he loves me all the way

181 11 1
                                    

“nih” ucap Shakti seraya menyuapkan Gue obat yang sudah tergerus dengan halus dan dengan campuran air sedikit. Gue pun langsung menelannya cepat-cepat. Rasa pait pada obat ini terus membuat mata Gue terpejam. Gue langsung mengambil segelas air minum dan langsung Gue teguk untuk menghilangkan rasa pait.
Shakti langsung mengambil buah jeruk dari keranjang yang ia bawa tadi, dan langsung mengupaskan jeruk tersebut, lalu menyuapi ke arah Gue. Katanya untuk menghilangkan rasa pahit dari obat yang baru saja Gue telen.
“kenapa gak bilang sih, kalau punya kebiasaan aneh ketika minum obat” gerutu Shakti lagi.
“udah deh, yang penting sekarang Kamu udah tahu kan?”
“Aku kira Cuma anak kecil aja lho, yang minum obatnya harus dihancurkan terlebih dahulu”
“Shakti,, Aku ini pun masih anak kecil. Lihat aja nih tubuh ku terlalu pendek” jelas Gue sambil sedikit kesal.
“hahahahaha” tawa Shakti pun menggelegar. “ I don’t care about your size baby. How tall you are and how weight you are, just leave it. I love you for who you are” ucap Shakti yang langsung memeluk Gue dengan hangat.
Gue pun tersenyum ketika berada didekapnya. Tangan Shakti terus mengusap lembut rambut Gue. Membuat senyum Gue tak berhenti mengambang di  wajah Gue. Shakti pun melepaskan pelukkanya lalu kemudian menggenggam kedua pipi Gue dan mendekatkannya ke arah bibir imutnya. Ya. Untuk kesekian kalinya, Shakti mengecup kening Gue lagi.
Mba Wati pun datang untuk membawakan minum kepada Tamu gue kali ini. Shakti pun mengucapkan terimakasih, begitu Mba Wati meletakkan gelas yang berisi minuman itu di atas meja. Gue pun melanjutkan untuk menyaksikan animasi Upin dan Ipin favorit Gue. Selama Gue menyaksikan Upin dan Ipin, Shakti tak henti-hentinhya bertanya mengenai kata-kata yang keluar dari animasi ini. Gue pun tak bosan untuk menjelaskannya. Bahkan, belum lama ia menyaksikan animasi ini, Shakti sudah menyukai karakter yang dibawakan Upin dan Ipin. Menurutnya ini adalah animasi terlucu yang pernah ia saksikan.
*** 
H-3 menuju hari dimana Shakti harus kembali ke India. Mengingat akan hal itu, membuat Gue gak bersemangat untuk pergi ke kampus. Gue gak bisa menebak, akan kah Gue bisa menahan kesedihan ketika mengantarnya saat di Bandara nanti.
Gue pun terus menelurusi lorong kampus untuk menuju kantin. Dan sampailah Gue di kantin yang lumayan ramai ini. Mata Gue kosong, tak ada satupun yang Gue pandang, meskipun mata Gue mengarah ke arah Tangga yang berada di sebrang Gue. Gue pun berniat untuk memastikan pada hari dimana Shakti harus pulang, Gue gak kebagian liputan. Gak perlu repot-repot ke ruangan Magazine Team, dengan secara kebetulan pemimpin redaksi Gue menghampiri Gue yang sedang duduk termenung di kantin kampus.
“Rasya, bengong aja nih” ucap Hafiz selaku pemimpin redaksi Gue.
“Eh Fiz…” jawab Gue sedikit kaget. “eh Fiz, hari Jumat besok Gue gak kena liputan kan?” tanya Gue memastikan.
“hmmm Gak ada kok. Itu tugas Hana buat liputan di hari Jumat untuk acara bazar kampus” jelas Hafiz. “emangnya kenapa?” lanjut Hafiz.
“gak papa kok. Cuma pengen tau aja” ucap Gue seraya meminum air mineral yang Gue beli sebelumnya. “btw, edisi selanjutnya kapan terbit?”
“ minggu depan inshaAllah, tinggal nunggu desain aja kok” jelasnya. Gue pun hanya menganggukan kepala. Lalu, Mata Gue melihat sosok Shakti yang berjalan di anak tangga dari atas menuju ke bawah, yaitu menuju kantin. Setelah Shakti berhasil menemukan Gue di kantin, Dia pun langsung menghampiri Gue.
“hey” sapa Shakti.
“hey” jawab Gue. “ohiya kenalin, ini senior Aku, Hafiz. Dia juga pemimpin redaksi di tim majalah kampus” lanjut Gue memperkenalkan Hafiz. “dan Fiz, ini Shakti….. cowo Gue” tambah Gue.
Mereka pun bersalaman, setelah selesai, Gue langsung berpamitan dengan Hafiz. Karena hari ini Shakti akan mengajak Gue untuk kerumah Tantenya. Gue dan Shakti pun langsung masuk ke dalam mobil. Shakti langsung mengendarai mobilnya dan meninggalkan kampus Gue.

Love at First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang