukan, ia terus mengarahkan kamera ponselnya ke arah Gue yang sibuk memainkan ponsel.
“ehh Kamu ngapain sih?” tanya Gue seraya merebut ponsel Shakti untuk melihat apa yang ia lakukan. Tetapi tak berhasil. Shakti langsung kembali memasukan ponsel kedalam saku celananya. Sebenarnya Gue ingin sekali ngambil ponsel Shakti, tetapi pelayan sudah datang mengantarkan pesanan makanan. Gue pun langsung lupa seketika dan langsung meraih makanan yang udah Gue pesen. Aroma barbeque dari steak yang dihidangkan begitu lezat. Ditemani dengan es kelapa yang langsung diminum dari batok buah aslinya. Es kelapa dengan batok ini adalah minuman wajib ketika kita pergi ke pantai. Saat Shakti hendak memakan ikan bakar yang ia pesan, Gue langsung menghentikannya.
“ehhh tunggu” ucap Gue yang membuat Shakti terkaget. Shakti hanya mengerutkan keningnya tanda tak mengerti kenapa Gue menghentikan niatnya untuk langsung memakan hidangan tersebut. Gue langsung menarik piring hidangan Shakti untuk ditata dan Gue langsung mengambil ponsel Gue dan langsung memotret makanan-makanan yang udah Gue tata rapih.
“nahh udah deh” ucap Gue begitu selesai memotret makanan.
“what?” ucap Shakti heran. “taka a picture of the food?”
“yea. I’m gonna post it on instastory”
Shakti hanya memiringkan bibirnya saat melihat tingkah Gue yang memotret makanan sebelum makan untuk di posting di instastory. Kami pun akhirnya langsung menghabiskan hidangan yang udah ada di hadapan Kami. Saat Gue memperhatikan Shakti makan, dia sangat amat terlihat serius. Matanya fokus kepada ikan bakar yang sedang ia makan. Cara ia makan sangat amat rapih, dengan tiga jari dan tak satu pun nasi berjatuhan. Gak seperti Gue. Gue pun malah terdiam memperhatikan Shakti makan suap demi suap langsung dari tangannya sendiri. Hingga makanannya habis, ia pun langsung mencuci tangannya dan Gue masih terdiam menyaksikan Shakti.
Shakti pun sadar akan hal itu, sehingga ia menoleh ke arah Gue dan langsung mendaratkan jarinya di pinggir bibir ku yang ternyata ada nasi yang menempel disana. See! Makan aja Gue masih berantakan, segala ada nasi yang nempel di pinggir bibir. Langsung aja Shakti mengambil nasi itu dan membuangnya.
“jangan terus menatap ku, cepat habiskan makanan mu” perintahnya. Ternyata dia menyadari kalau sedari tadi Gue memperhatikannya ketika makan. Tak dapat berkata-kata lagi, Gue pun segera menghabiskan makanan yang Gue pesan.
Setelah selesai menghabiskan semuanya, Kami pun masih terduduk di gubuk mini dengan menjatuhkan kaki kami kebawah sehingga kaki kami bisa terkena semburan ombak. Gue pun terus memainkan kaki Gue yang terkena air laut ini. Sembari minum es kelapa langsung dari batok nya. Gue pun sedikit kesusahan saat memegang batok kelapa yang lumayan besar ini. Hingga akhirnya Shakti yang semula memegangi es kelapanya sendiri, langsung meletakkan es kelapanya disampingnya dan langsung meraih es kelapa yang Gue pegang untuk membantu Gue. Gue pun tersenyum manis sebagai ucapan terima kasih. Ini adalah hal ter sosweet lainnnya yang Shakti lakukan kepada Gue. Shakti yang memanggi es kelapanya, dan Gue yang meminumnya dengan sedotan.
Begitu kepala Gue sedikit menunduk untuk bisa mencapai sedotan ke mulut Gue, Shakti langsung mencium rambut Gue tepat di ubun-ubun kepala Gue. Hal ini merasa Gue senang. Gue belum pernah mendapat perhatian dari cowok seperti yang Shakti berikan kepada Gue. Gak perlu waktu lama untuk mencintai Shakti. First impression Gue kepada Shakti memang benar-benar ada di dirinya.
Shakti mengajak Gue untuk kembali ke rumah, karena mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Baiklah, Shakti pun langsung membayar pesanan makanan yang tadi dan langsung menggandeng tangan ku menuju tempat parker. Setelah sampai, Shakti langsung membukakan pintu, supaya Gue segera masuk. Setelah itu, barulah Shakti masuk ke dalam mobil. Gue langsung membuka jendela untuk bisa terkena angin yang terus berhembus dengan kencang. Shakti pun langsung mengendarai mobilnya meninggalkan tempat parkiran. Belum ada setengah jalan, iba-tiba perut Gue terasa mual.
“ueekk” Gue pun serasa ingin muntah.
“are you okay?” tanya Shakti khawatir. Gue hanya memberi kode dengan telapak tangan Gue yang artinya Gue gak apa-apa. tetapi, lama kelamaan rasa mual ini terus terasa.
“uekkkk” Gue pun langsung menutup mulut Gue dengan tangan Gue agar tidak keluar sesuatu yang menjijikan dari mulut Gue. Beruntung Shakti langsung memberhetikan mobilnya. Gue langsung membuka pintu mobil dan langsung mengeluarkan muntahan ke tong sampah yang berada di tepi jalan. Shakti langsung menyusul Gue dengan membawakan Gue air mineral yang ada dimobilnya dan langsung memijit-mijit lembut tengkuk Gue. Selama Shakti memijit tengkuk Gue, tak sedikit pun wajah Shakti yang terlihat jijik. Justru raut wajahnya seakan mengkhawatirkan Gue.
“are you okay Rasya?” tanya Shakti sambil terus memijit tengkuk, dengan sambil mengerutkan keningnya.
“yea I’m okay right now” ucap Gue
“take it, minum air ini” ucap Shakti sambil menyerahkan air mineral yang ia bawa. “ini pasti gara-gara kena angin pantai” ucapnya lagi.
Setelah membersihkan mulut Gue setelah muntah, Shakti langsung membantu Gue berjalan untuk menuju ke dalam mobil. Gue pun menjadi lemas, tak kuat untuk bergerak banyak. Bahkan untuk bicara sekali pun. Shakti langsung menutup jendela yang semua terbuka, agar tidak memperparah keadaan Gue.
Selama perjalanan, Gue pun tertidur didalam mobil. Hingga tiba-tiba Gue pun terbangun dan Gue sudah berada di dalam kamar Gue, dengan mengenakan jaket yang kalau dihirup pasti milik Shakti. Perlahan mata Gue terbuka, melihat atap kamar Gue yang silau karena lampu kamar. Kepala Gue masih sangat pusing. Awalnya Gue pikir gak ada seorang pun di kamar Gue, ternyata saat mata Gue manyapu sekeliling kamar, Gue melihat sosok yang bertubuh atletis berdiri tepat didepan jendela kamar Gue sambil memperhatikan keadaan luar. Gue tidak bersuara sedikit pun, tetapi Shakti seakan tau kalau Gue sudah terbangun.
“kamu sudah bangun Rasya?” tanya Shakti sambil berjalan ke arah Gue yang terbaring di kasur. Gue pun mengangguk karen masih tidak bisa bergerak banyak. Rasa mual dan kepala pusing masih Gue rasakan hingga sekarang.
“how you feel?” tanya Shakti lagi, seraya menaruh telapak tangannya ke kening Gue, untuk mengecek keadaan Gue. “Panas sekali. Kamu minum obat ya, tadi Mama mu memberikan obat ini” unjuk Shakti. Gue pun menggeleng menolaknya. “kamu lapar? Mau makan?” tanya Shakti dengan raut wajah yang khawatir. Gue pun kembali menggeleng. Gue pun berushaa bangun, untuk bersender di dinding, Shakti dengan cepat langsung membantu Gue dengan memberikan bantal dibelakang Gue, supaya Gue bisa duduk menyender dengan nyaman.
“kamu gak pulang?” tanya Gue lemas.
“noo, how come? Kamu masih dalam keadaan seperti ini. I won’t leave you alone” Shakti langsung mengelus lembut rambut Gue yang agak lepek ini. Gue pun tersenyum mendengar ucapan Shakti.
“kamu pulang yaa, disini kan ada Mama, jadi Aku akan baik-baik aja” ucap Gue yang mencoba meraih tangan Shakti. Gue pun menggengam erat telapak tangan Shakti. Kemudian Gue melepas genggaman tersebut untuk membiarkan Shakti pulang, dan tiba-tiba Mama pun datang ke dalam kamar Gue. Shakti pun langsung berdiri.
“gimana Sya? Udah enakkan?” tanya Mama sambil memegang kening Gue persis yang tadi Shakti lakukan.
“masih panas Tante, kepalanya pusing dan rasa mual masih terasa. Sudah ku bujuk untuk makan dna minum obat, tapi dia menolak” jelas Shakti. Gue hanya bisa tersenyum, terimakasih banyak Shakti. Gua gak usah repot-repot jelasin ke Mama.
“makan makanya terus minum obat” perintah Mama lagi kepada Gue. “kamu mau pulang nak?” tanya Mama kepada Shakti.
“iya Tante”
“iya, pulang lah nakk, terimakasih banyak yaa” ucap Mama sambil mengantar Shakti hingga luar rumah.

Love at First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang